"Ohh God, lalu?"

"Yang ke tiga, dia membuat Horcrux dari liontin Salazar slytherin, di simpan di gua pinggir laut yang cukup tersembunyi, sebelum masuk ke gua itu kita harus menghadapi perlindungan nya dahulu, setelah masuk kita dapat melihat wadah berisi ramuan yang di dalam nya berisi liontin itu" ujarku panjang lebar.

"Ohh yaa! Satu lagi, di dekat situ ada danau yang berisi kumpulan inferi" tambah diriku.

"That's it, twins!" Imbuh Azallea seperti telah menemukan titik terang nya.

"What?"

"Reggie, dia akan menjadi bagian dari death Eater di masa depan" ujar Azallea sambil menghela nafas.

"Hahh? Ohh come on, don't joke with me, ma twins"  ujar ku padanya tidak percaya.

Azallea pun menghela nafasa lagi, dia pun memijit pelipisnya sebentar, lalu dia pun menoleh padaku.

"do I look like I'm kidding?"

Mataku pun terbelalak kaget, aku menyadari Azallea sedang tidak bercanda.

"Ohh God, cobaan apa lagi ini" gumamku sambil mengusap wajahku.

"Setelah dia bergabung dengan para death Eater, tak lama kemudian dia akan mengkhianati mereka, aku kurang tau tepatnya karena apa, lalu reggie pun berniat menghancurkan horcrux itu, tapi karena minum ramuan itu yang menyebabkan dia kehausan, kemudian dia pun meminum air dari danau itu, lalu para inferi itu pun Menarik raggie ke dalam danau sampai reggie kehabisan nafas lalu.. mati"  ungkap Azallea yang kelihatan cemas.

"Lalu?"

"Padahal ada kreacher di sana, tapi dia malah meminta kereacher membawa liontin itu, dan menghancurkan nya, untungnya dia menyiapkan liontin tiruan agar tidak ada yang curiga, tapi sayangnya Kreacher tidak bisa menghancurkan liontin itu" tambah Azallea sambil terus memijit pelipisnya.

"Ma tiwns, apa yang kita lakukan, agar raggie kecil tidak menjadi death Eater?" Tanyaku khawatir, wajar saja aku, dan ma twins sangat khawatir karena kami sudah menganggap Regulus, adalah adik ke dua kami, selain Vincent.

"Itu bukan hal yang paling penting, Flo, untuk sekarang kita harus mencari cara, agar raggie tidak mati" terang Azallea dengan wajah serius nya.

Aku pun mengangguk kecil.

"yeah, kamu benar ma twins" ucapku setuju.

Aku pun menghela nafas pelan, sambil menatap ma twins yang tengah memeriksa buku catatan penglihatan ku, aku memang menulis semua penglihatan ku di buku catatan, itu bertujuan agar tidak ada kejadian yang tertukar, dan agar tersusun, sesuai tanggal, bulan, dan tahun.

"Heiii ma twins, kapan kita akan memberitahu mum, dan dad, rasanya mulutku sudah gatal ingin bercerita pada mereka" ujarku pada Azallea.

"Setelah kita tidak mendapat penglihatan itu lagi, dan setelah catatan kita selesai" ujar Azallea pelan.

Aku pun mengangguk pelan mendengar penuturan Azallea.

𝘼𝙣𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧 𝙙𝙚𝙨𝙩𝙞𝙣𝙮|| 𝙏𝙝𝙚 𝙈𝙖𝙧𝙖𝙪𝙙𝙚𝙧𝙨 𝙀𝙧𝙖 ||Where stories live. Discover now