CHAPTER 4

25 21 1
                                    

Karla duduk menghadap papan tulis, sesekali ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Siapa sih albian Darwisen?"batin gadis itu melambung lambung bolpen ditangannya.

"Kok gw ga kenal ya?".

"Kar keluar yuk!"ajak Fira memegang pergelangan tangan Karla.

"Yuk"ucap Karla dan menyudahi pikirannya tentang bian.

"Kar gw liat liat Lo lagi banyak masalah ya?"tanya Fira ditengah tengah perjalanan.

"Sebenarnya ga sih,tapi gw cuma penasaran sama albian Darwisen ketua OSIS baru kita itu?".

"Masak Lo ga kenal sih yang benar aja!"ucap Fira menghentikan langkahnya.

"Iya benar gw ga kenal Ra".

"Dia itu kan most wanted di sekolah kita, pokoknya ganteng banget deh"ucap Fira ceplas ceplos.

"Lo ada fotonya ga?"tanya karla.

"Ah gw lupa simpan fotonya!"ucap Fira.

"Ya udah ga papa!"ucap Karla terus jalan menuju kantin.

"Mau duduk dimana?"tanya Fira memperhatikan meja yang sudah penuh.

"Disana aja"tunjuk Karla ketika melihat meja kosong di ujung sana.

Saat sudah mendudukkan bokongnya di bangku tersebut tiba tiba saja bunyi bel yang sangat keras mengejutkan mereka.

"Itukan suara bel pulang"ucap fira.

Sontak seluruh siswa dan siswi pergi meninggalkan kantin dan menuju kelasnya masing masing.

"Iya ya mungkin guru guru lagi pada rapat!"ucap karla beranjak meninggalkan kantin dan menuju kelas.

Fira segera pulang dijemput orang tuanya, sebegitu pun dengan Karla bedanya gadis itu pulang sendiri dengan mobilnya.

Dalam perjalanan pulang,sayup sayup saja pandangan Karla tertuju pada kerumunan massa di samping trotoar.

"Apa yang terjadi?"batin Karla penasaran.

Tak tahan dengan rasa ingin tahunya, akhirnya Karla memutuskan untuk turun dan masuk dalam kerumunan orang-orang.

"Sepertinya itu Devan?"batin Karla memperhatikan cowok yang sudah tergeletak tak berdaya di samping jalan.

"Van Devan!"panggil Karla yang sekarang menjadi pusat perhatian orang orang di sana.

"adek kenal sama laki laki ini?"tanya ibu ibu di situ.

"Dia teman saya buk!"jawab Karla khawatir.

"Pak tolong bantu di angkat ke dalam mobil saya ya"ucap Karla beranjak membuka pintu mobilnya.

Karla dengan cepat melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

"Mbak tolong dibawa teman saya!"ucap Karla pada seorang perawat yang berlalu lalang di didepannya.

Beberapa tenaga medis datang dan membawa Devan ke ruang UGD.

Karla hanya bisa melihat kepergian Devan yang dibawa oleh para perawat.

"Mbak tunggu di sini dulu"ucap seorang perawat.

Karla mengangguk pelan.

Tit-tit-tit suara alat pendeteksi jantung memenuhi ruangan tersebut.

Karla terus mondar mandir, masalahnya ia tidak mengenal keluarga Devan mereka hanya sebatas teman di sekolah.

Seorang dokter keluar dari ruang Devan.

ALKARWhere stories live. Discover now