Sedikit banyak, Regan cukup sadar bahwa Hanna mulai berubah. Kini gadis itu sering melawan, protes, dan menjawab kalimatnya.

Dulu, Hanna selalu diam dan menurut apalagi ketika ia ancam. Gadis itu juga tidak pernah menghindari ataupun berbuat neko-neko seperti pergi ke club.

Hanna, selalu hangat, lembut, dan perhatian padanya. Apa mungkin gadis itu mulai muak dengan sikapnya?

"Gue muak sama lo."

Bagai di sambar petir di siang bolong, hati Regan mencelos saat jawaban Hanna tepat sasaran dengan apa yang ia pikirkan.

Tidak ingin terlalu larut, ia segera pergi dari sana.

Hanna yang mendengar suara pintu tertutup mendongak, memastikan tunangannya benar-benar telah pergi.

Ia sebenarnya sudah mempersiapkan diri jika saja Regan akan membalasnya dengan sikap kasar atau kalimat yang menyakitkan.

Tapi, melihat reaksinya yang seperti itu. Sepertinya kalimatnya tak terlalu menyakitkan.

Gadis itu menghela nafas dan mulai mengecek isi paperbag yang tadi dibawa oleh Regan.

"Ya ampun, gue cari-cariin. Ternyata ketinggalan!" ucapnya senang ketika melihat ponsel dan juga dompet miliknya.

Dengan cepat ia meraih ponselnya dan menekan kunci layarnya. Mendapati layar itu tetap hitam, Hanna segera bangkit dan mencolokkan kabel charge untuk mengisi daya benda pipih itu.

••••

Regan mendudukkan tubuhnya di ranjang miliknya setelah melempar asal tasnya ke meja belajar. Cowok itu meraih ponselnya yang berada di saku baju seragamnya.

Bunda

| Kamu baik-baik aja kan
sama Hanna?

baik kok bun |

| Mama denger Hanna
gak masuk sekolah
| Bener?

iya bun |
hanna sakit |

| Periksain dong Kak
| Masa Hanna sakit ga dibawa
ke dokter
| Kamu calon suaminya loh
| Harus tanggung jawab

anaknya udah mendingan |
kok bun  

| Ya tetep aja Kak
| Bunda suruh Om Zaky
dateng ya

gak usah |
biar regan yg urus bun |
hanna aman sm regan |

| Yaudah kalo gitu...
| Baik-baik ya...
| Nanti malem Bunda ke sana

Regan melemparkan ponselnya sembari membuang nafas berat. Kesal sendiri ketika Bundanya menyebut nama Zaky.

Zaky adalah adik tiri dadi Bundanya. Ia masih cukup muda, umurnya 27 tahun dan sudah menjadi dokter.

Ia sangat tidak suka dengan laki-laki itu, karena pertama kali dia datang untuk mengobatinya ketika sudah serumah dengan Hanna. Laki-laki itu tidak lepas memandangi Hanna. Membuatnya yang sedang sakit harus menahan rasa kesal melihatnya

Regan menghela nafas berat, sebelum berdiri untuk mengganti pakaian. Ia berencana turun untuk menemui Bi Yanti.

Jika Hanna tidak ingin menjawab pertanyaannya, ia akan bertanya pada Bi Yanti. Apakah gadis itu sudah makan dan sudah enakan atau belum.

Hannaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें