[Secret Lullaby III]

1.3K 109 74
                                    

Wajib dengerin lagunya
Buka youtube atau aplikasi musik lainnya

"Happy Reading"

》♧《

- Kenapa aku begitu lemah?! -

》♧《

Melihat ayam adiknya menuruti perkataannya, ia lalu membawanya keluar dari kandang.

Tak lupa, ia juga mengambil bungkus obat yang sudah kotor kedalam saku jaketnya.

Gempa lalu berdiri, mulai melangkahkan kakinya dengan pelan. Sialnya, setiap ia melangkah kakinya akan berdenyut sakit.

Tak ingin membebani adiknya, ia memaksakan dirinya untuk mendekati Blaze yang sedang bermain dengan ayamnya yang lain.

"Blaze, lihat apa yang aku bawa" panggil Gempa saat ia sudah dekat.

Blaze yang dipanggil pun langsung menoleh, mendekati Gempa dengan cepat.

"Kenapa Gemgem tak panggil Blaze, kaki Gemgem masih sakit jangan dipaksa" wajah khawatir terlihat jelas di wajahnya.

Gempa hanya terkekeh pelan, ia lalu mengangkat kedua tangannya. Terdapat Jesika yang terduduk nyaman.

"Gem berhasil bawa Jesika keluar kandang ehehe" ucap Gempa senang.

Bukannya melihat ayamnya, Blaze malah menatap wajah kakaknya yang berseri senang.

"Blaze, coba kamu ajak dia bicara" Suara Gempa menyadarkan lamunannya.

Blaze menggelengkan kepalanya pelan, lalu mengelus kepala ayam kesayangannya.

Namun sayang, ayam itu malah mematuk tangan Blaze dengan kuat.

"Huwaa Gem, dia sudah tak sayang aku lagi" Blaze mengusap jarinya yang memerah.

Gempa memiringkan kepalanya, menatap kedua mata ayam adiknya. "Sepertinya, jesika marah karena kamu tak mengijinkannya bertemu dengan somad",

Mengabaikan rasa perih ditangannya, Blaze langsung mengambil jesika dari tangan kakaknya.

Memeluknya dengan erat, "Jesika, kau tu masih kecil lagi. Aku sebagai ayahmu, belum siap menerima cucu anak ayam",

Gempa terkekeh melihat tingkah absurd adiknya, jika terus seperti ini maka adiknya bisa dibawa ke rumah sakit jiwa oleh tetangga.

Perkelahian mulai terlihat, Jesika memberontak di pelukan Blaze. Mulai mematok tangan Blaze, bahkan mencakarnya.

Blaze tak mau kalah, ia juga menjepit perut ayamnya dengan gemas.

Oke, mereka mulai mirip satu sama lain.

"Sudahlah Blaze, dia sudah besar. Lagipula, sudah waktunya kita punya anak ayam kan?" ujar Gempa lelah.

Blaze menatap wajah kakaknya, beberapa cakaran ayam membekas di pipi Blaze.

"Yah, mau bagaimana lagi. Jika Gemgem bilang seperti itu, kau pergilah sana" ucap Blaze kesal, ia melangkah menuju pagar rumah.

Ia melepaskan ayam kesayangannya begitu saja, tak mau melihat lagi ayam yang sudah ia besarkan dari kecil.

Gempa ingin memeluk adiknya, tapi nyeri di kedua kakinya kembali menyerangnya.

Mengabaikannya lagi, Gempa mendekati adiknya dengan lunglai. Namun, beberapa langkah dia mulai goyah.

Gempa menutup kedua matanya, sudah siap menerima sakit saat ia terjatuh. Yah, begitu lemah dirinya.

"Eh, aku tak jatuh?" gumam Gempa pelan.

Secret Lullaby | Season II Elemental DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang