Bab 02

464 77 13
                                    

Terlihat seorang pemuda yang terbaring di brankar rumah sakit, perlahan kelopak mata yang awalnya terpejam perlahan terbuka, hingga mata itu terbuka sempurna.

Pemuda itu mengerjab ngerjabkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke netra matanya. Setelah itu ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, rumah sakit?.

"Aku. Hidup?" Batin pemuda itu, tidak!, lebih tepatnya raga pemuda itu yang di isi oleh pria dewasa Axandra Leaves.

Perlahan Axandra bangun, ia memposisikan dirinya untuk duduk. Matanya menelisik sekeliling, ia masih belum menyadari kalau ia sekarang bertransmigrasi.

"Dimana Rio?" batin Axandra bertanya-tanya.

Namun sesaat kemudian, tiba-tiba kepalanya terasa sakit, seperti di hantam oleh benda besar.

"Sshh" desisnya meremat kepalanya yang di perban, untuk menyalurkan rasa sakitnya.

Berbagai ingatan asing masuk ke memorinya, berputar seperti sebuah film. Rasa sakit itu hanya berlaku beberapa menit, kemudian rasa sakit itu perlahan hilang.

Axandra menatap tangannya yang lebih kecil dari tangannya dulu, bahkan warna kulit yang ia tempati sekarang adalah putih dan mulus.

"Transmigrasi?, sial!" batin Axandra kesal, ia sangat kesal ketika mengetahui ia tidak mati, malah Bertransmigrasi ke tubuh Axandra Leaves Willson, si figuran bodoh itu.

Ia sudah mengetahui penyebab Axa asli masuk ke rumah sakit, bahkan sampai koma, ini adalah perbuatan keluarganya sendiri. Axa mendapat hukuman cambuk seratus kali, dan tidak boleh makan dan minum selama lima hari. Sungguh manusia gila.

Ceklek

Tiba-tiba pintu ruang rawat Axandra terbuka, memperlihatkan seorang pria yang berpakaian dokter, dan di sampingnya seorang suster.

Dokter dan suster itu terkejut ketika melihat Axandra yang sudah sadar, dengan cepat dokter itu mendekat kearah Axandra.

Sedangkan Axandra menatap datar pria itu. “Apa yang akan dokter gadungan ini lakukan?” batin Axandra menghina.

"Tuan muda, bagaimana keadaan anda sekarang?"

"Apakah ada keluhan?"

"Apakah di bagian kepala ini sakit?"

Pertanyaan bertubi-tubi di layangkan oleh dokter itu. Sedangkan Axandra yang mendengar pertanyaan itu mendengus. Apakah tidak bisa menanyakannya satu persatu?.

“Dasar dokter gila, siapa yang memperkerjakan dia” batin Axandra merasa jengkel.

"Apa—"

"Berbicara sekali lagi. Mati!" Ucap Axandra dingin dan penuh penekanan, ia menatap tajam dokter itu.

Mendengar hal itu dokter itu terdiam, entah kenapa tubuhnya terasa kaku untuk bergerak, sedangkan suster yang berdiri di belakang dokter itu hanya bisa menahan nafas.

Perlahan Axandra menyingkap selimut, dan turun dari brankar, ia mencabut paksa infus yang masih tertancap di punggung tangannya.

Membuat dokter dan suster itu membulatkan matanya terkejut. "Tuan mu—"

"Diam" desis Axandra dingin, membuat dokter itu tak jadi melanjutkan kata-katanya.

Setelah itu ia mengambil tas hitam yang berisi bajunya, yang berada di meja, yang tersedia di ruang rawatnya itu.

Ia mengambil satu set pakaian di dalamnya, lalu pergi memasuki kamar mandi untuk mengganti pakaian rumah sakitnya.

Sementara itu dokter dan suster tadi berjalan keluar dari ruangan Axandra, dokter itu menghubungi keluarga Willson, untuk mengatakan kalau tuan muda Axa akan pulang.

Axandra [On Going]Where stories live. Discover now