QUEEN OF ZAIRENTH II: 01

265 33 2
                                    

'Sederhana kasih yang tumbuh namun kalah pada ego.'

***

Bumi memang tidak pernah berhenti melakukan tugasnya hingga sang pemilik semesta memerintahkan untuk berhenti. Waktu yang tak akan berhenti barang sedetik menguburkan pinta sebagian hati atas waktu yang berhenti sejenak, entah atas alasan kebahagiaan atau kesedihan. Usia manusia pun akan terus bertambah memperdekat jiwa pada kematian, mencapai pada titik perpisahan setelah pertemuan yang terjadi. Perpisahan itu akan selalu mengiringi setiap langkah, entah berpisah untuk sementara atau selamanya, tidak ada yang bisa dimiliki karena apa yang kita punya hanyalah 'pinjaman' yang Tuhan berikan sejenak, jika sudah waktunya maka Tuhan akan mengambilnya kembali.

Maka dari itu, selagi ada, tolong jaga dengan baik. Selagi ada, jangan terlalu digenggam kuat karena genggaman yang dipegang terlalu kuat akan keluar secara perlahan dari sela jemari. Hargai dan belajarlah ikhlas pada setiap apa yang dipunya saat ini, jangan sampai kata 'penyesalan' itu datang pada akhir.

Setiap jiwa yang baik ada karena ada jiwa yang jahat, roda dunia terus berputar menjungkirbalikkan dengan mudah jika ingin. Termasuk kepribadian manusia, mereka bisa menjadi sosok yang baik namun bisa juga jahat karena ego, ada juga yang bersembunyi dibalik paras baik namun aslinya jahat, begitupula sebaiknya. Jangan menilai seseorang dari apa yang kamu lihat sekilas mata, lihat dengan dalam dan teliti juga lihatlah isi dalamnya bagaimana, dalam artian kepribadian yang sesungguhnya. Karena sesungguhnya, manusia jauh lebih licik dan kejam di bandingkan setan.

Dan pemuda ini, berdiri didepan layar komputer yang berjumlah lebih dari lima, layar itu menampilkan perawakan seorang pemuda kurus tinggi dengan pakaian putih panjang, pakaian yang untuk kesekian kalinya ia lihat dan dipakai oleh pemuda itu.

Juanda Ananda Raffi, atau yang kerap disapa Juan. Lelaki itu terpaksa dimasukkan kedalam rumah sakit jiwa lima bulan setelah masa tahanannya karena kerap berteriak, melukai dirinya sendiri. Kata Burhan, Juan menjadi seperti itu karena efek narkotika tingkat tinggi yang sempat dikonsumsi. Meninggalkan kesan candu yang berkali-kali lebih kuat dari obat terlarang lainnya dan menciptakan sebuah imajinasi liar bagi sang penderita. Juan juga sering memanggil nama sang kekasih, Renjun.

Maka, setelah mendapatkan panggilan dari Bram, petugas rumah sakit yang menangani Juan, Renjun pergi dengan cepat kesini. Berdiri menghadap layar memantau perlakuan Juan yang saat ini sedang berteriak lalu sesaat kemudian tertawa seraya menyebut namanya.

"Renjun sayang ku." Diucapkan secara berulang kali. Ruangan yang Juan tempati dibuat khusus, sehingga sang penempat tak bisa melukai dirinya sendiri. Bram melihat sorot sendu dari remaja mungil yang telah ia kenal sejak dua tahun terakhir, cerita yang ia dengarpun membuatnya iba. Namun dengan dirinya yang mengenal Renjun, ia jadi bisa lebih menghargai hidupnya, sebab dibanding masalah hidupnya itu ada yang jauh lebih susah. Terlebih, usia Renjun yang terlalu muda untuk merasakan kerasnya dunia.

Memang ya, dunia itu tak adil.

"Kamu mau masuk?" Renjun melirik memberikan seulas senyuman kecil, kemudian kembali menatap Juan yang masih tertawa menyebutkan namanya. "Tidak. Untuk kali ini, aku terlalu takut masuk menemuinya," Jawabnya, membuat Bram mengangguk memahami. Dia pun melihat sosok pasiennya, merasa miris karena pemuda tampan itu harus menjalani hidupnya yang nyaris hilang karena salah langkah. Pergaulan remaja jaman sekarang memang amat menakutkan.

"Tidak bekerja?"

Dan Renjun kini memilih untuk bekerja disebuah perpustakaan, gajinya memang tak seberapa, namun Renjun nyaman bekerja di perpustakaan. Kepribadiannya jauh berbeda dengan sang kakak, dirinya masih takut bertemu dengan banyak orang. Meskipun di perpustakaan pun ia bertemu dengan banyak orang, akan tetapi ia nyaman bertemu dengan orang-orang pencinta buku sepertinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 09 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Queen of Zairenth season II Where stories live. Discover now