02. mulai, diuji

42 5 0
                                    

"Pindah ke jakarta?" Daichi kaget saat mendapati perintah dari pusat dirinya harus pindah ke jakarta.
Tepatnya menjadi ajudan seorang jendral.

"Jika kau ingin naik pangkat, ambilah kesempatan ini lagi pula kau masih bujang." Daichi berpikir sejenak. Dia harus apa sekarang?

"Kontraknya pak?"

"Harusnya sih lima tahun, tapi kau bisa training dulu selama satu tahun." mata Daichi membulat kaget, apa katanya tadi?

"Sat...satu tahun pak?" oke harusnya Daichi tidak perlu kaget, hanya saja arhh ini membuatnya pusing!

"Ada apa Daichi, ohh pasti masalah tunangnmu ya?" Daichi diam, ya dia sedang memikirkan Sugawara.
Apa gadis itu mau menunggu lagi?
"Tenang saja nak, seorang gadis itu pasti mau jika calon suaminya sudah mapan dan naik pangkat."

Tidak, Sugawara itu berbeda. Daichi yakin Suga akan kecewa jika dia mengatakan hal ini.
Tapi? Daichi harus bagaimana sekarang.

"Bisa saya pindah dinas langsung di Palembang saja pak?" tanya Daichi, sungguh dia hanya ingin pulang untuk sekarang ini.

"Daichi, kesempatan tidak datang dua kali. Bahkan jendral itu sendiri yang memintamu karna dia melihat kejujuran dan kegigihanmu." Daichi kelu, ini gimana jadinya.
Apa dulu ayahnya juga sesulit ini buat pulang ke kota kelahiran?

"Saya diskusikan dulu pak."

"Kalau bisa, abis training kamu kontrak 5 tahun." saran atasan Daichi namun Daichi hanya diam saja.

Saat sampai di taman kantor Daichi mengeluarkan handpone nya. Entahlah, dia bingung harus mulai dari mana.
Orang tuanya, adeknya atau tunanganya.

Daichi menghela napas kasar, dia jarang bicara bersama Suga. Lalu apa lagi ini! Dia pusing banget rasanya.

Haruskah dia mengulur waktu lagi?

"Astagfirullah!" Daichi mengacak gemas rambutnya sendiri. Daichi menatap langit yang cerah diatasnya.
"Apa Suga bukan jodohku ya, apa dia mau menunggu lagi?" lirih Daichi lalu menutup matanya.

Semi Eita, gadis 24 tahun itu sedang bersiul ria memakai earphone sembari mengendarai mobil sport merah miliknya.

Tujuanya satu, ke butik untuk membuat gaun pernikahan nya dan Ushijima. Jangan tanya dimana sang calon menpelai pria, dia sedang sibuk dikantor menangani beberapa pekerjaan sebelum cuti untuk pernikahan.

Semi menghentikan mobilnya didepan sebuah butik kecil. Ini rekomendasi dari bunda dari Sugawara yaps bibiknya sendiri.
Tarita nama butik itu terpampang jelas, Semi segera turun dan jalan menuju butik itu.

"Assalamualaikum, permisi." Semi membuka pintu butik dengan mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam, silahkan masuk." Semi menyipitkan matanya kala melihat pemuda yang duduk manis di meja tamu atau kasir butik disana.

"Bang Sheii ngapain disini?" Pemuda dengan rambut biru es itu tertawa cangung memperhatikan sepupunya.

"Kerja lah, lupa kamu aku kerja disini?" pertanyaan dari Sheii membuat Semi semakin menyipitkan matanya.

"Permisi, mbak nya cari apa?" tak lama satu gadis dengan rambut pendek sebahu menghampiri Semi.

"Mbak Tarita kan?" Semi memastikan dan gadis itu menganguk.

"Nonis dia Sem, gak perlu kamu ngucapin salam." Sheii kembali bersuara. Semi menatap gadis itu yang sedang tersenyum membenarkan.

"Auu tapi kata tante Dew, mbak Tarita calon is.." sontak saja mulut Semi di bekap dengan buku oleh Sheii.

Ya HabibatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang