8

696 63 13
                                    

“kau harus bersikap biasa saja supaya lolos malam ini. Tuan Voldemort bisa saja sudah menguasai tubuh Tuan Tom, dan dia berpura-pura. Dia sangat ahli kalau berpura-pura, sama seperti yang dulu dilakukanya kepada keluarga angkatnya. Kau harus sangat waspada, dan bersandiwara. Jangan sampai Tuan Voldemort tahu bahwa kau sudah tahu semuanya. Rencana kita bisa gagal.”

Jantung Harry berdebar liar. Melarikan diri? Rasanya begitu menakutkan melarikan diri dari sosok mengerikan seperti Voldemort. Harry ketakutan. “Aku akan berusaha, Sirius.” Harry berusaha tampak tenang, “Terima kasih karena sudah melakukan ini semua untukku, aku tahu kau bertaruh nyawa di sini.”

Sirius tersenyum lembut, sebuah ekspresi yang akhirnya ditunjukkannya setelah sekian lama memasang wajah datar. “Kau tahu, aku menyesal karena kau harus kehilangan seluruh keluargamu. Dan aku sangat setia kepada Tuan Tom …. sungguh-sungguh mencintaimu. Beliau yang merencanakan ini semua untuk menyelamatkanmu, kalau beliau sudah tidak mampu menahan Tuan Voldemort lagi.”

Perkataan Sirius terasa menusuk hatinya, membuatnya terasa nyeri. Tom mencintainya dan Harry juga mencintai Tom. Semula hanya sesederhana itu, tetapi ternyata tidak. Tom, dia satu dengan Voldemort … dan merekalah yang bertanggung jawab atas kematian seluruh keluarganya. Bagaimana mungkin Harry bisa tetap mencintai Tom setelah ini? Tetapi Harry memang mencintai Tom, jauh di dalam hatinya dia menyadari bahwa Tom telah mencuri seluruh hatinya, dengan segala kelembutannya, sikap tegasnya, kasih sayangnya. Harry mencintai Tom, meskipun waktu itu dia tidak tahu bahwa Tom mempunyai alter ego bernama Voldemort yang begitu kejam.

***

Begitu Harry pergi, Sirius langsung menelepon Theo, dia sudah menyimpan nomor itu dari hasil penyelidikannya.

“Halo?”

“Ini Sirius.”

“Well, Sirius, uang yang ada di amplop ini banyak sekali …”

“Kau akan membutuhkannya nanti. Malam ini aku membutuhkanmu untuk bersembunyi di sudut dekat pagar rumah Tuan Tom. Aku akan menyelundupkan Harry keluar malam ini.”

“Malam ini?” Theo merenung, tidak menyangka mereka akan menjalankan rencana ini secepat itu. Dia belum menyiapkan segalanya. Tetapi mungkin dia bisa menaruh Harry di apartemennya dulu. Atau di hotel dan menyamarkannya.

“Keadaan menjadi gawat.” Sirius berbicara pelan dan waspada dengan keadaan sekelilingnya, “Aku harap kau siap di posisi. Tepat jam dua belas malam.”

“Oke. Aku akan siap.”

***

“Harry, kau ada di mana?” Tom mencari-cari Harry. Untunglah Harry sudah naik ke atas dan masuk ke kamarnya. Dengan gugup dia menghela napas panjang, lalu membuka pintu kamarnya.

Tom tampak sangat tampan berdiri di sana. Dengan sweater abu-abu dan celana gelap warna hitam. Lelaki itu sepertinya habis mandi karena rambutnya basah.

Tom tersenyum lembut ketika menyadari bahwa Harry sedang mengamati rambutnya yang basah, “Aku berenang tadi.” Gumamnya pelan, “Sebenarnya ingin mengajakmu, tetapi kau sepertinya ada di kamar sedang beristirahat. Aku tak mau mengganggumu.”

Ini Tom atau Voldemort yang sedang berpura-pura? Harry mengernyit. Bagaimanapun, sebelum dia bisa menentukan kepribadian siapa yang sedang menguasai tubuh Ini. Harry harus berhati-hati.

“Kenapa kau mengernyitkan keningmu?” Tom menyentuh lembut dahi Harry dan mengelusnya, “Kau sakit?”

Kesempatan. Harry langsung menyambarnya, “Iya ... aku sedikit pusing ...” Harry berdoa dalam hati semoga kebohongannya tidak terbaca, dia tidak pandai berbohong, dan dia tidak sedang pusing. Tetapi dengan berpura-pura pusing, setidaknya dia bisa mengamankan dirinya kalau-kalau Tom mengajaknya bercinta malam ini. Selain itu, malam ini dia harus berada di kamarnya sendiri. Karena Sirius akan merencanakan pelarian untuknya malam ini.

From The Darkest Side | Tomarry [ON GOING]Where stories live. Discover now