🕊️ - ❝ f i v e ❞ ·˚ ༘

4.4K 602 37
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"After Many Years"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tak terasa, hari pun telah berganti. Irene telah tumbuh menjadi wanita bangsawan yang sempurna. Tuntutan sempurna untuk menjadi Duchess Delaney telah ia pertahankan demi nama baik keluarga.

Hubungannya dengan karakter sampingan pun semakin meningkat. Riette dengan Irene merupakan definisi saudara itu tidak harus sedarah.

Claudine dengan Irene menunjukkan bahwa sahabat itu tidak harus memiliki umur yang sama.

Hari-hari yang indah menurut Irene. Sangat indah, hanya saja seseorang menjadi pengganggu dalam kehidupannya.

Matthias von Herhardt.

Pemilik nama itu merupakan orang yang Irene tidak bisa jelaskan dengan kata-kata. Untuk seorang pria yang dijuluki sebagai blackflag dalam kamus sahabatnya, terkadang pria itu hanyalah terlihat sebagai manusia biasa.

Sejauh ini, Irene belum pernah melihat sisi gelap dan buruk dari Matthias. Entah mungkin karena ini belum memasuki cerita inti, ataupun hanya pada Layla ia menunjukkan sikapnya.

Omong-omong soal Layla, Irene sesekali bercengkrama dengan gadis itu. Mereka memiliki satu kesamaan, yaitu mencitai alam.

Terkadang saat Irene mengunjungi Arvis, mereka akan sesekali menghabiskan waktu di hutan untuk menggambar dan mencatat informasi mengenai segala makhluk hidup di Artis.

Irene terkekeh pelan, membayangkan semua kenangan indah yang hanya bisa dinikmati oleh jiwa yang beruntung sepertinya.

"rene-"

"Irene" Celetuk seseorang membuat lamunan Irene buyar.

Irene mengerjapkan matanya sekali lalu menatap Matthias. Mereka sedang berada di paviliun di taman Kediaman Herhardt.

Irene berhadapan dengan Claudine dan Riette, pantas saja Matthias yang memanggilnya. Irene mendengus dalam diam.

"Apa yang kau pikirkan? Dari tadi kau terlihat melamun." Tanya Claudine khawatir, walau wajah gadis itu sepertinya tidak menunjukkan kekhawatiran di wajah anggunnya.

"Aku hanya memikirkan sesuatu, bukan hal yang penting" Jawab Irene dengan tenang sembari menyesap tehnya.

Ia sangat menyukai teh melati, baunya yang menenangkan dan rasanya yang enak. Entah karena sering meminta untuk disajikan teh melati, semua pelayan di kediaman Herhardt selalu memberikan teh melati khusus untuk Irene.

"Hei, kau itu tidak seru sekali." Celetuk Riette dengan cemberut.

"Haaaa~ wajah cemberut itu sangat tidak cocok dengan wajahmu, Marquess Lindman~" Goda Irene membuat Riette semakin kesal.

Mereka hanya sekedar bercengkrama santai, menyambut Matthias yang telah diangkat menjadi perwira. Di umur 22 tahun itu.

Sepanjang berkumpul, hanya Riette, Irene, dan Claudine yang mendominasi percakapan. Sang Duke Herhardt hanya berbicara jika ia ingin menambahkan.

Oh iya, karena Irene yang dari dulu mencoba mendekatkan Claudine dengan Riette, mereka berdua sekarang terlihat dekat. Walau Claudine jarang membalas gestur Riette dan hanya diam dan berperilaku anggun.

𝗜𝗥𝗘𝗡𝗘 Where stories live. Discover now