Labil? Nyesel? I Don't Know..

16.3K 737 16
                                    

Prilly mencoba membuka matanya walaupun terasa berat. Ia mengedarkan pandangannya di ruangan asing ini. Ia yakin saat ini ia sedang berada di rumah sakit tapi siapa yang membawanya kesini? Alikah? Tapi apa Ali sudi membawanya ke rumah sakit? ia tak yakin dengan kemungkinan itu. Ia pun mendengar pintu yang terbuka. Prilly menoleh ke arah pintu dan mendapati Mama Rieta dengan wajah cantiknya walaupun sudah di umur yang tak muda lagi. Prilly melihat kesedihan di mata mamanya namun ketika melihat Prilly sudah terbangun dari tidurnya matanya berbinar. Ia tersenyum lalu mendekati Prilly.

*****

Ali masih berkutat dengan pikirannya. Entah mengapa luka dihatinya menganga mendengar penjelasan mama Resi.

"kenapa gue nggak rela cerai sama prilly" ucap ali frustasi ia sungguh bingung dengan perasaannya yang labil. Dulu ia sangat ingin mengakhiri pernikahan ini tapi, ketika pernikahannya berada di ujung tanduk ia justru merasa kehilangan Istrinya.

Tiba-tiba...

"ali,mama pulang dulu"ucap mama resi hendak bangkit dari duduknya.

"Iya ma. Maafin Ali."ucap ali

"Mama harap kamu ngak akan nyesel udah nyia nyiain perempuan kaya Prilly. Karna penyesalan akan selalu ada di akhir Li."ucap mama resi dingin

"Mama pulang dulu Assalamualaikum"lanjutnya lalu berlalu dari hadapan Ali.

"Wallaikumsallam"ucap ali. Ia kembali terdiam, ucapan Mama Resi seperti kaset rusak yang terus berulang ulang ditelinganya. "Penyesalan akan  selalu ada di akhir Li." Lalu dengan gontai Ali masuk ke dalam kamarnya...

Dia melamun, bahkan ia sama sekali belum makan, pikirannya tertuju pada Prilly.

Entah kenapa ali tidak ingin makan sama sekali...

Sisi sudah beberapa kali menyuruh makan,tetapi tetap ditolak oleh ali

Knock knock knock..

"Bang ayo makan ntar abang sakit"ucap sisi

"Nggak si,abang gak laper."ucap ali

"Jadi abang nyesel? Gak ada gunanya bang nyesel. Mending abang makan dan yakinin mereka abang bisa berubah."ucap sisi

Tanpa menjawab ia pun memakan makanannya walau hanya beberapa suap. Ia lebih sering memainkan makanannya.

"Bang"panggil sisi

"Hm... "

"Abang makan sekarang trus kita ke rumah sakit."ucap sisi. Ali tak menjawab ia hanya kembali memikirkan apa ia harus ke rumah sakit dan bertemu istri yang telah disakitinya.

******

"Sayang, akhirnya kamu bangun"ucap mama rita senang. ia mendekati Prilly lalu mengelus pucak kepala anaknya itu.

"Ma Prilly kenapa?"tanya prilly dengan suara lemasnya.

"Kamu kurang makan sama kelelahan sayang jadi asam lambung kamu naik"jelas mama rita lembut..

"Siapa yang bawa aku kesini mah?"tanya prilly penasaran

"Ngak penting siapa yang bawa kamu kesini. Mending kamu istirahat aja dulu."ucap Mama Rieta lalu memperbaiki posisi selimut Prilly. Prilly mengerutkan keningnya bingung. Tapi ia tetap menuruti Mama Rieta. Ia pun mulai memejamkan matanya.

***

     Gigi tiba di jakarta malam ini. Ia cepat cepat kembali ke Jakarta karna mendengar kabar bahwa adik semata wayangnya tengah di rawat di rumah sakit. Raffi masih berada di Surabaya sampai lusa dan dengan terpaksa Gigi kembali ke Jakarta hanya di temani Merry, asisten Raffi. Sembuhkanlah adikku Ya Allah. Doa Gigi saat di perjalanan pulang.

Gigi segera menuju ke ruangan Prilly setelah mendapat informasi dari suster bahwa adik mungilnya itu sedang di rawat di ruangan Mawar yang berada di rumah sakit ini. Dengan di liputi rasa cemas ia membuka ruangan bercat putih itu.

"Ma gimana ily?"tanya Gigi saat ia melihat mamanya yang sedang berada di samping ranjang Prilly. Dan ia juga melihat Prilly yang sedang tertidur di ranjang perawatan dengan selang infus di tangannya.

 

"Ily Gi. ily."ucap mama Rieta terisak di pelukan Gigi. Gigi bingung dengan sikap mamanya. Iapun mengajak mamanya untuk duduk di sofa yang terletak di pojok ruangan.

"Ily kenapa ma?"tanya Gigi sambil terus mengelus lengan mamanya. Menyalurkan rasa tenangnya.

"Yaudah kalau mama ngak mau cerita sekarang. Gigi bisa ngerti. Sekarang mama tenang dulu ya."ucapnya lalu memeluk mama Rieta lebih erat. Ia yakin ada hal yang tidak beres disini. Tapi ia juga tidak ingin memaksa mama Rieta bercerita sekarang. Baginya ketenangan mama Rieta harus di utamakan.

Saat mama Rieta sudah mulai tenang ia mendekati ranjang perawatan Prilly dan memandang wajah pucat Prilly yang masih terlihat cantik. Ia mengelus kepala Prilly lalu mencium keningnya lama.

"Mbak Gigi udah disini dek. Kamu sembuh ya. Nanti kita belanja baju buat anak mbak Gigi. Mbak Gigi sayang kamu."bisiknya tepat di telinga Prilly lalu ia pun kembali mencium kening adik semata wayangnya.

***

SORRY agak telat publishnya.. pendek ya? Gak papalah yang penting next.. part ini nulisnya di bantuin sama si Admin kecayangan #AdminRina berhubung Min Rina kayaknya lagi badmodd aku yang publish ya... ayo guysss bikin Min Rina ngak badmood lagi yukk... thankss... tapi juga jangan lupain aku..  emottt syedihh.. :(

Salam Vas Happening..

Luph..♥ #ownerQatrunada

Realita CintaWhere stories live. Discover now