19

824 150 17
                                    

Happy Reading ^^

.

.

.

.

"Leo!"

Shisui menoleh ke kanan dan kiri melihat sekitaran lorong mansion lalu berlari cepat ke arah jendela besar dimana terdapat kucing hitam yang mencakar-cakar kaca.

Pemuda itu membuka jendela, untuk menggendong kucing hitam tersebut dan mengelus kepalanya.

"Kenapa buru-buru sekali?" Tanyanya mengelus kaki kucing yang masih dalam pemulihan luka akibat ditabrak Sasuke tempo hari.

Shisui mengambil secarik kertas kecil yang entah bagaimana bisa terselip di perban kaki leo dan membaca beberapa kata.

"Onii-San!"

Shisui tersentak. Dia segera memasukkan kertas ke dalam saku dan meletakkan leo di lantai hingga kucing itu kembali berlari entah kemana.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Shishi memiringkan kepalanya menoleh melihat Izuna. Tak begitu jelas namun sudut bibir terangkat sangat tipis.

"Ada apa?" Izuna mendekat dengan kening mengerut. Disini adalah tempat penghubung menuju ke area taman ruang bawah tanah milik Itachi. Kenapa Shisui ada disini?

"Kudengar pelaku penembakan belum ditangkap?" Tanya Shisui mengalihkan pertanyaan.

Izuna mengangguk. "Kau benar. Kita sebanyak ini, tapi tak bisa menemukan kejelasan tentang si penembak tersebut. Jika kita tak mendapatkannya, Sasuke-nii pasti akan murka."

Shisui terkekeh.

"Aku sudah muak dipukul terus olehnya." Adu Izuna dengan bibir mengerucut.

Kedua pemuda bertubuh jakung itu berjalan beriringan bersama.

Shisui mengusap kepala Izuna. "Kurasa tidak akan sesakit dulu. Kan tangannya sebelah sudah tertembak."

"Tapi tetap saja, dia itu mengerikan."

"Kau takut sekali padanya yah?"

"Ck. Tidak! Aku hanya menghormatinya sebagai kakak."

"Oh benarkah?" Tanya Shisui ragu.

Tap.

Shisui menghentikan langkah membuat Izuna ikut berhenti. Sebelah alisnya terangkat bertanya "Kenapa Nii-san?" Tanya izuna heran.

Shisui menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan membuat izuna sedikit merinding. "Shi-shisui-nii?"

"Pfftt.."

Izuna mendengus sambil memutar mata dan kembali melangkah.

"Hahaha.. dasar penakut." Kekeh Shisui.

"Ck terserahmu."

"Inikah anak berandal? Haha.. sangat lemah. Dimana jiwa tawuranmu? Apa Sasuke lebih menakutkan dibanding ketua-ketua geng disana?."

"Diamlah Aniki!" Izuna menoleh melancarkan pelototan tajamnya. "Sudah kubilang. Ini hanya demi kebaikan keluarga."

Dengan wajah gelinya, Shisui melangkah mendekat. "Hey Izuna! Bukankah itu bagus?"

Izuna berhenti. "Bagus apanya?"

"Sasuke terluka dan Itachii-nii dalam kondisi yang sangat lemah." Jawab Shisui tidak terduga.

"Hah?" Izuna mengerjap.

Dokter Sakura [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang