04-titipan

114 63 26
                                    

Siang itu Venus baru selesai mengikuti rapat OSIS dengan anggota lainnya, membahas agenda untuk akhir semester mendatang. Walaupun Venus sedikit urakan dan nggak pinter-pinter amat, tapi dia masih bisa mengimbangi anak-anak berprestasi lainnya dengan selalu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah. Selain menjadi anggita OSIS, Venus juga bergabung dengan tim basket, paduan suara, dan salah satu pencak silat yang ada di sekolahnya.

"Duluan cuy, gue mau naik dulu."

"Oke ...,"

Venus segera menaiki tangga menuju kelasnya setelah berpamitan dengan beberapa teman.

Venus sedikit memelankan langkahnya saat Luna memanggil nama Venus, dan berlari ke arahnya.

"Kenapa lari-lari?" Venus tersenyum kecil pada Luna yang sedang terengah di hadapannya.

"Huft ...," menghembuskan nafas panjang, Luna tanpa sadar menepuk bahu Venus yang berdiri menjulang di depannya, "gue nebeng ya ..., temen gue udah pada balik semua, padahal tadi gue udah minta buat tunggu, tapi pas gue balik ke kelas ydah pada nggak ada, padahal kan ...,"

"Iya--iya, lo boleh bareng gue kok, tapi gue mau ambil tas dulu, lo tunggu aja di parkiran."

"Gue tunggu di sini aja gimana?"

"Udah lo turun dulu aja ..., gih?!"

"Yaudah gue tunggu di bawah, awas lo ninggalin gue!" Ancam Luna sebelum berlalu menuruni tangga.

Venus berjalan menuju kelasnya setelah memastikan Luna benar-benar sudah turun.

Setelah mendapatkan tasnya, Venus keluar dan bergegas untuk menuruni tangga, rasanya tidak baik jika Venus membiarkan Luna menunggu terlalu lama.

"Nggak punya sopan santun ya lo?!"

Venus menghentikan langkahnya, memastikan apakah pendengarannya salah atau tidak.

"Santai dong, kaya diapain aja lo."

"Masih mending kita yang nemuin lo, kalau pak Burhan? Paling lo udah di ...,"

Setelah yakin dengan pendengarannya, Venus memutuskan untuk mendekati ruangan yang bertuliskan 12 IPS1.

Baru saja Venus akan melihat isi kelas yang terdengar ribut, seorang perempuan keluar dengan cepat bahkan seperti tidak mengetahui keberadaanya.

"Ela?"

Venus mengernyitkan dahinya, jadi suara perempuan tadi adalah Ela? Untuk apa seorang Elarti Lasmaya masih berada di kelasnya bahkan setelah setengah jam bel pulang sekolah berbunyi, padahal tetangga barunya itu bukan bagian dari anggota OSIS.

Venus sedikit mengintip isi kelas di depannya itu. Ada tiga orang murid laki-laki yang sepertinya adalah adik kelasnya, tapi untuk apa mereka ada di kelas itu sementara kelas mereka ada di lantai dasar.

《《《《《●●●♧♧♧♧♧●●●》》》》》

Venus baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil yang tersampir di lehernya, mendapati sang adik yang tengah berdiri di depan jendela kamarnya.

"Ngapain lo?"

Mahen menolehkan kepalanya pada sang kakak yang hanya mengenakan bokser dengan badan atasnya yang terekspos.

"Nunggu si Ela, biasanya bentar lagi balik tuh bocah."

"Ngapain lo tungguin? Emang lo mamanya." Sengit Venus.

"Gue nitip makanan sama dia ..., katanya kalau gue nggak keliatan di rumah, dia nggak mau mampir ...,"

"Ooh ...," gumam Venus, " ..., hen, ini kaos gue pada kemana dah?"

EarendelHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin