5.INGATAN YANG MENYEDIHKAN

Start from the beginning
                                    

"Kamu ga sendirian Rendi ada Ayllen, ada Bagas, dan juga paman!"Teriak Ayllen berlari menghampiri Renzi yang masih menangis tersedu di sofa dengan paman yang selalu mengusap punggung Renzi.

"Astaga Ayllen" Bagas menyusul Ayllen yang sudah berada di hadapan Renzi.

Renzi menatap Ayllen dingin dia sedikit terkejut dengan teriakan gadis ini. Renzi tidak suka dengan Ayllen selalu mengikutinya kemana pun Renzi pergi Renzi risih dengan gadis ini.

"Kamu ngapain ada di rumah paman?, Ga sopan Teriak-teriak"geram Renzi.

"Maaf, aku ke sini kerena Bagas yang ngajak, aku tau kok kalo kamu lagi sedih makanya aku datang untuk temanin kamu"

"Ga perlu, pulang sana!"usir Renzi yang membuat Ayllen terkejut.

Ayllen pergi berlari meninggalkan ruang keluarga air mata Ayllen menetas begitu saja, "Kamu jahat ren"Gumam Ayllen.

Sepuluh tahun kemudian.

"Aku suka sama kamu ren makanya aku lakuin ini semua"

"Lo ga perlu ngelakuin ini, gue ga suka sama Lo, dan dari kita kecil sampai kita remaja pun ga pernah suka!, Gua mau Lo menghilang dari hidup gue Ayllen, gue mau Lo mati aja!"

Deg!

Perasaan Ayllen begitu terluka mendengar itu dari sahabat ah tidak dia buka siapa-siapa bagi Renzi. Apa kah salah bila dia hanya membuat kan Renzi bekal dan sedikit memberi pelajaran buat gadis yang berani mendekati Renzi.

"Kalo itu bakal buat kamu senang, okey aku lakuin"sungut Ayllen tidak main-main mengeluarkan pisau lipat dari kantong Hoodie nya dan.

Sret!

Pisau lipat itu berhasil memutuskan urat nadi Ayllen yang membuat gadis itu langsung terkapar jatuh. Renzi membeku di tempatnya.

"AAARRGGH!!!"

Renzi terbangun dari mimpi buruknya lebih tepatnya ingatan masa lalu nya yang selalu menghatui Renzi di setiap terbangun dari mabuknya. Renzi menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Gue ga nyangka Lo bisa senekat itu Ay"

"Setelah kejadian itu gue bener-benar ngerasa kehilangan Ay, mulut gue emang jahat banget ya"

Tok, tok, tok.

"Renzi, kamu gapapa?" Hayllen mengetuk pintu kamar Renzi kala dia mendengar teriakkan Renzi.

Tadinya Hayllen ingin pergi ke dapur untuk membuat sarapan tapi saat dia melewati kamar Renzi tiba-tiba dia mendengar Renzi berteriak yang membuat Hayllen khawatir dan langsung mengetok pintu kamar.

Renzi turun dari kasur nya mengambil jaket kebanggaannya yang bertulisan Black Ruby tidak lupa juga Renzi mengambil kunci si kuda besinya.

Saat sampai di ambang pintu kamar Renzi membukanya menampilkan Hayllen yang mengenakan Dress putih yang tampak lusuh yang sedang menatap Renzi dengan raut khawatir.

"Gue gapapa, oh yah gue harap Lo lupa sama ke jadian tadi malam, maaf juga kalo gue ngerepotin"ucap Renzi yang langsung berjalan pergi.

"Renzi, kamu mau pergi. Kamu ga sarapan dulu biar aku masakin" pinta Hayllen yang menghentikan langkah Renzi.

"Ga gue makan di luar"

Hayllen menghela nafas pelan.

Melangkah pergi menuju dapur untuk membuat sarapan pagi untuk dirinya sendiri.

Hayllen sibuk berkutat dengan peralatan dapur untuk membuat nasi goreng karena hanya nasi goreng lah yang bisa Hayllen masak.

Selesai dengan sarapan Hayllen menyuci piring kotor dan kemudian mengambil sebuah sapu menyapu debu yang ada di lantai.

Tok, tok, tok.

"Paket"

Hayllen bergegas membuka pintu melihat Kurir paket datang dengan banyak kotak dan juga tatobag.

"Tanda tangan di sini mbak" Ucap sang Kurir menyodong pulpen dan juga buku.

Hayllen mengambil dan juga menandatangani.

"Maaf mas ini paket apa ya kok banyak banget, apa ini semua udah di bayar?" Tanya Hayllen ragu-ragu ia takut bahwa paket itu belum di bayar karena dia memang tak memiliki uang sepeser pun apa lagi paket yang di kirim ini begitu banyak.

"Paket nya udah di bayar mbak sama mas Renzi Adibaskara paket pakaian ini katanya untuk nona Ayllen,"

"Izin ya mbak antar barang-barang nya kedalam" Hayllen mengangguk.

Hayllen mengkerut kening nya Ayllen mungkin Renzi salah menyebutkan nama tadi, Hayllen melupakan hal nama itu kerena tersulut rasa senang dalam hati Hayllen akan perhatian dari Renzi tapi ini terlalu berlebihan baginya karena paket yang Renzi pesan tidak hanya baju tetapi juga tas, sepatu, dan juga skincare mahal.

Hayllen mengkerut kening nya Ayllen mungkin Renzi salah menyebutkan nama tadi, Hayllen melupakan hal nama itu kerena tersulut rasa senang dalam hati Hayllen akan perhatian dari Renzi tapi ini terlalu berlebihan baginya karena paket yang Renzi pesa...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
HAYALAN S2Where stories live. Discover now