Kecil-kecilan.

7 2 0
                                    

Character

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Character

Kaleena Dinastry & Faza Arkenanta.

Abu-abu menghiasi permukaan nabastala yang perlahan berubah redup, membuat rasa para insan semakin kusut. Setetes demi tetes air mengenai permukaan tanah yang awalnya kering, kini mereka berubah, menandakan bahwa hujan telah menjadi rinai.

Para insan berlalu mencari tempat berlindung, tidak terkecuali kedua insan yang sedang berlarian dengan tangan terpaut; tak ingin sejenak pun melepaskan seakan jika pautan itu lepas, keduanya akan melebur bak kertas yang dihancurkan.

"Za, di sana! Ada tempat duduk di sana." Netra indah-nya membentuk sabit, Kaleena berujar antusias pada Faza dengan tangan yang menunjuk sebuah tempat.

Dengan cepat Faza menarik tangan Kaleena dan berteduh di toko buku yang tutup, keduanya duduk di tempat duduk yang ada.

Faza menoleh sejenak, mengamati kulit putih bersih dan bibir merah muda merona yang sudah mulai memucat. Berganti, tatapannya turun pada tubuh Kaleena, ia mengulum bibir saat melihat melihat pakaian yang dikenakan Kaleena basah, ia memeluk tubuhnya sendiri; menggigil kedinginan. Lalu Faza melepaskan mantel yang ia pakai.

"Naa, maafin aku, ya? Harusnya ini jadi hari bahagia kita, malah rusak gini"

Faza berucap sembari memasangkan mantel-nya pada tubuh Bintara setelahnya Faza menunduk dan memejamkan mata kuat, menyesali hal yang terjadi, ia tidak menepati janjinya untuk membawa Kaleena jalan-jalan berkeliling meskipun menggunakan angkutan kota.

Kaleena mengalihkan pandangan yang awalnya menatap aliran air hujan jadi menatap Faza, ia tersenyum tipis saat melihat mantel Faza terlampir di tubuhnya.

"Kebiasaan ngomongnya sembarangan. Za, aku selalu bahagia, gak harus jalan-jalan, cukup di hari ini, esok dan seterusnya sama kamu, itu udah cukup banget. Berhenti bicara sembarangan kayak gitu ah."

Faza memeluk Kaleena erat, ia menumpu dagunya di bahu insan terkasih-Nya, menyamankan posisi yang seharusnya mereka lakukan di tempat nyaman, rumah mereka.

Kaleena yang mendapatkan perlakuan itu hatinya menghangat, seolah dinginnya angin yang diciptakan oleh dingin rinai hujan telah kalah oleh hangatnya pelukan insan terkasih-Nya.

Ikut memejamkan mata, ia balas peluk erat-erat tubuh besar kesukaannya, mencari kenyamanan paling aman yang selalu ia dapatkan dari pria-Nya.

"Za, aku tiba-tiba ngantuk"

Gumaman itu berhasil membuat Faza terkekeh dan melepaskan pelukannya, ia tangkup dan tatap lamat-lamat binar favoritnya, diciumnya kening itu dan diletakkan lah kepala kepala terkasih-Nya di pundaknya, ditepuk-tepuk pelan sembari bersenandung.

"Kamu tidur, aku nyanyiin lagu biar kamu cepat lelap, nanti aku bangunin kalau udah reda hujannya."

"Ok!"

"Naa, sementara kita mesra-mesranya kecil-kecilan dulu, ya, tunggu sampai semua mereda."

"Akan ku kenalkan penampilan hujan di tempat yang lain, pemandangan bagus di tempat yang jauh, bukan yang di dekat rumah saja."

Binar Kaleena masih terbuka, sembari menikmati tepukan insan terkasih-Nya, Kaleena menikmati juga suara merdu dan liriknya. Binarnya mengerjap, tiba-tiba bangkit dan menatap Faza dengan ekspresi polos.

"Ini lagu kesukaan kamu, ya? Kamu setiap malam waktu aku tidur selalu nyanyiin ini"

Faza tersentak, pasalnya ia sedang menepuk-nepuk dan memejamkan mata, mendalami apa yang ia lakukan.

Faza menatap Kaleena terkejut, "Kamu tahu?"

Kaleena mengangguk antusias, kembali ia sandarkan lagi kepalanya di pundak itu, "Aku selalu kebangun sama suara gitar kamu. Meski jauh suaranya, masih terdengar dan buat aku terjaga."

Faza tertegun, apakah ia mengganggu istirahat insan terkasih-Nya?

"Naa maaf. Aku ganggu waktu tidur kamu, ya? Maaf, lain kali aku gak bakalan lakuin itu l—"

"No! Aku suka dengernya, suara merdu kamu, petikan gitar yang kamu mainkan, dan .. lirik lagu yang ter-senandung. Aku paham sedikit tentang itu, kita bahagia, Za. Akan dan akan selalu bahagia, terima kasih karena udah sama aku sampai sekarang, ya?"

Tanpa sadar air mengalir di pipi keduanya, dengan terburu Faza memeluk tubuh insan terkasih-Nya erat-erat. Sangat erat.

"Selamat ulang tahun pernikahan yang ke-3 untuk kita."

"

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
ONE THINGOnde histórias criam vida. Descubra agora