⋆˙01ఌ︎.

156 10 3
                                    

˚ʚ♡ɞ˚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

˚ʚ♡ɞ˚

-1970-

Hari ini adalah Christmas Holiday, Seperti
Tahun-tahun sebelum nya, aku akan merayakan nya di 12 Grimmauld place. Of course bersama sang tuan rumah, keluarga Malfoy, Daddy, Mum, my twin, lil'bro, and of course grandma, jika bukan karena Grandma adalah kakak dari Pollux black, mungkin aku tidak akan datang.

Satu menit yang lalu, aku baru saja duduk di kursi untuk memainkan piano di depan para anggota keluarga. Aku masih memerhatikan Partitur, dan tuts-tuts itu bergantian dengan teliti.

Perlahan aku menarik nafas, lalu menghembuskan nya dengan perlahan, aku pun tersenyum kepada anggota keluarga yang memerhatikan ku.

Aku pun mulai memainkan piano ini, Carol of the bells, sebagai pembuka, dan River Flows in you, sebagai penutup.

Ketika selesai, tepuk tangan, beberapa pujian pun terdengar menggema di ruangan ini, aku pun berdiri lalu memberikan salam, dan tersenyum manis, sebagai mana tatakrama keluarga Seravine.

Aku pun berjalan pergi, dan kembali duduk di antara kembaranku, dan sepupu jauhku a.k.a Sirius black.

Malam ini aku berpakaian sederhana, memakai Dress satin berwarna putih tulang
Dengan rambut Double half-up with bow, dan kalung sederhana dengan pecahan batu sapphire di bagian tengah nya.

"Tadi itu permainan piano yang bagus, Flo, itu seperti yang aku harapkan" puji aunty
Walburga.

Aku pun tersenyum kepada Aunty walburga
"Terimakasih Aunty"

" Nahh, Sirius belajarlah dari Flo" ucap Aunty walburga penuh penekanan di setiap kata nya, jujur saja itu sangat mengintimidasi.

Aku melihat Sirius hanya memutar bola matanya malas.

Aku lihat Ibu ku duduk di dekat Aunty walburga.

"Sudahlah walburga, kamu tidak boleh terlalu memaksa pada Sirius, lagi pula dia masih muda, biarkan dia menemukan kesenangan nya sendiri" nasehat Mum pada Aunty Walburga sambil menepuk-nepuk pundak nya.

"Lagi pula, flo, dan Lea, belajar piano, dan biola, karena itu memang keinginan mereka" ungkap Mum pada Aunty walburga, Aunty walburga pun menghela napas cukup kasar.

Mum dan Aunty walburga pun lanjut mengobrol kan hal-hal ringan.

"Kenapa kau memakai dress itu, floo?" Tanya Sirius sambil memandang ku dari atas ke bawah.

"Pardon me?"

Sirius pun menghela napas kasar.

"Kau terlihat sangat kurus memakai dress itu, seperti hanya ada tulang, dan kulit di tubuh mu" ungkap Sirius terkekeh di akhir.

𝘼𝙣𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧 𝙙𝙚𝙨𝙩𝙞𝙣𝙮|| 𝙏𝙝𝙚 𝙈𝙖𝙧𝙖𝙪𝙙𝙚𝙧𝙨 𝙀𝙧𝙖 ||Where stories live. Discover now