• 𝐒𝐢𝐬𝐢 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐍𝐚𝐧𝐚𝐦𝐢 •

121 9 15
                                    

🍷💐🍷

Tok~Tok~

“Kei, boleh ayah minta tolong, nak?”

“Boleh, ayah. Bukakan pintu, kan?”

“Iya, tolong ya, nak”

“Okay, ayah” balas Kei kemudian berjalan ke arah pintu utama.

Ceklek~

Mata Kei membulat, “Kakekkk” pekik Kei kegirangan.

Nanami yang tengah di dapur membantu kamu pun terkekeh pelan, “Here we go again”

“Kino, sayang. Di depan ada kakek tuh, ayo sambut sayang” ajakmu namun ditahan oleh Nanami.

“Ayah minta tolong sekali lagi deh, sekarang sama princess, ikut Kei sambut kakek dong, sayang. Bunda biar bantuin ayah di sini. Jadi sarapannya cepat beres”

“Baiklah ayah”

Begitu Akino pergi, kamu menoleh ke arah Nanami. “Maksud kamu apa deh, mas?”

“Biarin aja, sayang”

“Ha?”

“Biarin. Biarin anak-anak menyambut tou-san. Kamu disini saja dengan mas”

“Tapi aku mau nyapa tou-san, mas”

"Nanti saja, sayang”

“Apa yang kamu rencakan, mas?” tanyamu menginterogasi Nanami. Yang ditanyain hanya terkekeh.

“Tidak ada kok, sudah. Ayo lanjut masak”

Kamu berdoa dalam hati, semoga saja Nanami tidak aneh-aneh.

Selesai menata makanan di atas meja, kini kamu dan Nanami menyusul anak-anak ke ruang tamu.

“Hai tou-san”

“Cerah sekali wajahmu, Ken. Apa yang kau rencakan?”

“Tega tou-san curiga pada anaknya sendiri? Ish ish ish”

Tou-san hanya menatap curiga pada anak tunggalnya itu, hahaha.

“[Name]-chan, kau apa kabar?”

“Baik, tou-san. Tou-san sendiri bagaimana kabarnya?”

“Tentu, aku baik-baik saja. Tapi, [Name]-chan, Kei menaiki punggungku. Sekarang punggungku rasanya mau retak” adu tou-san.

Kamu langsung menatap ke arah anak bungsu mu, “Kei...”

“Gomen, bunda”

“Bukan sama bunda minta maafnya, tapi sama kakek”

Si bungsu Kei beralih menatap sang kakek dengan mata yang berkaca-kaca. “Maafkan Kei, kakek”

Tou-san yang melihat cucu kecilnya ini hendak nangis, langsung memeluknya erat.

“Tidak, sayang. Tidak perlu minta maaf, justru kakek yang minta maaf, ya. Kamu sampai kena tegur gini. Kakek tidak marah padamu, kakek hanya terkejut dengan kamu yang tiba-tiba naik ke punggung kakek” jelas tou-san.

My Sweet HomeWhere stories live. Discover now