꒷꒦ 4. || Four ꒦꒷

16 1 0
                                        

.
.
.
.
.
.
"Ikhlas itu bohong. yg benar adalah terpaksa, lalu terbiasa."
.
.
.
.
.

-----
BoEl
-----

        Hali memerhatikan kembarannya sambil tersenyum tipis, tidak ada yg menyadari bahwa Hali tersenyum saking tipisnya. Hali lalu menyela sedikit pembicaraan saudaranya.

"Kalian." satu kata itu membuat ke-enam kembarannya mengalihkan perhatian pada Hali.

"Iya kak/bang?"

"Bagaimana kalau kita mampir dulu ke Cafe dekat sini?"

Usulan Hali membuat yg lain berpikir terlebih dahulu. Berbeda dengan Taufan dan Thorn yg memasang wajah lesu. Mereka tadi baru saja ingin pergi ke taman kota bermain sore sore begini.

"Alahh.. Padahal Thorn sama kak Ufan udah pengen banget ke taman kota.." keluh Thorn. Tapi langsung pundaknya di rangkul oleh Blaze, di susul Taufan yg juga di rangkul Solar.

"Alahh~.. Mampir dulu lah ya, Thorn? Jarang jarang kan kita bisa jalan jalan di luar. Lagian kita bisa main di taman kota lain kali bareng" ujar Blaze membujuk Thorn.

"Bener tuh, jarang jarang Kita jalan jalan di luar. Selalunya dirumah mulu,keluar cuman kalau penting atau main doang" ujar Solar menyetujui ucapan Blaze.

Taufan dan Thorn memandang sekilas satu sama lain, seolah berpikir yg sama.

'Betul juga.. Jarang jarang Hali ngajak jalan jalan keluar..' batin Taufan yg mulai memikirkan ucapan Blaze dan Solar. Begitu pun Thorn.

"Baiklah!" ucap Taufan dan Thorn bersamaan setelah memutuskan untuk lain kali saja ke taman kota nya.

Gempa hanya ber-sweetdrop melihat kelakuan mereka. Ice pun menatap datar keduanya, 'ada ada saja.' pikir nya. Sedangkan Hali memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan senyum nya.

Hali lalu menatap kembali kembarannya.
"Ayo, biasanya kalau sudah begini, biasanya tidak terlalu banyak pelanggan. Jadi kita bisa mampir sebentar dengan tenang di sana tanpa ribut."

Yg lain hanya menganggukkan kepalanya, dan mengikuti Hali.

-----
Andre
-----

Andre masih tetap di tempatnya. Duduk di kursi salah satu meja, sambil menangkup wajahnya dengan tangan kanan dan menatap keluar kaca bening itu yg menampilkan langit sore, dan beberapa kendaraan yg berlalu lalang.

Pelanggan di Cafe sudah tidak terlalu banyak. Paling, nanti malam lagi sebelum tutup akan banyak lagi yg datang. Tapi nanti dia akan ganti shif dengan yg pekerja malam cafe.

Di tengah-tengah ketenangannya, Andre mendengar lonceng pintu berbunyi hampir berkali-kali. Membuat Andre merasa seperti banyak pelanggan yg datang. Andre lalu menatap ke arah pintu, dan melihat kembar Tujuh yg tadi di temui nya di sekolah berada di Cafe itu.

Sedangkan BoEl melirik ke segala arah, mencoba mencari tempat duduk yg mungkin bisa mereka tempati bersama. Lalu mereka melihat, di dekat jendela terdapat Andre yg melambaikan tangan kepada mereka. Seolah menyuruh mereka mendekat padanya.

Mereka saling pandang, sebelum berjalan mendekati Andre. Meja di tempati oleh Andre cukup untuk tujuh orang, jadi mereka memilih untuk di situ saja. Andre berdiri dan mempersilahkan mereka duduk.

"Kalian semua mau pesan apa?" Tanya Andre, sambil memegang buku catatan nya yg entah dia dapat dari mana. /plak

BoEl menatap daftar di buku penuh dengan berbagai jenis pesanan. Mereka menatap satu sama lain, sebelum mengajukan pesanan mereka.

|| Stay With Me, Please..? ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang