6. If i killed someone for you

Start from the beginning
                                    

Jese tak bisa tenang melihat ekspresi Reginald hari ini, anak itu punya keberanian yang lebih berbahaya daripada milik Jese

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jese tak bisa tenang melihat ekspresi Reginald hari ini, anak itu punya keberanian yang lebih berbahaya daripada milik Jese. Ia bersama Reginald sejak pagi selama tak ada Seth dan Percival, lalu keduanya berpisah saat jam istirahat. Bangunan sekolah sangat luas dan memiliki terlalu banyak ruangan, dan semua desain pintunya sangat serupa. Bagi Jese ini seperti tersesat di labirin kaca kalau saja tidak ada papan nama di kusen atas masing-masing pintu. Kalau saja bukan untuk mencari Reginald ia tak akan repot-repot berkeliling sekolah sampai menemukan anak itu ternyata tengah berdiri menghadap lapangan olahraga.

"Kau sedang apa sih? Daritadi juga diam saja. Kau ada masalah?"

Reginald menoleh, wajahnya sudah lebih asam dari lemon. "Ophelia putus dariku."

Jese mengernyit bingung, sebab meski punya kelakuan yang sangat aneh, Ophelia selalu menerima Reginald apa adanya dan mereka sudah bersama sejak tahun pertama. "Tiba-tiba?"

"Sesuatu yang jadi pertanyaanku juga."

Ophelia itu gadis cantik dan pemalu yang suka menolong teman-temannya ketika mengalami kesulitan. Mendapatkannya juga bukan sesuatu yang mudah bagi Reginald sebab awal pertemuan Reginald memarahinya habis-habisan dan nyaris membuat gadis bisu itu ingin mengundurkan diri dari Institut Pascal.

"Kau sudah tanya alasannya?"

Reginald menggeleng. "Bahkan yang menyampaikan dia mau putus denganku itu teman dekatnya dan dia selalu menghindariku setelah itu." Ia menatap lapangan olahraga, dipenuhi kumpulan anak berseragam biru yang tengah memainkan bisbol. Ada Ophelia di sana.

"Sepertinya Ophelia tak mungkin tiba-tiba seperti itu. Kalian juga tak ada masalah kan akhir-akhir ini?"

Reginald menggeleng. "Tak ada. Kami bahkan masih makan bersama sehari sebelum ia meminta putus dariku."

"Kalau begitu kau coba tanya pada teman dekatnya dulu."

Reginald mengangguk sebelum pamit pergi. Semua orang tahu pemuda itu sangat mencintai Ophelia lebih dari apa pun, ia bahkan rela membantu Ophelia mengerjakan tugas tambahan ketika gadis itu dihukum Mrs. Delancy akibat keterlambatannya. Ophelia juga selalu membuat Reginald merasa dicintai dengan berbagai perhatian kecilnya seperti membuat kerajinan tangan untuk menyemangati anak itu setiap akan melangsungkan ujian. Mencintai satu sama lain bukan lelucon bagi mereka, itu sudah seperti sesuatu yang menjadi kebutuhan pokok.

Setelah berjalan menyusuri koridor, Reginald menemukan teman dekat matan pacarnya, Helena, baru saja keluar dari laboratorium fisika. Ophelia dan Helena tidak lagi sekelas sejak naik ke tingkat ketiga, tetapi keduanya masih sangat dekat sebagai teman sekelas.

"Apa?" Tanya Helena ketus.

"Kenapa Ophelia minta putus dariku?"

Helena menghela napas. "Sudah kuduga kau akan menanyakan ini padaku." Ia bersandar ke dinding marmer tua di belakangnya. "Ophelia diganggu sekelompok cewek gila gara-gara mereka pikir dia tak pantas bersamamu dan kalian sudah terlalu lama bersama."

Dies Iræ [DWC NPC 2024]Where stories live. Discover now