13. Berburu (2)

516 112 10
                                    

Sophia—bersama Leon—baru saja kembali setelah pergi meninjau tanah di salah satu titik dan melihat prosesi penggalian tambak air tawar yang pertama.

Prosesi penggalian akhirnya dimulai setelah sekitar setengah jam berdiskusi dengan salah seorang pekerja terkait pola akhir tambak dan menginstruksi para pekerja lainnya tentang bagaimana mereka harus melakukan pekerjaannya.

Setelahnya, Sophia juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke lokasi di mana rencananya green house untuk perkebunan hidroponik dibangun.

Proses penandaan titik-titik sebagai batas green house dan pengukuran untuk menentukan berapa banyak plastik UV yang diperlukan dilakukan dibawah komando langsung gadis itu juga.

Karena hal yang harus dirinya lakukan di luar ruangan sudah habis, Sophia dan Leon kini tengah berjalan kaki beriringan untuk pulang ke kastel.

Ketika mereka hampir tiba, sekitar sepuluh meter lagi dari gedung kastel, pusat atensi Sophia terhisap pada satu titik di depan kastel.

Di sana ada beberapa orang yang berdiri. Namun, yang paling menarik perhatian Sophia adalah keberadaan setumpuk hewan-hewan mati yang menjulang tinggi.

'Bagaimana cara mereka membawa hasil buruan sebanyak itu ke sini? Mereka hanya berempat,' ujar Sophia dalam hati, heran.

Semakin terkikis jarak di antara mereka, semakin terdengar pula dialog antara Magnus dengan sang kepala pelayan.

Magnus memberi instruksi, hewan-hewan mana yang perlu dikuliti dan diambil tanduk juga taringnya untuk dijual, dan mana yang berakhir di dapur.

"Hasil buruan kali ini sangat banyak ya," celetuk Leon, matanya tak bisa lepas dari tumpukan hewan mati.

Karena kalimat Leon, Magnus jadi menghentikan dialognya dan segera menoleh, menatap kehadiran sang kepala administrasi Archduchy bersama 'sang Dewi'.

"Kalian habis meninjau lokasi tambak?" tanyanya.

"Ya, Yang Mulia," jawab Sophia sigap.

"Bagaimana? Lokasi mana yang akan dikerjakan lebih dulu?"

"Titik di dekat sumber mata air, Yang Mulia. Agar proses mengisinya dengan air bisa dilakukan dengan mudah. Dan ... sejauh ini kondisinya aman. Semoga kedepannya pun akan terus begitu."

Magnus berdehem dan mengangguk konstan. Kemudian ia kembali memandang kepala pelayan.

"Sisanya kuserahkan padamu."

"Baik, Yang Mulia."

Setelah menyambung percakapannya lagi dengan kepala pelayan untuk mengakhiri dialog yang semula sempat terputus, karena hari sebentar lagi gelap dan kepentingannya pun sudah selesai, Magnus memberi isyarat pada Sophia dan Leon untuk memasuki kastel bersama—Joseph dengan mandiri ikut mengekor.

"Nona Sophia?" panggil Magnus.

Pemilik nama menoleh. "Ya?"

"Losion anti serangganya benar-benar ampuh."

"Benarkah? Syukurlah." Sophia mengusap dada dan menghela napas lega.

"Apakah proses pembuatannya memakan waktu lama?" ujar Magnus, bertanya.

"Tidak terlalu."

"Kalau dalam jumlah banyak?"

"Sebanyak apa?"

"Sekitar tiga ratus sampai tiga ratus lima puluh jar. Rencananya aku ingin membagikannya kepada warga ketika nanti masuk musim panas. Karena semua serangga pasti akan keluar pada masa itu. Seperti ucapanmu tadi pagi, aku tidak mau lagi menyepelekan serangga. Aku juga akan mengedukasi rakyat Winterfall tentang hal itu."

Limited TimeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora