Happy Birthday, Alit

292 73 12
                                    

Yayan mematikan keran pancuran shower setelah berlama-lama berdiri di bawah shower. Entah sudah berapa lama dia membiarkan tubuhnya dibanjiri kucuran air dingin. Namun yang jelas, badannya mulai menggigil.

Lantas, lelaki itu keluar dari bilik shower.

Ini gara-gara Pak Dom, batin Yayan dongkol.

Pria buncit itu benar-benar mimpi buruk bagi segala makhluk di muka bumi! Gara-gara tingkah pria itu, Yayan jadi mandi seperti orang gila malam-malam. Dia seperti perlu melakukan ritual mandi kembang.

Tubuh Yayan bergidik. Atau mungkin dia beneran perlu mandi kembang? Entahlah. Namun demi ketenangan jiwanya sementara, Yayan sampai menggosok tubuh keras-keras dan bolak-balik sabunan.

Kelakuan Pak Dom membuatnya geli sekaligus jijik!

Demi Tuhan, pria itu benar-benar menjijikan meski dalam keadaan mabuk sekalipun!

Seusai mengeringkan badan dan memakai setelan pakaian santai kaus dan celana pendek kargo, Yayan keluar sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Matanya kemudian mendapati Alit yang bersila di sisi kasur sambil memegang tablet.

Gestur perempuan itu seakan di kamar sendiri. Tampak nyaman duduk di tengah-tengah kasur Yayan meski masih dalam balutan pakaian kerjanya. Rambut panjang Alit dicepol asal dengan anak-anak rambut berjuntai.

Pemandangan tersebut refleks bikin jantung Yayan tiba-tiba berdetak lebih cepat dari biasanya.

Yet, she helped him a lot.

Begitu tahu Yayan menjadi korban grepe-grepe Pak Dom yang mabuk, Alit langsung inisiatif membantu. Sayang, menurut Yayan, tak ada bantuan yang tepat selain buru-buru membasuh sekujur tubuh. Alias, dia kudu mandi.

Setelahnya, barulah Alit bergegas pamitan dengan orang-orang Hanambra lain di restoran sekalian ambil helm. Tanpa disangka Yayan, perempuan itu nekat memacu motor sport-nya untuk membelah kemacetan tak perlu di beberapa jalan agar mobil Yayan bisa melesat tanpa kendala berarti hingga ke kosan.

"Kerjanya besok lagi." Tanpa permisi, Yayan lantas meraih tablet dari tangan Alit. Sudut bibirnya tertarik sedikit. "Lo nggak bakal dibayar lembur kalau gini."

"Siapa bilang gue kerja?" respons Alit mengulurkan tangan, hendak mengambil kembali tablet dari tangan Yayan.

Otomatis Yayan menjauhkan tablet itu dari jangkauan Alit. "Oh ya? Terus, ngapain?"

"Ck, gue lagi baca ebook!"

"Tentang apa ebook-nya?"

"Meditations."

Alis Yayan langsung terangkat sebelah. "Marcus Aurelius*?" tanyanya, memastikan.

Meditations karya Marcus Aurelius memang salah satu buku non-fiksi populer yang berfokus pada pengembangan diri. Konon, sudah banyak versi terjemahannya. Meski karyanya sudah ditulis ribuan tahun, tapi isi bukunya bisa dikatakan masih relevan dengan kehidupan sekarang.

Yayan pernah mengunduhnya di iPad juga karena rekomendasi orang-orang. Tetapi baru beberapa halaman baca, dia sudah ketiduran. Entah karena tersugesti lantaran topiknya seputar mindfulness hingga otaknya jadi lebih tenang dan relaks, atau memang dia payah untuk urusan bacaan semacam ini, makanya bosan sendiri dan ketiduran. Alhasil, Yayan belum melanjutkan bacaannya.

"Iya. Kenapa? Lo ngarep gue baca apa? Enny Arrow?" dengus Alit seraya kembali mengulurkan tangan.

Iseng, Yayan malah menjauhkan jangkauan tablet itu dari tangan perempuan itu.

The Teasing GameWo Geschichten leben. Entdecke jetzt