Suasana baru

14.1K 769 2
                                    

Saat ini Ali dan Prilly sedang dalam perjalanan pulang ke rumah pribadi Ali. Prilly akan menemani Gigi mulai besok, jadi malam ini ia akan menginap di rumah Ali. Di dalam mobil hanya terjadi keheningan. Tak ada yang memulai pembicaraan, Ali dan Prilly sibuk dengan pemikirannya sendiri. Entah apa yang mereka pikirkan. Tak terasa kini mobil Ali memasuki pelantaran rumahnya, dengan tidak sabaran Ali memarkirkan mobil mewahnya diantara barisan mobil mewah koleksinya yang terjejer rapi di garasi luas tang terdapat di rumah megahnya. Ali segera turun tanpa memedulikan Prilly. Ia berjalan masuk ke pintu utama yang berwarna putih itu. Dulu sewaktu kecil Prilly pernah membayang jika kelak ia mempunyai suami ia akan diperlakukan bak seorang putri oleh suaminya. Misalnya dengan membukakan pintu mobil dan sebagainya. Namun bayangan itu hanyalah angan angan Prilly yang tak akan pernah jadi nyata. Lihatlah sekarang bahkan suaminya tak memerdulikannya sama sekali. Ya Tuhan, apa salah Prilly?

***

Keadaan yang berbeda justru dialami oleh Gigi. Saat ini ia sedang bersantai di ruang keluarga sambil menonton TV. Gigi menyandarkan kepalanya pada bahu Raffi sementara tangan kanan Raffi mengelus kepala Gigi dengan lembut. "Yank gimana Prilly dia bisa nemenin  kamu kan?"tanya Raffi dengan pandangan yang tetap menuju acara televisi yang sedang tayang. "Bisa kok. Katanya Ali juga ngijinin. Jadi aman"jawab Gigi memamerkan gigi putihnya yang rapi. Raffi terkekeh, merasa gemas melihat Gigi yang seperti anak kecil saat ini. Ia mencubit hidung Gigi pelan. "Oh Yahudah.. aku bakal tenang ninggalin  kamu kalau ada adik kamu yang mungil itu."ucap Raffi. Gigi mencubit perut Raffi lalu bergumam, sedikit tak terima jika Raffi mengejek adik kesayangannya walau omongan Raffi itu benar, ia tetap tak terima jika adik yang sangat ia cintai itu dikatai oleh Raffi. "Iya deh iya. Tapi walaupun dia mungil tapi dia cantik, pinter masak, dan menggemaskan kaya kamu"ucap Raffi lalu mengedipkan sebelah matanya. "Gitu dong. Kalau kamu sayang aku kamu juga harus sayang keluarga aku termasuk Prilly"kata Gigi lalu mencium pipi Raffi singkat. Mereka menghabiskan malam itu dengan suasana yang hangat. Sungguh Gigi maupun Raffi tak ingin menyia nyiakan momen ini untuk bercengkrama agar bisa tenang saat Raffi harus pergi keluar kota untuk mengurus proyek terbarunya.

***

Prilly keluar dari mobil lalu mulai memasuki rumah yang didominasi warna hitam dan abu abu itu. Ia menatap sekeliling, ada banyak hiasan dinding di sini. Tapi yang menarik perhatiannya adalah foto masa kecil Ali yang menggemaskan. Ia hanya tersenyum, di foto itu Ali terlihat tersenyum memperlihatkan giginya. "Non Prilly"panggil seseorang. Prilly hampir loncat saking terkejutnya. Namun ia berusaha tenang dan menoleh kebelakang terlihat seorang wanita paruh baya dengan dasternya. Ia tersenyum menatap Prilly dan Prilly pun membalasnya. "Siang non. Saya bik inem. Pembantu di sini. Jadi kalau butuh apa apa silakan panggil saya"ucap wanita itu sopan. "Iya bik makasih. Saya cuma mau tanya kamar saya dimana ya?"tanya Prilly. Ia merasa asing di rumah suaminya sendiri. Ini adalah suasana baru bagi Prilly. Tinggal di rumah seorang lelaki yang bahkan tak peduli padanya.

Realita CintaWhere stories live. Discover now