• 𝐊𝐞𝐛𝐨𝐛𝐨𝐥𝐚𝐧 [𝐅𝐢𝐧𝐚𝐥 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫] •

187 14 29
                                    

🍷💐🍷

Tiga tahun kemudian. 

“Ayo, pi” 

“Ayo ke mana?”

“Ke airport lah, apalagi?”

“Mau apa ke sana?”

"Papi, ih! Aku mau pulang ini, besok gadis kecil ku ada acara kelulusan tahu”

“Terus apa hubungannya dengan mu, ha?”

“Aku mau hadir di sana. Papi udah janji akan mengizinkan ku pulang pas acara gadis kecilku ya, pi”

Kakashi beranjak dari kasur Michio. “Bawel banget anak siapa sih?”

“Anak mami”

“Pantes”

“Pantes apa? Pantes kalau bawel karena aku anak mami? Iya? Ku aduin mami ya nanti” ancam Michio.

“Adukan saja, berarti fix kita engga pulang” balas Kakashi.

“Papi, ih! Papi ke sini kan di suruh mami jemput aku”

“Kau udah bertahun di sini masih tidak berubah ya, masih saja jadi anak mami”

“Biarin, wlee”

Kakashi mendengus sebal, “Kalau kau masih begini, jangan berani-beraninya kau mendekati anaknya Nanami”

“Lho? Padahal pulang nanti aku mau lamar gadis kecil ku, tau”

“Dih, berani emangnya? Bapaknya galak tuh”

“Papi mah, anaknya mau nikah bukannya di semangatin malah di takut-takutin”

“Lah? Yang nakut-nakutin siapa, Michi? Papi bilang Nanami galak dan kau tahu sendiri soal itu, terus apalagi?”

"I--”

“Dan lagi, siapa yang kau maksud mau nikah, ha?”

"Aku dan Akino, hehe”

“Pede banget”

"Jelas lah, umurku sudah dua puluh lima tahun, tunggu apa lagi?”

“Masalahnya yang mau kau nikahi itu masih delapan belas, Michi. Mikir sedikit lah”

“Ya sudah, lamaran saja dulu, nikahnya nanti-nanti”

“Gak dengar” balas Kakashi kemudian keluar dari kamarnya Michio.

FYI di Amsterdam itu Michio tinggalnya di apartemen ya guys ya.

Keesokan harinya.

“Cantik, ayo nak, kita keluar”

“Ayo, bund”

Kamu menuntun putrimu, Akino, menuju ke ruang tamu di mana sudah ada Nanami, tou-san dan Kei di sana yang menunggu.

My Sweet HomeWhere stories live. Discover now