Ayolah, siapa yang tidak tergoda dengan badan swemoknya ini!!!.

Hanya Ayan, yang dapat menahan untuk tidak menjebol lempia sempit itu!!.

Maaf.

Olivia, gadis keturunan darah timur itu, mengangguk sekilas.

" Tau...", Ucapnya.

"Lo tau??? Kesalahan apa yang udah dibuat Aarav???".

Kembali Olivia menggeleng polos, " Enggak tuch..."

Heh, napa jadi kaya pick me!!!

"Gara-gara Aarav, tunangan gue mutusin gue, dia engak mau nikah sama gue, gara-gara liat Aarav dipertemuan bulan lalu..!!!", Serunya menggeram marah.

Oliv merotasikan bola matanya yang hitam legam keatas. Oke, julid mode on.

" Lah!!!, salah Dia dimana???, Ciwi lo aja yang gak bisa jaga pandangan!!!", Sentak Olivia membuat Adipati terdiam.

Dia terlihat mengeluarkan ponsel, dan menunjukkan foto, perempuan berhijab hitam dengan kulit putih, cantik.

"Dia, calon bini gue. Ngak mungkin kan dia yang mulai, kalau ngak Cowok lo yang duluan".

Olivia tertawa sarkas, dia tersenyum sinis
" Ahahaha, kita beda server Boss. Kalian muslim, kita Christen. Ngak mungkin Ayan berani suka sama cewek hijaban!!!.

Adipati sempat terdiam sebentar.

"Ohhh, yaudah si....". Emang bener-bener saraf Adipati ini.

"Gapapa, gue bisa seneng-seneng dulu sama badan lo...", dia tersenyum miring.

Heh!, padahal mukanya kek orang bener...

Adipati hendak menoel kedua payudara gemoy yang menyembul malu-malu diantara belahan baju piyamanya.

Olivia hanya bisa memejamkan matanya, entah apa gunanya menutup mata???.

Nyoyyy

Oke, Adipati sepertinya ketagihan, hingga beberapa kali menoleh sang jeruk bali, sebelum tangannya melangkah lebih lancang, untuk membuka kancing piyamanya.

" Lo macam-macam gue bunuh..!!!!", Ancam Olivia dengan nada gemetar. Entah menahan amarah, apa menahan desah, Liv.

Adipati tersenyum miring, "Walaupun cowok lo kesini, dia ngak bakalan bisa masuk. Karena gue udah bawa 50 orang untuk bunuh cowok lo...", ujarnya tertawa sarkas.

Brak..

" Lo pikir gue bakalan mati, Adipati...???", suara keras itu terdengar setelah dobrakan pintu.

Aarav Arsenio, bujang tampan yang hobinya nyusu itu, datang menyelamatkan Cinderella nya.

Olivia tersenyum lega. Ayan terlihat membawa senapan, wajahnya terlihat memar-memar walaupun tidak parah, tapi tetap saja itu terlihat sakit.

Tapi tenang, Ayan tetap tampan kok.

Dengan kemeja hitam, yang tangannya digulung sampai siku, celana bahan hitam, dengan sepatu pantofel yang mengkilat.

Rambut yang biasanya tertata rapi, kini terlihat lebih berantakan, meninggalkan kesan Errrrrr, seksi.

"Sialan, berani-beraninya lo sentuh gadis gue...!!!!", Rahang Ayan mengetat, melihat bagaiman kondisi Olivia, yang dua kancing teratas piyamanya terbuka.

Adipati tertawa sarkas, " Dia???, masih gadis???", tawanya masih berlanjut, membuat Ayan bingung.

Lupa minum obat kayanya, Adipati ini.

Setelah tertawanya selesai, Adipati bersiul, "lihat aja bodynya udah kayak Janda anak satu...", Ujarnya kurang ajar.

Emangnya kenapa kalo body swemok???, kenapa cuman janda yang boleh swemok???.

Olivia jadi kesal sendiri.

Discipline
...
.
.
.
Segini, oke..???
Aku ngak bisa ngabulin buat double up😭
Typo tandain.
Kesalahan informasi harap dimengerti.

Bye-bye
See you next part.


Discipline Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα