Teddy🧸
"Lagi dimana?"

Fokusnya kini tergantingan dengan pesan baru dari laki-laki yang sedang ada dalam benaknya.

"Dikantor mas"
"Kenapa?"

"Mas mau ajak makan malem"
"Mau ga?"

"Malem ini?"

"Iyaaa"

"Boleh mas"

"Share location ya"

"📍Ruby Photography Studio"
"Ini ya mas"

Jangan ditanya keadaan Abel saat ini. Tentu tak karuan. Segera mungkin ia menganti pakaian, merapikan rambut, dan berdandan tipis.


15 menit berselang, Abel berjalan menuju lobby dan sudah berdiri laki-laki yang baru ia kenal sembari menyederkan tubuhnya di salah satu sisi mobil.

"Maaf lama ya mas" ucap Abel menahan rasa salah tingkahnya karena melihat penampilan Teddy yang jauh lebih santai. Kaos hitam dipadukan dengan jeans hitam.

Hancur sudah benteng hati seorang Abel

"Gapapa, mas juga baru sampe" Teddy segera membuka pintu mobil untuk Abel dan melajukan mobilnya ke salah satu resto di kawasan Jakarta Selatan

Jangan tanya jantung milik Abel, sudah pasti sudah hampir copot karena ia diperlakukan bak tuan putri oleh laki-laki yang menjadi incaran satu Indonesia ini.

Setelah makan malam bersama, Teddy berinisiatif mengantarkan Abel menuju rumahnya. Layaknya orang pacaran, suasana di dalam mobil diisi dengan mereka yang saling bertukar cerita dan tertawa.

"Mas boleh ketemu orang tua kamu ga?"

"Malem ini mas?"
Jujur, Abel kaget bukan main. Bukannya menolak, tapi ini pertama kalinya ada laki-laki asing yang berani untuk bertemu orang tuanya.

"I...iyaa mas boleh" Abel hanya glagapan, entah apa yang ingin laki-laki ini sampaikan ke orang tuanya.



🧸🧸🧸🧸



Ruang tamu menjadi saksi bisu bahwa ada laki-laki yang ia bawa ke dalam rumah. Lebih tepatnya laki-laki itu yang menawarkan diri

"Dengan....." tanya sang Ayah

"Teddy Indra Wijaya, Pak" jawab Teddy dengan lembut

"Kamu ajudan Pak Prabowo ya? Aduh kamu itu yang viral itu ya" kali ini sang Bunda yang ikut bersuara

"Ada maksud apa datang kemari? langsung saja to the point" kembali sang Ayah mempertanyakan

"Saya ingin mengenal putri bapak dan ibu, jika berkenan saya meminta restu"

Tunggu, restu? entah melayang kemana lagi hati Abel ini.

"Kalo itu saya serahkan ke anaknya langsung. Gimana bel? Tanya sang Bunda

"Iya boleh"
Jangan tanya lagi, Abel udah pasti salah tingkah karena ditatap langsung oleh Teddy

"Tuh, udah ada jawabannya. Kalo saya sih yang penting putri kami senang karena dia anak tunggal kami"

"Kami titip anak kami ke Teddy ya" ucapan Ayah yang tadinya terkesan dingin kini menghangat

Setelah pertemuan dadakan tersebut selesai, kini giliran Abel sendiri yang di introgasi oleh kedua orang tuanya. Panjang lebar Abel menceritakan bagaimana ia dan Teddy bertemu

Puncaknya ketika ia menceritakan apa yang pernah terjadi dalam hidup sang mayor

"Bunda ga masalah kok, yang penting kamunya seneng, kamu bisa nerima mas Teddy apa adanya. Bisa mengerti pekerjaannya jikalau kalian lanjut ke pelaminan"

"Ayah juga ga masalah. Selagi laki-laki itu bertanggung jawab dan menerima Abel. Kalo Teddy memang jodoh kamu, dia berhasil jadi laki-laki pertama dan terakhir yang ayah temui, baik sebagai anak dan mantu nantinya"

Begitulah nasehat yang keluar dari orang tua Abel. Abel bersyukur diberikan orang tua yang pengertian dan tidak menuntut apapun.









POLAROIDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt