Bali dan Keingintahuan Theo

2.1K 243 28
                                    

Hellooo~

Mohon baca pesan singkat dibawah ini yaa sayang-sayangku.

Pesanku cuma satu, jangan bawa-bawa dan sangkut pautkan cerita ini dengan real life para visual yaa. Ayo sama-sama kita jadi pembaca yang pintar dan bijak <3

Oh, iya! Jangan lupa untuk vote dan comment yang banyak di cerita ini. Okeey?? Kalau ada typo yang bertebaran, mohon dimaafkan.

Disclaimer!

Sebelum kalian mulai baca, chapter kali ini akan memuat sudut pandang penulis tentang Theo. Dan akan sedikit mengungkap 'pertanyaan' kalian tentang siapa itu Narendra.

Happy reading!

°
°
°
°

Bali dan perayaan hari jadi Partai Merdeka. Sebagai seorang ajudan pribadi dari salah satu tokoh besar, sudah pasti Theo harus mengikuti semua kegiatan atasannya.

Giat kerja, peresmian, pertemuan dengan antar tokoh-tokoh penting maupun kegiatan kampanye Pak Pradana.

Seperti hari ini, Theo harus ikut serta mengawal Pak Pradana dalam acara hari ulang tahun Partai Merdeka, Partai milik Pak Pradana.

"Theo, kamu nanti tidak usah jaga saya dalam jarak dekat, ya." Pinta Pak Pradana.

Mobil Alphard putih itu melenggang pergi menuju salah satu Hotel tempat di laksanakannya acara hari ini.

"Izin, Pak. Memang ada apa, ya?"

"Iya, supaya kamu dan yang lain tetap bisa nikmati acara nanti. Lagipula, saya nanti akan bersama petinggi-petinggi Partai Merdeka, juga."

Mau tidak mau, Theo mengikuti permintaan atasannya, "Siap, Pak."

Theo membuka buku catatan kecil ditangannya, menulis beberapa hal untuk nanti Pak Pradana sampaikan.

Sesampainya mobil di pelataran Hotel, Theo dengan cekatan turun terlebih dahulu agar bisa membukakan pintu untuk Pak Pradana.

Ditepuknya bahu tegap Theo oleh Pak Pradana, "Terima kasih." Ucap Pak Pradana.

"Sama-sama, Pak."

Theo dengan rekan-rekannya, seperti Resky dan Derry pun mengikuti langkah Pak Pradana, dengan Theo yang berada di paling depan, dan Resky serta Derry yang menjaga Pak Pradana dari sisi samping.

Di ballroom, ternyata penuh dengan para kader serta simpatisan Partai Merdeka yang turut serta hadir, memenuhi ruangan.

"Mayor Theo!" Panggil seorang perempuan pada Theo, yang tentu tak laki-laki itu tanggapi.

Theo berjalan, memastikan suasana aman terkendali baru ia mempersilahkan Pak Pradana untuk bisa orasi diatas panggung.

Saat Pak Pradana sedang menyampaikan pidatonya, Theo melipir menuju belakang panggung, menghampiri Derry yang sedang duduk.

Major Let Me Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang