- ❝ t w e n t y t h r e e ❞ ·˚ ༘

5.5K 478 85
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Couple and The Thief"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

[ WARNING : ‼️ Mature Area di awal ‼️ Ini gak tahu bagus atau tidak karena Author belum pernah nulis smut :()

Author jagonya bayangin adegan smut. Tapi gak Jaga ngetiknya.

❗️Bagi reader yang sedang berpuasa jika ingin membaca chapter ini alangkah baiknya baca sehabis tanda "○○○○○○○○○○○" atau bisa dibaca pas habis lebaran juga boleh :v. Lebih baik lagi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.







"N-nnhh...... pelan-pelan, Tuan Duke-!"

Irene menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Matthias, tangannya mencakar punggung kekarnya untuk melampiaskan rasa sakit yang ia rasakan ketika pria itu dengan tidak sabarnya menghentakkan pinggulnya.


Thrustt!!!



"Akhh!!!"

Sialan. Matthias menulikan permohonannya. Air mata menghiasi ujung matanya, merasakan tubuhnya seperti terbelah menjadi dua. Lagi.

Mereka baru pernah melakukannya sekali, wanita itu belum terbiasa dengan milik Matthias yang ukurannya yang kalian tahu bagaimana. Dan Matthias malah seenaknya bergerak tampa melihat kondisinya.

"Apakah masih sakit?" Matthias mencium ujung mata sang wanita, mencoba menenangkannya yang mana usahanya tidak berhasil.

"Sepertinya, kita harus sering-sering melakukannya supaya kau terbiasa dengan ini..... hah."

Matthias menggeram pelan ketika merasakan kenikmatan surga dunia, saat ia miliknya terasa seperti dihisap dengan kuat di bawah sana.

"Aahh!! Du-duke.... ini terlalu cepat!!!"

Desahan keluar dari bibir merah wanita itu, menggelengkan kepalanya dengan cepat, menandakan ia tidak bisa menangani gerakan Matthias yang cepat.

Kekehan kecil keluar dari mulut Matthias sebelum memutar posisi mereka di mana Irene yang semulanya di atas berpindah ke bawah.

Lalu tanpa basa-basi menghentakkan pinggulnya dengan kasar dan cepat. Membuat tubuh yang ada di bawahnya terhentak mengikuti irama gerakannya.

"Ahhh! Ha-ahhh-! Duke!!!"

"Irene, panggil namaku......" Dengan paksa Matthias menarik dagu sang wanita. Memaksanya untuk menatap ke arahnya.

"Ma....- akh! Matthias....!"

Bulu kuduk Matthias berdiri, sensasi merinding menyebar di tubuhnya. Seringai lebar terpatri di bibirnya. Melihat wanitanya hanya bisa pasrah di bawahnya membuat libidonya meningkat.

"Bagus. Malam baru saja dimulai. Persipakan tubuh dan suaramu. Karena, aku tidak akan berhenti sebelum matahari terbit."
















𝗜𝗥𝗘𝗡𝗘 Where stories live. Discover now