Pertemuan

20 13 5
                                    

Seorang lelaki berambut hitam legam itu sedang duduk di pasir putih pantai sembari ditemani minuman botol di pinggirnya serta motor kesayangan nya yang selalu dibawa kemana mana.

Sebastian Edgar. Lelaki berambut hitam pekat ini sedang merayakan hari ulang tahun nya yang kini genap 17 tahun . Kalau ditanya mengapa ia sendiri disaat momen ulang tahun nya kali ini, itu karena dia tidak terlalu menyukai dirayakan . Tepatnya sudah terbiasa sendiri.

Lelaki itu menghela nafas , ia sudah menghabiskan waktu 5 jam disini sendirian . Tampak banyak orang yang sudah pergi dari pantai, wajar saja kini sudah jam 6 sore dimana semua orang pasti pergi kerumah nya masing masing . Bass masih duduk disana ia melihat ke arah lautan yang sedang menampilkan sunset . Ia menutup mata nya sembari menikmati angin pantai yang kencang dengan cahaya sunset yang menerpa wajah nya .

Tiba tiba ia merasa seperti ada bayangan yang menghalangi wajah nya , Bass membuka mata nya pelan lalu melihat seorang lelaki berbaju putih dengan jens nya serta dengan wajah kebingungan melihat Bass.
Bass melihat lelaki itu ,karena ia merasa risih karena dilihat terus menerus akhirnya bertanya kepada lelaki itu .

"Kenapa ? Lo siapa ? " Ucap bas bertanya judes kepada lelaki itu. Lelaki itu hanya melihat nya dengan kebingungan. Karena jenuh diperhatikan terus menerus bas kembali membuka pembicaraan.

"Pengemis? Lo siapa sih?" Ucap Bass kini terlihat lebih sarkas. Pria itu melihat Bass dengan tatapan kesal ia menggerakkan satu tangan nya membuat sebuah kata kata .

Tunggu.. apakah itu bahasa isyarat?

Bas tampak binggung melihat nya , ia sama sekali tidak mengerti bahasa isyarat . Merasa tidak enak , ia berdiri dan membersihkan celananya dari pasir putih

"Sorry gua ga ngerti bahasa lu , gua balik dulu ya terimakasih" ucap bas memakai jaket nya lalu pergi dari tempat sana . Sementara lelaki itu menghela nafas melihat tubuh bas menjauh dari tempatnya . Tampa disadari di tangan kiri nya terlihat memegang sesuatu....

---------------

Kamar bernuansa hitam dengan poster poster rock and roll menghiasi kamar lelaki yang bernama Sebastian. Ia sedang merapihkan dasi sekolah nya meskipun nanti disekolah ia akan melepaskan nya lagi karena menurut nya sangat menyesakkan , ia memakai dasi dengan rapih seperti ini sengaja agar ibu nya tidak terlalu mengomeli nya di pagi pagi alhasil ia cosplay menjadi anak baik saat dirumah. Bas merupakan anak SMA kelas 10 dengan jurusan IPS .

Terlepas dari sikapnya yang memang agak lain ia memiliki banyak koneksi. itu karena sikapnya yang sangat akrab dan friendly membuat Bass banyak berteman di sekolahan nya .bahkan sampai kakak kelas nya pun mengenal Bass ditambah lelaki itu terkenal pintar yang membuat semakin harum namanya disekolah .

"Sebastian makan cepat!!" Ucap perempuan tua dari bawah memanggilnya , bas kemudian buru buru menghampiri dan makan sarapan nya . Dia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, kakak keduanya sudah berkuliah hingga jarang ada dirumah sementara ibu nya selalu sibuk bekerja untuk menafkahi keluarga nya . Jika ditanya kemana ayah nya , ayah nya telah lama meninggal saat Bass berusia yang masih dibilang dibawah umur .

Setelah selesai makan sarapan nya ia merangkul tas nya lalu pergi melesat dari rumah nya dengan motor serta helm full face miliknya .

"WOY BAS !" seorang lelaki agak sedikit pendek darinya merangkul pundak Bass dengan senyuman jahilnya diikuti 3 orang lagi dari belakang tersenyum dan mendatangi Bass yang berjalan di koridor itu .
Mereka adalah Bryn,Arga,Barra,serta chirstan.

Diantara banyaknya teman yang Bass miliki , mereka merupakan teman yang sangat dekat dengan Bass bahkan orang orang memanggil mereka adalah rantai tertinggi di sekolahan itu. Karena anggota mereka semua merupakan anak anak penting di sekolah .

Dimulai dari Bryn yang merupakan anak dari pemilik sekolah,Arga merupakan anak dari kepala dinas pendidikan,Barra murid populer dengan tingkat kekayaan nya yang fantastis serta chirstan lelaki pendiam yang merupakan wakil ketua OSIS  dengan segudang talenta di bidang non akademik. Mereka berlima di hormati disekolah ini karena memiliki keunggulan masing masing yang tidak dimiliki orang lain.

"Berat woi" ucap Bass sembari mengglepak kepala Barra yang bertengger di pundaknya itu. Barra hanya cengegesan sembari memegang kepalanya yang di geplak.

"Lu kemana Bass kemarin kaga masuk ? " Tanya salah satu temannya Arga .

"Ngapel ama injuk " ucap bas semena mena masih berjalan di koridor kelasnya diikuti temannya .

"Buset , fetish lu jelek amat" ucap Bryn membuat mereka semua tertawa kecil .

"Lu tau ga sih anjir si Barra kemarin bikin nasgor dirumah gua , buset manis bat anjing"

"Ya itu kan buat nambah estetikanya anjg! Gue lihat di chef chef gitu pake gula buat citarasa"

"Ya ga sesendok gula juga anjing , lu kesannya kek ngeracunin orang"

"YA GUA IKUTIN TUTOR BABI"

"LU NGOMONG AMA DINDING , AMA DINDING DILUDAHIN PASTI LU"

"JANCOK SINI LU"

ucap barra emosi lalu menjambak Arga dengan gaya estetika.

Menurut barra. Menurut mereka terlihat seperti gorila ngamuk . Hampir aja mereka ber tiga ingin berpura pura tidak saling kenal karena tingkah mereka berdua yang selalu ribut tiap saat . Pernah sekali mereka berdua ribut karena mempersalahkan monyong nya bibir ikan bahkan mereka berdebat sampai berjam-jam sampai akhirnya selesai karena login bermain ml.

Meskipun begitu , Bass sangat mensyukuri berteman dengan mereka. Terlepas dari pangkat mereka yang terlihat wah di orang lain, ia bersyukur karena teman teman nya bisa respect kepada orang lain dan tidak sombong dengan mempamerkan harta nya. Pernah waktu itu Christan memakai kaus oblong yang katanya dia beli seharga 15 ribu karena bahannya enak ia selalu pakai dirumah nya . Bahkan Bryn pernah membeli buku yang seharga tiga ribu di warung yang jauh di kompleks nya . Itu karena katanya lebih murah dan lebih praktis karena ia saat itu hanya butuh satu

Disaat mereka melihat damainya barra dan Arga bertengkar , badan Bass terlihat ada yang menabrak nya sehingga bas hampir tersungkur ia berdecak kesal dan melihat ke orang yang menyenggol badan nya . Lelaki itu terlihat membawa sebuah alat musik yang dibelakang punggung nya serta tas di tangan nya. Lelaki itu terkejut dan meminta maaf dengan menyatukan kedua tangan nya membentuk permintaan maaf.

Tunggu...lelaki itu tidak asing..pikir bas.

AH LELAKI DI PANTAI .

"Eh elu-" lelaki itu tampak sudah berlari seperti mengejar waktu menuju ruang kelas . Bas mengernyitkan dahinya nya baru kali ini selama ia sekolah baru melihat orang itu .

"Njir itu si bisu itu ya" ucap barra yang sudah cape meladeni teman nya dan membenarkan dasi nya karena dari tadi mereka main tarik tarik an dasi .

"Bisu?" Ucap Bass penasaran .

"Ituloh orang yang nabrak Lo tadi , berani bat ya" ucap barra .

"Dia sekelas sama kita tuh dia anak musik , biola kalau ga salah" ucap Christan.

"Owhh begitu" ucap bas tak terlalu dihiraukan .

"UDAH YO KITA MASUK KELAS CHINGU CHINGU" Ucap barra antusias karena Bell sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu...

Antara ada dan tiada.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang