"Jawaban yang benar tepuk tangan" seluruh teman sekelas Zila bertepuk tangan "kau memang murid yang pintar Zila padahal saya belum menjelaskannya" Pak Halex terkagum kepada Zila

"Astaga Zila lo bener-bener jenius, ngak salah gue pilih temen eh tau ngak jarang-jarang Pak Halex muji orang tau" pujian Marsel

"Hehehe soalnya aku pernah belajar sejarah waktu mau ikut lomba cerdas cermat di sekolah ku dulu, makanya ada beberapa yang inget" jawab Zila

Marsel dan Seluruh teman sekelas terkagum melihat Zila menjelaskan pertanyaan Pak Halex dengan sempurna

Begitupun Pak Halex ia terus memandangi Zila dan memberikan pertanyaan-pertanyaan lagi kepada Zila, sedangkan Zila yang berada disana merasa heran kepada Pak Halex kenapa pria tua itu masih bekerja walaupun usianya tidak menyanggupi lagi sebenarnya Pak Halex sudah sangat tua jika di bandingkan dengan guru-guru yang lain. Sangatlah berbeda, Wajahnya memiliki kerutan-kerutan yang melipat-lipat dan rambut putih menyeluruh di semua kepalanya hingga membuat pria itu terlihat sangat tua dan rentah. Banyak yang bilang bahwa Pak Halex seharusnya sudah pensiun karna sudah sangat tua tapi karna suatu alasan Pak Halex tidak ingin pensiun dahulu. Meskipun terlihat tua Pak Halex memiliki pandangan yang tajam dan tegas, karnanya ia terlihat menyeramkan. Dengan pandangan seperti itu semua orang pasti mengira Pak Halex adalah sosok guru yang menyeramkan dan mistrius.

***

"Ting Tong" Lonceng berbunyi mewajibkan seluruh murid SMA Mawar Ungu pulang sebelum jam 03:00 sore termasuk Zila dan lainnya.

Di kelas Pak Halex sedang menyiapkan barang-barangnya untuk keluar tapi sebelumnya, ia sudah memberikan tugas kepada Zila "Zila, setelah selesai kumpulkan dan bawa buku-buku tugas keruangan Bapak, tidak ada yang tidak mengumpul, ingat!" Pak Halex berkata tegas.
Lalu ia pergi

"Zila tunggu sebentar aku belom selesai,"
"gue juga tunggu ya dikit lagi" saut teman-temannya yang belum selesai

"iya aku tunggu" jawab Zila mengiyakan

Sambil menunggu teman-temannya Zila meminta Marsel untuk menemaninya keruang Pak Halex, tapi Marsel menolak dengan alasan yang tidak jelas.
"Marsel, temeni aku ke ruangan Pak Halex?" ajakan Zila kepada Marsel

"anuu gimana ya?" Marsel mencari alasan "eee maaf Zila, gue nggak bisa, soalnya kucing gue belum gue kasih makan, gue duluan ya takut dia mati " Marsel pergi begitu saja

Zila yang melihat Marsel pergi hanya bisa menarik nafas

Setelah teman-temannya selesai, Zila melihat jam dan ternyata sudah pukul 02:30 yang artinya setengah jam lagi waktu Zila untuk di sekolah, tanpa pikir Panjang Zila segera berlari mencari ruangan Pak Halex, dengan terburu-buru Zila melewati Lorong-lorong sekolah hingga membuatnya kebingungan sendiri.

"aduuh, ini kemana lagi ya?" Zila kebingungan

Zila sedang berlari di Lorong tiba-tiba
"braak"
Ia tidak sengaja menabrak seseorang, yang mana tabrakan itu membuat semua buku-bukunya jatuh

"aduuh, maaf aku ngak sengaja"

Zila melihat siswa yang menabraknya kemudian ia kaget tak percaya melihat orang yang menabraknya adalah sang pangeran pertama yaitu Agara Andro Prada anggota dari enam pangeran SMA Mawar Ungu.
Menyadari orang yang berada di depannya adalah pangeran sekolah Zila segera menundukan kepala, seraya mengambil buku-bukunya yang terjatuh.

CRYSTAL ROSE Where stories live. Discover now