Episode 6

159 31 12
                                    

Happy reading ❗

Setelah Anjasmara meninggalkan Kelana dan Violet di taman belakang. Ia tidak langsung menemui Bening sang anak. Anjasmara lebih memilih menenangkan diri di ruang kerjanya. Banyak hal yang ia pikirkan dan cukup mengganggu akhir-akhir ini.

Anjasmara, belum ada niatan untuk menjalani hubungan asmara dengan siapapun. Termasuk Violet. Anjasmara bukan lelaki remaja yang tidak menyadari jika Violet menaruh rasa suka terhadapnya. Meski begitu Anjasmara masih belum ingin membuka hatinya.

Tetapi melihat wajah sedih Violet barusan cukup membuat Anjasmara gelisah dan marah. Penolakan dan keinginan dari sang anak Bening juga membuat Anjasmara banyak merenung.

Anjasmara duduk di kursi kerja yang biasa ia duduki untuk bekerja. Memejamkan matanya dari penat yang ia rasakan. Pertemuan tiba-tiba dengan Violet membuat sebagian kehidupan Anjasmara banyak berubah. Banyak kekhawatiran yang Anjasmara rasakan.

Tidak terasa satu jam berlalu. Akhirnya Anjasmara memutuskan untuk naik ke lantai dua kamarnya. Berjalan perlahan menaiki tangga ke lantai dua. Anjasmara berniat membuka pintu kamarnya, lalu dari kamar sang anak Bi Asih keluar membawa nampan.

”Bening sudah tidur, Bi?” Tanya Anjasmara sebelum memasuki kamarnya.

”Belum pak, non Bening masih mengobrol sama ibu di kamar.”

”Oh, ya sudah.”

”Pak, saya minta maaf.” Anjasmara pun kembali mengurungkan niatnya untuk memasuki kamar.

”Minta maaf untuk apa?”

”Bibi pikir, Violet itu pacar bapak. Terus tadi sore ibu nanya siapa Violet sama bibi, bibi langsung jawab pacar bapak. Sekali lagi bibi minta maaf.”

”Iya tidak apa-apa, Bi.”

”Bibi lihat sebelum pulang Violet matanya sembab, pasti habis menangis. Bibi jadi merasa tidak enak.”

”Violet pulang sama siapa, Bi?”

”Di antar sama mbak Kelana. Motornya di anterin sama mang Ujang ke kos nya katanya sih.”

”Oh, ya sudah saya masuk dulu ya, Bi.”

”Iya pak, selamat berisitirahat.”

Anjasmara masuk ke dalam kamar, bersiap untuk mandi terlebih dahulu sebelum menemui sang anak. Sekarang ini Anjasmara dalam di lema, mengikuti keinginan sang anak tentu akan sangat tidak mungkin. Tetapi menolak pun, Anjasmara takut sang anak bersedih.

Air hangat menguyur badan Anjasmara. Membersihkan badan dengan sabun, dengan cepat Anjasmara menyelesaikan acara mandinya. Setelah selesai, lalu keluar dari kamar mandi. Anjasmara langsung memilih piyama tidur yang akan di gunakan olehnya.

Tok ! Tok ! Tok!

Anjasmara ketuk pintu kamar Bening tiga kali, lalu sahutan dari dalam terdengar. Anjasmara pun membuka kenop pintu kamar dan masuk.

”Daddy, sini bobo kita bertiga.”

Anjasmara naik ke atas ranjang, dengan Bening di tengah lalu Kirei di sebelah kanan ranjang. Bening langsung berbalik memeluk Anjasmara sangat erat.

”Bening, sayang Daddy sama Mommy. Bening mau kita bertiga kembali hidup bersama.” Anjasmara tidak mampu menjawab keinginan sang anak. Anjasmara ikut memeluk Bening dan mengelus rambut anaknya dengan sayang.

”Kita bicarakan ini nanti ya, sekarang Bening tidur dulu. Daddy sama Mommy kamu akan ikut tidur disini juga.”

”Janji?”

First Love Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz