Malum

72 14 0
                                    

sudah sebulan Lasvos menunggu kembalinya Weis  untuk kembali menjemputnya, uang yang ia kumpulkan sudah banyak, yaitu 120 koin perak dan 3 koin emas. Sambil tersenyum melihat tabunganya ia membayangkan akan seperti apa hidupnya nanti di Märchen. Ia lalu melihat ke sistemnya, bagian status  snipernya telah mencapai level 10. Kelihatanya itu adalah level maksimum dari sebuah skill.

Sekarang jika ia melempar apapun ia dapat memprediksi di mana proyektil nya mendarat atau mengenai target. Ia juga baru mendapat skill aktif pertamanya, namanya mr bank, jadi ia dapat menyimpan uangnya di dalam sistem, itu lebih aman di banding kan membawanya di kantung atau sakunya. Yang mana itu sering menarik perhatian pencuri dan orang orang serakah itu.

Skill baru yang lain adalah swordsman level 2, berlatih bersama para ksatria itu tidak buruk, setidaknya ia sekarang tahu cara menggunakan pedang. Dan karena skill ini pedang yang ia pegang akan terasa lebih familiar dan ringan. Di kamarnya ia berlatih dengan gerakan gerakan pedang yang lebih praktikal dan mengecoh. Para ksatria itu hanya mengajarinya dasar dan ia harus belajar cara mencari cela dan membuat cela itu sendiri.

Ia mulai mengayunkan pedang kayu yang ia beli dari sistem, melakukan serangan palsu dan berpura pura menangkis dan menyerang, tidak lama skill swordsman nya meningkat ke level 4, rasanya pedang kayunya itu tidak lagi punya bobot, sangat ringan.

Namun Lasvos mulai mendengar suara ribut dari luar penginapannya, dan ketika ia keluar ia melihat orang orang yang menginap di sebelahnya dengan panik membereskan barang barangnya, beberapa bahkan meninggalkan harta benda nya dan kabur. Lasvos melihat salah seorang yang sedang memasukan baju bahunya dengan berantakan "permisi tuan ada ap- aduh !" pria itu mendorong Lasvos ke dinding "minggir !" dan lari ke luar penginapan.

Lasvos kemudian keluar dari penginapan, dan melihat kekacauan yang terjadi di kota itu. Orang orang panik dan berusaha kabur dari kota, para pedagang memacu kudanya tidak peduli jika ia menabrak orang orang yang berusaha kabur juga.

Gerbang selatan penuh dengan orang orang berdesakan, beberapa dari merekan bahkan pingsan sambil berdiri karena saking padatnya gerbang bagian selatan, sementara gerbang timur tidak begitu penuh. Lasvos tahu ia bisa kabur lewat sana, namun di saat yang sama ia ingin tahu soal yang terjadi.

Tiba tiba langit yang awalnya biru tiba tiba berubah menjadi merah darah, dan sebuah portal hitam merobek langit itu, sebuah tangan raksasa menghantam di tengah tengah kota, tangan itu merah darah dan menetes layaknya benda cair.

lendir dari lengan itu jatuh dan menciptakan makluk mimpi buruk yang terbuat dari darah merah, mereka berbentuk layaknya serigala dengan satu taring besar di di rahang atas mereka, taring itu bersinar putih, dan mereka mulai memburu orang orang yang mereka lihat.

Anak anak, perempuan, laki laki, urang tua, bahkan mereka yang belum lahir tidak di ampuni, mereka semua di buru dan di koyak layaknya kertas basah. Lasvos tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia sudah lari dekat dengan gerbang selatan. Hysteria dapat di rasakan di udara, orang orang menangis, ketakutan dan bahkan ada yang menjadi sangat kasar mendorong orang lain berharap mereka dapat selamat.

Para serigala merah itu mulai mendekati gerbang selatan dan menerjang siapapun yang kari ke arah sana. Para prajurit kota dengan mudah terserbu dan kalah oleh jumlah serigala merah yang terus berdatangan. Lasvos melihat ke arah belakangnya dan para serigala merah itu mulai mendekat dengan kecepatan tinggi.

Ia langsung masuk ke dalam kerumunan, karena tubuhnya masih pendek ia dengan mudah menyalip orang orang, dan suara teriakan mulai terdengar dari belakangnya, mereka yang berada di belakang tidak pernah memiliki kesempatan dari awal.

Ia berhasil menyelip ke sisi lain gerbang, kelihatanya ia kehilangan katapelnya di kekacauan itu, masa bodoh ia bisa membeli yang baru. Ia mulai lari bersama orang orang menuju bukit, namun mereka yang sampai ke ujung bukit itu tiba tiba kehilangan kepala mereka.

 Pewaris Darah TerkutukNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ