🕊️ - ❝ t h i r t e e n ❞ ·˚ ༘

3.6K 506 25
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Sweet and Psycho"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Chirp! Chirp!........

Suara kicauan indah mengusik pendengarannya, dengan perlahan ia mulai kembali ke alam sadarnya. Aneh. Orang itu mengerutkan keningnya pelan. Merasakan ada sebuah berat di pundak kanannya.

Perlahan matanya terbuka, mengerjap untuk beberapa kali. Sebelum iris hijau layaknya hutan itu terbuka seutuhnya.

"Hmmm...?"

Pria itu menoleh ke sumber berat itu terasa, matanya seketika terbuka melebar sedikit. Sebuah kekehan lolos dari labiumnya.

"Duchess...." Panggilnya dengan pelan, namun sepertinya sang wanita masih nyaman di alam bawah sadarnya.


Tap......

Ia menepuk pelan pundaknya, mendapatkan reaksi erangan pelan dari sang Duchess.

"Duchess Irene, anda harus merubah posisi tidur anda. Jika seperti ini, leher anda akan sakit." Ujarnya dengan lembut.

"Eungghhh.... Yohan, lima menit lagi." Erang sang Duchess.

"Baiklah, tidak ada cara lain." Kekeh sang pria.

Dengan pelan dan hati-hati, Yohan mengangkat Irene dengan pelan. Irene hanya diam tanpa protes, kembali ke mimpi indahnya.

Suasana lorong kediaman masih sepi, sepertinya baru dirinya saja yang melewatinya. Agaknya para pelayan masih mempersiapkan diri mereka.

Kakinya berjalan ke arah jalur kamar dari sang majikan. Yohan sangat hafal selak-beluk semua tempat ini.


Kriettt......


Dengan pelan ia membuka pintu kamar Irene, dan memasukinya. Berjalan ke arah kasur yang berukuran besar itu. Yohan membaringkan Irene dengan lembut.

"Semoga mimpi anda indah, Duchess." Bisiknya memasangkan selimut untuk menutupi tubuhnya agar tidak keinginan.

Yohan kemudian pergi meninggalkan kamar megah itu, setelah memberikan sebuah sentuhan manis di pelipis sang wanita.

__________________ ׂׂૢ་༘࿐

Setelah menghabiskan waktu selama seminggu untuk menyelesaikan tugasnya yang menumpuk di ruang kerja, Irene dengan kelima orang terdekatnya sedang berkumpul di rumah kaca yang berada di lantai ketiga kediamannya.

Hal yang ingin Irene lakukan sejak hari pertama kembali ke Eirwen adalah-

"Benarkah? Ku kira anak pemusik itu menyukai salah satu nona bangsawan di situ." Kaget Irene menutup mulutnya.

"Tidak Nona! Awalnya kami mengira bahwa anak pemusik itu akan menikah dengan salah satu nona bangsawan!" Kata Junie menyilangkan tangannya.

"Ternyata anak pemusik itu telah menghabiskan satu malam bersama salah satu pelayan di sebuah kasino!" Kata Marrie menerangkan.

- bergosip.

Di wilayah kekuasaan Irene, Eirwen, daerahnya aman-aman saja tanpa ada skandal seperti pencurian, perselingkuhan, penggelapan, dan masih banyak lainnya.

𝗜𝗥𝗘𝗡𝗘 Where stories live. Discover now