01. HARI ITU

92 34 36
                                    

Ini tentang aku kamu dan waktu yang tak mungkin pernah bersatu.
.
.
.

Saat ini Kanaya tengah duduk menyendiri dirooftop, bukan karna ia tidak memiliki teman, dia ketempat itu hanya sekedar melamun atau menangkan pikiran, dan juga rooftop adalah tempat favoritnya.

Saat tengah asik melihat langit tiba-tiba ada sesuatu yang menganggu pemandangan yang ia lihat, Kanaya melihat seorang pria yang tengah berdiri sembari menatap langit dengan tatapan seolah ia ingin terbang ke atas sana. Sosoknya sangat indah entah karna cuaca dan suasana nya yang membuat ia tampak indah atau karna pembawaannya yang memang indah?
Entahlah, yang jelas dia terlihat seperti sebuah lukisan.

Kanaya melamun sembari melihat pemandangan bak lukisan itu, sehingga tanpa ia sadari bahwa bel masuk telah berbunyi. Lama, baru ia sadar begitu sadar Kanaya buru buru meninggalkan Rooftop itu.

Sesampainya dikelas Kanaya langsung duduk di bangkunya, iyap saat ini Kanaya masih kelas sebelas SMA.

"Nay! Lo kamana aja?" Tanya khawatir seorang laki-laki yang duduk di belakang Kanaya tidak lain adalah Ryan teman Kanaya dari SMP hingga sekarang.

Kanaya membalikkan badan dan melihat ke arahnya, "kalau gue bilang gue habis liat mahakarya Tuhan yang paling indah lo percaya ngga?" Tanya balik Kanaya sembari mengangkat sebelah alisnya,

Ryan terkekeh pelan, "Naya, naya, maha karya Tuhan yang paling indah itu udah jelas langit bukan?" Ucapnya.

Kanaya menarik senyumannya, "benar! Maha karya Tuhan yang paling indah itu langit, namun langit yang gue lihat hari ini beda banget," Ucap Kanaya sembari membayangkan pemandangan yang ia lihat tadi.

Ryan memasang muka bingung, "apanya yang beda? Bukannya tiap hari langit itu sama?" Tanya nya dengan penuh kebingungan,

"Tiap hari langit emang selalu terlihat sama, namun yang gue lihat hari ini benar-benar beda," Ucap Kanaya yang membuat Ryan semakin bingung,

Baru saja Ryan mau bertanya lagi tiba-tiba guru masuk, dan hal itu membuatnya tidak jadi bertanya dan memilih diam.

Pelajaran berlangsung lama hingga para siswa maupun siswi merasa bosan dan kelaparan, kini terlihat siswa-siswi itu berlarian menuju kantin untuk mengisi perutnya, dan Kanaya pun juga.

Kanaya dan Ryan buru buru ke kantin karna mereka tidak mau kalah rebutan risol mayones yang di jual ibu kantin,

"Nay! Cepetan nanti kita nggak dapet," Ucap Ryan sembari menarik tangan Kanaya,

"Sabar anjirr, jangan bandingin langkah gue sama lo," Ucap Kanaya emosi,

Setelah lumayan lelah berlari mereka berdua akhirnya sampai di kantin, Kanaya yang melihat begitu banyak orang berkerumun disana langsung kehilangan tenaga, dan menyerah untuk rebutan.

Ryan yang melihat Kanaya sudah sangat kecapean langsung menerobos kerumunan itu, dan usaha nya tidak sia-sia, ia mendapatkan risol mayo itu.

Kanaya yang melihat Ryan berjalan kearah nya dengan piring berisi setumpuk risol itu menarik senyuman nya,

"Nih, habisin," Ucap Ryan dengan nafas yang terengah-engah.

Kanaya terkekeh pelan, "Ryan emang the best lah pokonya, btw ini semuanya buat gue kan," Ucap Kanaya dengan nada penuh harap,

"Bagi dua lah, lagian lo juga nggak bisa ngabisin itu sendirian,"

Lagi lagi Kanaya terkekeh melihat tingkah temannya itu, dan iya mulai memakan risol hasil kerja keras temannya.

Setelah menghabiskan risol sepiring penuh tadi, Kanaya dan Ryan duduk sambil memegang perutnya yang seakan mau meledak saking kenyangnya,

Saat tengah duduk sembari memegang perutnya tidak sengaja mata Kanaya menangkap sosok yang sangat mirip dengan laki-laki yang ia lihat di rooftop tadi,

Lama Kanaya melihat punggung laki-laki itu karna laki-laki itu duduk membelakangi nya,

"Nay, nay, heyyy," Panggil Ryan dengan nada emosi,

"Apaan sih ngagetin aja," Ucap Kanaya kesal,

"Dari tadi gue panggil lo nggak nyaut anjirr," Balas Ryan

"Iya iya kenapa?" Tanya Kanaya masih kesal,

"Lo liatin apa sampai ngelamun gitu?"

"Ngga ada apa-apa, yuk ke kelas bentar lagi bel bunyi," Ucap Kanaya sembari berjalan meninggalkan Ryan.

Sesampainya di kelas tak henti-hentinya Kanaya masih memikirkan tentang seorang laki-laki yang punggungnya mirip dengan yang ia temui di Rooftop tadi pagi, bahkan saat guru sedang menjelaskan materi Kanaya tidak berfokus mendengarkan nya, yang ada di pikiran nya sekarang hanya laki-laki itu.

'Siapa dia? Kenapa aku baru melihatnya? Hah bodoh! Berani beraninya orang seperti itu mengganggu pikiranku," Umpat kecil Kanaya.

Bel telah berbunyi dan pajaran yang membosan itupun akhirnya selesai, kini seluruh siswa dan siswi SMA garuda tengah berbondong-bondong untuk pulang, dan tentunya Kanaya juga.

Saat tengah berjalan di Koridor menuju parkir lagi dan lagi mata Kania tidak sengaja menangkap sosok laki-laki yang membuatnya penasaran sejak pagi,

Namun lagi dan lagi Kanaya tidak bisa melihat wajah laki-laki itu karena ia menggunakan helm, tanpa sadar Kanaya Terus-terusan melihat laki-laki itu hingga menghentikan langkah nya.

Motor laki-laki itu keluar dari area sekolah, saat itu baru Kanaya tersadar dan melanjutkan langkah nya.

Sesampainya di rumah Kanaya langsung masuk ke kamarnya, dan membaringkan diri di atas kasur empuknya,

Selama aku hidup, aku mengakui bahwa di dunia ini tidak ada yang lebih indah dari langit, laut, dan senja namun kenapa hari ini langit terlihat sangat amat begitu indah hanya karna bayangan seorang laki-laki yang tidak ku ketahui wajah dan identitasnya?

******






Thanks udah baca, jangan lupa vote+komen ya ges ya😗💗

KITA DAN WAKTUWhere stories live. Discover now