Vio sampai mengernyit tak mengerti, soal Bara? Sebegitunya ya ingin mengobrol dengan Vio sampai-sampai harus membawa nama Bara segala? Tak mau terhasut, Vio akhirnya pamit ke Bundanya ingin istirahat kekamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







     Vio sampai mengernyit tak mengerti, soal Bara? Sebegitunya ya ingin mengobrol dengan Vio sampai-sampai harus membawa nama Bara segala? Tak mau terhasut, Vio akhirnya pamit ke Bundanya ingin istirahat kekamar. "Bun, Vio kekamar dulu mau tidur." pamitnya, yang kemudian saat Vio sampai dikamarnya yang berada dilantai atas, dia melihat hujan turun dengan derasnya mengguyur bumi.

     Dan Bara masih belum pulang.

     Bertepatan dengan itu, suara pesan di HP nya kembali berdenting, dengan cekatan gadis itu membuka HP berharap itu adalah pesan dari Bara, namun ekspresinya kembali datar saat tahu pesan itu masih saja berasal dari Adam.

     Ajg, hujan. Gue udah disimpang rumah lo.

     Tentu Vio langsung membelalak. Dia langsung menelpon cowok itu sembari terus berjalan cepat ke balkon rumahnya, motor Adam pun memang muncul di gerbang rumahnya, dan berhenti karena ingin mengangkat telepon dari seseorang.

     Dan benar saja, Adam bersuara saat panggilan sudah tersambung, matanya mendongak dan menemukan Vio yang berdiri di balkonnya. Adam sampai tersenyum tipis saat matanya dan mata Vio bertemu. "Nggak ada yang nyuruh kamu kesini, Dam. Mending pulang."

     "Udah terlanjur. Gimana dong?"

     "Ya tungguin aja di situ. Aku nggak bakal turun."

     Vio mematikan sambungan telepon tidak ambil pusing dengan keberadaan Adam di bawah sana. Paling sebentar lagi cowok itu juga akan pulang.

     Hujan makin turun dengan derasnya sedangkan Vio sudah masuk ke dalam kamar. Dia memutuskan untuk menyalakan speaker dikamarnya seraya ia yang akan bersih-bersih. Baju kotornya bertumpukan dan ia akan mencuci malam ini. Mumpung besok libur, paginya tinggal jemur. Sebelum nanti keduluan Rena tau dengan tumpukan cuciannya ini?

     Vio mengeluarkan baju-baju kotornya dari keranjang laundry. Mendapati jaket Bara yang pernah ia pakai di halte dulu. Vio menahan tawa untuk dirinya sendiri, ia bahkan lupa untuk  mencuci jaket cowok itu? Padahal ini sudah lama sekali, bahkan sebelum perjanjian konyol mereka di mulai.

     Saat akan turun tangga untuk mencuci pakaian ke kamar mandi lantai bawah rumahnya, ekor matanya kembali tertuju ke balkon, sedikit penasaran dan ingin memastikan lagi, cowok bajingan itu sudah pulang kan, ya?

      Feeling Vio sedikit ragu sebab dia kenal Adam dari dulu, cowok itu agak rada-rada kadang.

     Dan benar saja, bibir Vio sampai menipis muak sebab Adam masih saja membiarkan dirinya terguyur hujan di halaman rumah Vio. Entah apa motif cowok itu. Segera Vio turun dan mencari payung untuk keluar. Seperti yang kita tahu gadis ini antara bodoh atau bahkan hati nya yang tak tahu terbuat dari apa sehingga tak mudah dendam pada seseorang.

      Vio dengan keranjang laundry yang ia taruh di teras rumah, lalu berjalan cepat menghampiri Adam. "Pulang nggak??? Biar apa kamu di sini terus? Kalo aku nggak liat berarti kamu mau di sini terus sampai demam? Sampai menggigil?"

BARAWhere stories live. Discover now