Bab 5. Lawan yang seimbang

285 76 6
                                    

Kerjaan aja aku sambung-sambungin, apalagi perasaanku ke kamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kerjaan aja aku sambung-sambungin, apalagi perasaanku ke kamu. _Naim

 _Naim

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sudah mencuci muka, dan terlihat jauh lebih segar, Geya kembali ke tempat duduknya, pada kursi plastik, yang terletak persis di samping Naim. Masih terlihat basah di area sekitar wajah, Naim cukup kaget ternyata penampilan Geya, sebelum dan sesudah mencuci muka, tidak ada bedanya. Ia pikir warna pipi yang memerah, serta bibir yang terlihat pink itu adalah hasil sulaman dari make up yang Geya gunakan. Ternyata dugaan Naim salah. Saat Geya sudah duduk di sebelahnya, Naim terlihat penasaran, bahkan sampai menoleh ke arah perempuan itu yang kini sibuk mengerutkan kening saat pandangan mereka beradu.

"Kenapa?"

"Akh, enggak!" geleng Naim cepat. Berulang kali Naim beristighfar saat nyatanya dia malah terpikat dengan wajah polos itu. Karena fakta yang Naim dapatkan, ternyata kulit wajah Geya memang semulus dan secantik itu.

Melihat Naim mengusap wajahnya berulang kali, Geya sengaja bergumam sambil menghidupkan laptopnya itu, dari kondisi sleep menjadi normal.

"Cuci muka kali kalau ngantuk," katanya membalas kalimat Naim sewaktu dilift tadi.

Namun yang tidak Geya ketahui, Naim mengusap wajahnya bukan karena laki-laki itu merasa ngantuk, melainkan karena dia sedang berusaha melawan napsu setannya itu. Padahal dalam Islam memandang lawan jenis yang bukan mahramnya adalah sebuah dosa. Seperti yang tertulis dalam surat An-Nur ayat 31, Jika perempuan itu adalah orang lain (bukan mahram), maka seseorang tidak boleh memandangnya–menurut Madzhab Hanafi–kecuali wajah dan telapak tangannya berdasarkan firman Allah 'Mereka tidak menampakkan perhiasannya kecuali apa yang tampak padanya.

Untuk itulah dari pada Naim menambah dosa-dosa kecil ini, yang sesungguhnya bisa ia hindari, Naim mencoba fokus menatap layar laptop yang menunjukkan sebuah sistem dimana ia tengah merangkainya.

"Bang Naim," panggil Juan, yang kebetulan posisi duduknya persis di samping Agung, pada baris kubikel di belakang Naim duduk.

"Hm. Kenapa, Ju?"

Coding CintaWhere stories live. Discover now