pemburu puncak

58 13 0
                                    

Satu bulan telah berlalu di guild lengan bayangan orang orang berkumpul di sebuah papan terdapat banyak nama dan sketsa wajah dari para kriminal berbahaya, beberapa mengambil salinan sketsa beberapa langsung pergi denan ingatan wajah targetnya di kepala mereka. Lasvos menunggu seseorang Xav melihat ini setelah mengambil beberapa kertas buronan.

 "hey nak... Mau ikut aku ? Sekalian cari pengalaman" Lasvos menggelengkan kepalanya "aku menunggu seseorang" Xav sekarang terlihat bingung siapa yang ia tunggu, pintu bar terbuka dan lily masuk, orang orang langsung memalingkan wajahnya tidak ingin membuat kontak, ruangan yang awalnya ramai menjadi sepi seakan semua orang berubah menjadi batu.

Lily lalu mendekat ke arah Lasvos, "hey... Ayo kita mulai latihan prakteknya" Lasvos mengangguk mereka berdua melihat ke arah dinding berisi sketsa wajah buronan, itu ada banyak namun lily mengambil secara acak "baiklah kita dapat mangsa kita... Ayo pergi"

Mereka pergi dari kota, penjaga gerbang membiarkan mereka keluar masuk tanpa membayar, "kita akan pergi ke mana ?" lily sambil mencium bau di udara "menuju lokasi terakhir terlihatnya mangsa kita berada tentunya" lily tiba tiba berhenti, ia langsung melompat ke sebuah dahan pohon ke dahan yang lainya.

Lasvos langsung mengikutinya lily sangat cepat tetapi Lasvos berhasil menyamai kecepatannya, lily kemudian melambat dan duduk di sebuah dahan. Ia kemudian menunjuk ke arah sebuah kemah, yang di isi lima orang salah seorang dari mereka adalah buronan yang di cari itu.

Lasvos mulai merasa tegang hari ini adalah hari di mana ia akan membunuh seseorang, semua latihan dan pelajaran yang di ajarkan red membawanya ke sini dan dia tidak bisa mengacaukannya. lily memberi kode untuk maju Lasvos kemudian menarik nafas.

Ia turun dan mengendap endap, layaknya predator yang mendekati mangsanya yang sedang sangat lengah, Lasvos maju dengan kecepatan tinggi dan memotong batang leher buronan itu dengan pedangnya. Rekan rekan buronan itu langsung berdiri mereka kaget bukan main, sebelumnya mereka sedang makan siang sekarang salah seorang dari mereka mati.

Mereka dengan cepat mengeluarkan senjata mereka mereka benar benar waspada mereka tahu Lasvos adalah seorang penuai posisi mereka melebar berusaha mengepungnya secara perlahan, namun tiba tiba sebuah belati menancap di salah seorang bandit itu, lily dengan cepat menggenggam gagang belati yang tertancap itu dan menyayat lehernya terbuka pria itu langsung jatuh sambil berusaha menutupi lehernya, sekarang sisa tiga, namun mereka tidak lagi punya semangat bertarung bereka langsung lari ke arah hutan.

"haruskah kita ?" lily menggelengkan kepalanya "yang terpenting adalah kepala buronan... Mereka hanya bandit biasa" Lasvos langsung duduk dan menghela nafas adrenalin masih terpompa di darahnya "bagaimana ?" Lasvos menggelengkan kepalanya "itu pengalaman yang aneh... Bagaimana kamu bisa melakukanya dengan mudah ?" lily diam sebentar "entahlah... Aku pertama membunuh di usia 7 tahun"

Lasvos sekarang penasaran "bagaimana kamu melakukanya ?" Lily  kemudian menjelaskan "orang tua ku ingin mengorbankan ku kepada Malum... Tapi sebelum pagi pengorbanan aku membunuh mereka duluan dengan pisau dapur... Sisanya aku tidak ingat yang jelas Carni merawat ku hingga saat ini"

Lasvos sambil memasukan kepala buronan ke dalam karung "maaf, itu masa kecil yang sulit yang kamu alami" lily menggelengkan kepalanya "tidak apa-apa, ayo kita kembali... latihan praktek yang bagus... Cepat atau lambat kamu bisa berburu sendiri nanti" Lasvos sambil melihat karung yang beeah dengan darah "yah... Aku menantikannya"

Di sisi lain Alice sedang berduel dengan Faye, mereka sudah berduel cukup lama stamina Faye sudah sedikit namun kelihatanya Alice masih memiliki banyak tenaga Weis memperhatikan pertarungan ini. Alice kemudian melancarkan ayunan dari samping Faye hendak menangkisnya namun dengan gerakan cepat Alice menarik dan mengganti seranganya menjadi serangan vertikal memalsukan seranganya untuk membuat cela.

 Pewaris Darah TerkutukWhere stories live. Discover now