Violetta tak langsung menjawab. Dirinya sibuk menetralkan nafasnya yang masih memburu.

"Dikejar anjing dari Indomaret dekat Gramedia." Jelas Sonya, Dira mengangguk.

"Ck, ini semua salah Arkan! Kalo aja dia ingat bensin motornya belum diisi, pasti gue ga harus lari ngehindarin anjing gila itu." Gerutu Violetta, ia menggandeng tangan Dira dan Sonya.

"Let's goo, bentar lagi bel mau upacara." Tanpa menoleh sedikitpun kepada Elvano, Violetta menarik tangan kedua temannya itu.

Elvano sendiri tak perduli. Ia malah mengedarkan pandangannya. Hingga kini, netranya terpaku ke satu titik. Itu Alana.

~••~••~••~••~••~

Setelah selesai upacara, dilanjutkan pelajaran matematika yang menguras tenaga otak, Dira, Violetta, dan Sonya memutuskan untuk makan di kantin. Bel tanda istirahat pun sudah berbunyi beberapa menit lalu.

Setelah menemukan meja yang dirasa cocok, mereka langsung menduduki kursi di meja itu.

"Siapa pesan?" Tanya Violetta.

Setelah bertatapan beberapa detik, Sonya membuka suara. "Gue aja, kebetulan, itu ada Sekala." Tanpa menunggu respon temannya itu, dia berlari menuju stand bakso.

"Ck, padahal gue pengennya Batagor" Decak Violetta, Dira mengangguk menyetujui. Dia pun sangat ingin makan Batagor.

Terlihat di stand bakso Sonya bergelayut manja di lengan Sekala. Terlihat pula penolakan halus yang Sekala berikan. Seperti Sekala merasa risih.

"Menurut Lo, kenapa Sekala anti sama Sonya?" Tanya Violetta. Dira menoleh sekilas.

Sebelum menjawab, Dira mendengus kesal. "Lo aja selaku sepupunya ga tau, apalagi gue yang cuma temen dia doang."

Violetta mengangguk membenarkan. Violetta dan Sonya memang sepupu, tapi sepupu jauh. Mereka akrab saat SMP dulu.

"Itu yang gue bingung-in, Ra. Setau gue keluarga Sekala sama Sonya itu dekat banget dari kita SMP. Bahkan setau gue mereka hampir di jodohin. Beberapa bulan lalu, gue denger kalau Sekala batalin pertunangan sama Sonya." Jelas Violetta sambil sesekali menatap Sonya.

Dira pun tercengang ditempatnya. Apa apaan ini? Bukannya Sonya dan Sekala baru bertemu saat awal masa Mpls dulu. Tapi apa ini?

"Bukannya mereka baru kenal pas Mpls dulu, ya?" Tanya Dira penasaran.

Violetta menggeleng. Saat hendak menjelaskan, terdengar suara pecahan kaca dari arah Sonya. Mereka sontak mengalihkan tatapannya kearah sumber suara.

Disana, terlihat Alana yang memegangi lengannya. Dira menduga, kalau lengan Alana terkena Bakso yang dibawa Sonya. Dugaan itu diperkuat saat melihat noda di seragam putih Sonya. Sepertinya gadis itu juga kena.

"Lo apa-apaan sih?! Kalo jalan lihat-lihat dong!" Seru Sonya yang masih mengibaskan seragam depannya yang terkena kuah bakso.

Alana hanya diam dengan netra yang berkaca-kaca. Sepertinya sebentar lagi dia akan menangis.

Melihat Alana yang hanya diam saja, sontak membuat Emosi Sonya meletup-letup. Dengan tatapan menyalang, dia melayangkan tangannya kearah pipi Alana.

"Akhh-" Alana memegangi pipinya yang terasa kebas. Air matanya mengalir begitu saja.

"K-kamu yang nabrak aku" Isak Alana. Membuat siswa-siswi yang berada di kantin merasa iba, ada juga yang julid kepadanya.

"Bener tuh, ga mungkinkan kalo Alana yang nabrak"

"Mungkin juga, itu orang kan kalo jalan ga lihat kedepannya."

"Kasihan Alana, pasti sebentar lagi dia kena buli kak Sonya."

"Bener. Alana ga salah, yang salah itu kak Sonya!"

"Huss, jangan fitnah. Kita tadi ga lihat kejadian sesungguhnya." Bisik yang lain melerai.

Sonya tak peduli. Sementara Alana semakin menguatkan tangisannya. "K-kak, m-maaf.." Isak gadis itu.

Sonya mengangkat Alisnya. Kenapa jadi dia yang minta maaf? Bukannya tadi dia menuduh Sonya menabrak dia?

"Maksud Lo apa-"

"ALANA!"

Panggilan seseorang membuat perkataan Sonya tergantung. dia menoleh melihat Sekala yang berjalan kearahnya bersama Elvano. Tunggu, kenapa mereka bersama?

Sekala memeluk tubuh Kecil Alana. Sementara Elvano menatap tajam Sonya membuat gadis itu sedikit merasa terintimidasi.

Elvano melayangkan tamparannya. Sonya sendiri hanya pasrah menutup matanya saat merasa tangan Elvano sudah melayang kearah dirinya.

Plakk

Bunyi tamparan menggema di sunyinya kantin. Beberapa siswi membekap mulutnya terkejut.

Sonya membuka matanya perlahan. Dia tak merasa sakit di area pipinya. Perlahan dia menatap Dira yang menggantikan posisinya. Jadilah Dira yang terkena tamparan Elvano.

Dira sendiri merasakan pusing di kepalanya. Tamparan Elvano tidak main-main. Saat Elvano hendak melayangkan tamparan tadi, Dira baru sadar kalau ini adalah adegan yang sama seperti di novel. Tanpa sadar, tubuhnya bergerak sendiri menggantikan posisi Sonya.

"Anindira?!" Gumam Elvano pelan. Perlahan, dia menatap tangannya yang baru saja menampar Dira.

Dira sendiri sudah ambruk tak kuasa menahan pusing dan kebas di pipinya. Untung saja Sonya langsung menangkap tubuh Dira.

Seorang siswa yang sedari tadi menatap kejadian itu dengan cepat mengangkat tubuh Dira. Sedangkan Violetta menatap siswa itu aneh.

"Arkan?"

Bersambung.

Anindira's New WorldNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ