- ❝ t w e n t y t w o ❞ ·˚ ༘

4.3K 457 82
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Date"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

[ WARNING : untuk yang belum membaca novel / yang menikmati cerita melalui manhwa dan sedang menunggu chapter terbaru update ]

❗Alur Chapter ini menggunakan alur dari novel dan di mix menggunakan alur buatan saya sendiri. Jadi untuk menghindari spoiler, mungkin chapter ini bisa diskip dahulu hingga chapter manhwa terbaru update❗

• Alangkah baiknya di skip dulu karena ada adegan yang bikin kesal + ada ekhem gitu buat yang sedang berpuasa •

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Ah. Halo, Tuan Duke, Lady." Sang Komandan dari Polisi itu memberikan hormat pada mereka.

"Saya sebelumnya ingin meminta maaf, karena kasus pencurian ini masih belum bisa dipecahkan." Pria berambut perak itu meminta maaf kepada Matthias, mengungkapkan kekecewaannya yang belum bisa memecahkan kasus pencurian yang terjadi.

Matthias hanya mengangguk, menerima ucapan pria itu. Saat ia ingin pergi ke suatu tempat, mereka berpapasan tepat di ruang utama.

"Tuan, mereka ingin meminta izin untuk memperpanjang investigasi dan mencari tersangka." Hessen membisikkan hal itu kepada Matthias.

Dan sekali lagi, Matthias hanya mengangguk. Menandakan bahwa pria itu tidak keberatan dengan penyelidikan terjadi di kediamannya.

"Tidak apa. Silahkan, lakukan semua yang kalian inginkan."

Wajah pria itu tenang layaknya air, suaranya yang lembut seperti suara unggas mengisi ruangan tersebut. Ciri khas dari Tuan Duke Herhardt yang memiliki pengaruh yang besar.

"Baik! Terimakasih, Tuan Duke."

Memberikan gerakan salut, mereka memencar ke seluruh penjuru kediaman. Melaksanakan tugas mereka yang sudah diberikan.

Kedua orang itu hendak melanjutkan langkah kaki mereka, sebelum Komandan Polisi memanggil mereka.

"Maaf atas kelancangan saya, namun apakah..... Tuan Duke dan Lady melihat seseorang dengan gerak-gerik yang mencurigakan?"

Pria itu bertanya, matanya menatap serius kepada mereka. Berharap dirinya akan mendapatkan petunjuk mengenai siapa pelaku di balik kasus ini.

"Maaf, Tuan. Sayangnya, kami tidak melihat sesuatu hal yang mencurigakan."

Irene menjawab dengan senyuman, memberikan gelengan pelan. Sang Komandan langsung menghela napas, merasa jawaban yang keluar bukan sesuai ekspektasinya.

"Baik, terimakasih atas waktunya sekali lagi. Lady, Tuan Duke." Pria itu menundukkan kepalanya sebelum pergi menyusul salah satu bawahannya.

Mereka berdua hanya melirik petugas itu sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke mobil Matthias.

"Sampai kapan kita akan diam?"

Iris ungu itu menatap tunangannya yang memfokuskan dirinya untuk menyetir dengan satu tangannya. Satu tangannya lagi pria itu letakkan di atas pahanya, mengusapnya dengan pelan.

𝗜𝗥𝗘𝗡𝗘 Where stories live. Discover now