7th Notes

129 22 12
                                    

Tiga tahun lalu

Nenek Lan mendengar suara-suara itu dengan jelas di telinganya. Mungkin karena malam begitu sunyi hingga gesekan dedaunan dan serangga pun terdengar seperti alunan musik penghantar tidur.

Tapi suara apa itu? Dia tidak bisa memastikan tanpa melihatnya.

Kali ini ada suara gedebuk, seperti benda jatuh ke lantai. Sumbernya dari rumah tetangga. Tidak salah lagi. Mungkinkah perkelahian?
Peristiwa semacam itu jarang terjadi. Ini adalah kawasan perumahan yang tenang, menyenangkan, kelas menengah, dengan tingkat kejahatan yang rendah.

Nenek Lan terhuyung-huyung menuju jendela, menyibak tirainya untuk mengintip ke luar ke halaman dan jalan yang gelap. Taman di depan rumah tetangganya juga nampak lengang dan suram. Tak ada siapa pun di sana. Dia mengerutkan kening, menundukkan kepalanya ke samping.

Mungkin bukan apa-apa, batinnya linglung. Berjalan kembali ke kamar tidurnya.

Hanya sedikit aneh. Sesekali dia memang mendengar suara-suara dari rumah tetangga, tapi itu adalah lantunan piano, bahkan di tengah malam. Mungkin penghuni rumah mengalami insomnia atau memang seorang pecinta musik yang tengah menciptakan lagu. Namun suara-suara kali ini terdengar tidak biasa.

Entahlah.

=====

Wu Xie dan Zhang Qiling termangu ketika Nenek Lan mengakhiri penuturan singkatnya. Bahkan nenek tua itu pun ikut-ikutan termangu sehingga suasana menjadi hening untuk beberapa lama.

"Mengapa kalian menatapku seperti itu?" Ia memprotes sewaktu tersadar kembali dan mendapati dua pemuda menyelidikinya dengan gaya yang berbeda.

"Lalu apa yang terjadi keesokan harinya?" tanya Zhang Qiling.

"Tidak ada. Itulah yang membuatku yakin bahwa apa yang kudengar bukanlah sesuatu yang penting. Sepertinya aku terlalu banyak berpikir." Nenek Lan menggelengkan kepalanya.

"Dan setelah itu, kau tidak pernah melihat pemuda di samping rumah lagi?" tanya Wu Xie.

Kali ini Nenek Lan mengangguk, membalas tatapan Wu Xie yang tampak curiga dengan tatapan heran.

"Bukan hal yang mengejutkan, bukan? Dia bisa saja pergi atau pindah rumah tanpa sepengetahuanku. Aku bukan neneknya, jadi mengawasi dia bukan tanggung jawabku." Nenek Lan menggerutu, meraih cangkir tehnya dan menyesapnya sedikit demi sedikit dengan pandangan masih menerawang.

Sementara di sofa yang berseberangan, Wu Xie dan Zhang Qiling saling bertukar pandang. Tidak ada yang bisa dikatakan lagi untuk saat ini. Jadi mereka hanya menikmati kopi masing-masing dalam keheningan.

Satu jam kemudian Wu Xie dan si detektif tampan berdiri di halaman rumah Wu Xie. Sinar matahari sudah naik dan mulai terasa hangat. Beberapa kendaraan melintas di jalan depan rumah menandakan kehidupan mulai sibuk di kawasan ini.

"Aku akan kembali ke markas. Mungkin setelah makan siang, aku baru bisa menemui Dokter Huo untuk membicarakan rekontruksi wajah. Ngomong-ngomong, kau masih akan menginap di rumah ini, bukan?" Zhang Qiling bicara lebih dulu pada Wu Xie yang sedang mengawasi rumah milik sang paman yang menyimpan banyak misteri.

"Ugh ya. Sebenarnya aku ingin segera meninggalkan tempat ini," sahut Wu Xie, tanpa menoleh pada Zhang Qiling sehingga tidak menyadari bahwa raut wajah detektif tampan itu tampak tidak senang.

"Aku khawatir kau tidak bisa pergi dalam waktu dekat. Pernyataanmu sewaktu-waktu bisa dibutuhkan. Lagi pula, kau tampaknya tidak memiliki pekerjaan."

Wu Xie mencibir tipis seraya melayangkan lirikan pada Zhang Qiling. "Bicaramu datar dan sinis, tapi sepertinya tengah mencemaskan aku. Jangan khawatir, aku masih akan menyelidiki satu rahasia terkait rumah ini."

𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨𝐩𝐚𝐭𝐡 𝐏𝐫𝐢𝐯𝐚𝐭𝐞 𝐍𝐨𝐭𝐞𝐬 (𝐏𝐢𝐧𝐠𝐱𝐢𝐞 𝐕𝐞𝐫𝐬𝐢𝐨𝐧) Where stories live. Discover now