(34.) Malam yang Gila

Start from the beginning
                                    

Irish menggeleng, pelipisnya sudah dicucuri keringat tak berhenti semenjak ia bertemu pria di depannya kini, dan mengejarnya. Irish benar-benar seperti perempuan lemah yang tidak bisa apa-apa.

Siapa yang akan ia hubungi untuk meminta tolong? Tidak ada, semua orang benar-benar tidak akan menolongnya kali ini.

"Liam, please! Stop it!!" pekik Irish, ia terus berderai air mata. "Gue udah kasih semuanya ke lo waktu itu, tolong jangan ganggu hidup gue lagi, Liamm!!"

Semakin Irish berteriak keras, semakin gelak pula tertawa pria tersebut yang seakan puas mendengarnya.

"Waktu gue di penjara kemarin, kemana lo? Katanya lo mau jengukin dan setia sama gue? Nyatanya apa, hah?!"

"LO NINGGALIN GUEE, IRISHHH!!" tukasnya dengan nada yang jauh lebih tinggi.

William Argovio Sernandowakil ketua geng motor Walerus yang merupakan bagian musuh terbesar dari Wolviper. Liam juga merupakan mantan kekasih Vanda yang kini lebih memilih Galen dibandingkan dirinya.

Lalu Irish? Apa hubungan keduanya demikian?

Tiba-tiba Liam menodongkan sebuah pisau tepat di dekat dada Irish yang membuat gadis itu tambah memecahkan tangis. "Jadi ini balasan lo selama gue di penjara, Rish?" tanya Liam.

Liam berjongkok, mendekati wajah Irish. "Katanya lo nggak bisa hidup tanpa gue, katanya lo butuh gue terus dalam hidup lo, katanya lo akan selalu ketergantungan sama gue. Kenapa sekarang lo pergi, hm?"

Air mata Irish terus menetes, ia tak bisa apa-apa meskipun ada banyak bahan yang bisa ia lempar ke hadapan Liam, akan tetapi pisau belati yang sudah siap siaga di lehernya begitu menyeramkan yang bisa saja meregut nyawanya.

"Jawab dong sayang, jangan diem aja," tutur Liam mengusap pipi Irish, tentunya sang empu berusaha menghindar dari sentuhan yang membuatnya takut setengah mati.

"Kenapa? Kok takut?" Liam tertawa kecil. "Aku ini pacar kamu, masa kamu lupa, sih? Kapan kita ada kata putus?"

Mendengar kalimat itu, Irish dibuat semakin terisak kencang. Kalimat yang sudah lama ia sadari, namun berusaha ia tolak faktanya sekeras mungkin.

"Uh kasihan pacar aku nangis, jadi keinget waktu pertama kali aku pecahin keperawanan kamu, juga nangis kayak gini, ya?" Liam tertawa.

Todongan pisau belati pun diturunkan Liam, ia menatap intens Irish yang terlihat ketakutan akan tetapi juga pasrah. "Kenapa berhenti teriak, hm? Ayo teriak lagi, nggak akan ada yang denger."

"Lo jahat Liam..." lirih Irish. "Gue udah rusak sama lo! Apa lo masih tega giniin gue?"

Liam tersenyum, jemarinya berusaha membelai wajah Irish. "Tega? Siapa yang lebih tega? Gue padahal udah setia sama lo, sayang, lo yang ninggalin gue."

Air mata Irish semakin deras membasahi pipinya, Liam langsung berusaha mehapus linangan cairan bening itu, namun Irish benar-benar menolak keras untuk disentuh.

Liam langsung menarik rambut Irish dengan kasar. "Berani lo ninggalin gue, berani juga lo dapat hukuman dari gue!"

"Liamm.... Sakit....."

Tak berhenti disana, Liam yang geram berganti menangkup kedua pipi Irish dengan kasar. "Vanda udah ninggalin gue demi Galen, anak Wolviper. Dan lo... ninggalin gue juga demi Agaskar, hah?!"

Liam menatap nanar Irish di depannya. "Hebat lo, Rish. Bodohnya gue percaya sama lo yang nggak bakalan ninggalin gue, nyatanya apa?!"

Irish menggeleng pelan. "Gue udah nggak tahan sama lo, Liam, lo itu bohong! Lo nggak cinta sama gue, lo cuman jadiin gue bahan nafsu lo doang!"

AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]Where stories live. Discover now