🕊️ - ❝ s i x ❞ ·˚ ༘

4.2K 603 44
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"His Feeling"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah berbincang mengenai perbincangan mengenai pertunangannya dengan wanita itu, mereka menyetujuinya untuk melaksanakan pertunangannya 2 tahun setelah itu.

Dengan alasan dirinya ditugaskan untuk dikirim ke garis depan wilayah perbatasan. Setelah tugasnya selesai, maka baru mereka akan melaksanakan pertunangannya.

Semua yang ia lakukan hanyalah lakon yang Matthias hayati. Tanpa hasrat dan keinginan dari lubuk hatinya.

Dengan terlahir di keluarga yang berstatus tinggi dan sempurna, otomatis semua ada dalam genggamannya. Tidak pernah ia tidak bisa memiliki sesuatu.

Terlalu sempurna seperti sudah tertulis dan direncanakan dengan baik, hingga ia sangat jenuh akan kesempurnaan dari hidupnya itu.

Menjadi siswa yang sempurna, menjadi prajurit yang sempurna. Dan kini menjadi Duke yang sempurna.

Sempurna. Sangat muak ia dengan kata-kata itu.

Matthias berjalan ke dalam hutan, memilih untuk berjalan ke kediamannya. Menikmati alam yang ia rindukan selama kurun 2 tahun terakhir ini.

Matthias melepaskan topi perwiranya, membiarkan angin menyentuh surai hitam lembut miliknya. Memejamkan mata menikmati momen ini.

Suara musik alami yang terbuat dari gesekan ranting yang bergerak akibat hembusan angin, suara air yang menetes dari pepohonan, tak jarang suara musik dari aktivitas dari hewan-hewan di sana.

"Ahahahaha! Benarkah? Ku rasa nama itu memang cocok dengan Kyle!"

"Benar bukan, Lady? Dan apakah anda tahu? Kyle langsung merengut kesal!"

Suara dari suatu tempat mengambil alih pikirannya. Suara dari wanita yang Matthias sangat kenali, bercengkrama dengan orang lain.

Iris biru sejernih langit menaruh atensinya kepada dua orang yang berada di rumah kecil di tengah hutan, satu-satunya rumah milik petugas kebun mereka. Bill Remmer.

Terdapat seorang wanita duduk di sebuah pagar kayu dari rumah itu. Wanita itu terlihat tertawa bersama dengan seorang gadis, kalau tidak salah anak angkat dari Bill kalau Matthias tidak salah ingat.

Memiliki rambut pirang, maka tak heran jika banyak orang akan menduga mereka adalah kakak adik.

Matthias berhenti dari langkahnya dan mengamati mereka berdua dalam diam.

Irene von Delaney.

Wanita yang menarik perhatian dirinya sejak beberapa tahun lalu. Ingatan pertemuan mereka untuk pertama kali masih terekam jelas di memorinya.

Ia tidak tahu mengapa dirinya tertarik pada wanita itu. Sekilas, Irene dengan wanita bangsawan lainnya memiliki hal yang sama.

Namun hanya saja, ada hal yang Irene miliki membuatnya berbeda dari wanita lainnya.

Ekspresinya.

Jika wanita dan nona bangsawan lainnya menatap puja ke arahnya, maka Irene hanya menatapnya tidak tertarik.

Matthias tahu bahwa tatapan yang Irene berikan padanya itu selalu tatapan tidak nyaman dan benci. Ia tidak mengerti hal itu.

Tatapan bagaimana Irene menatapnya dengan yang lain itu berbeda. Wanita itu menatap dirinya seolah-olah dirinya menonton pertunjukkan.

𝗜𝗥𝗘𝗡𝗘 Where stories live. Discover now