Prolog : The Apocalypse

19 1 0
                                    

"Lebih baik aku mengkhianati seluruh dunia dari pada membiarkan seluruh dunia mengorbankan ku!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Lebih baik aku mengkhianati seluruh dunia dari pada membiarkan seluruh dunia mengorbankan ku!"

"Entah dari mana tapi suara itu terdengar jelas seperti sebuah Wahyu yang berdengung di dalam kepalaku!"

***

Malam itu seorang anak laki-laki sedang berlari menuju ke tengah hutan, Rambut merah magenta berkibar di belakangnya, dengan pakaian compang camping dan tanpa alas kaki anak itu berlari menyusuri pepohonan.

Nafasnya terengah-engah, pakaiannya sobek di beberapa tempat memperlihatkan luka-luka kecil di sekujur tubuhnya, sementara di bagian lengan kanan pakaian yang ia kenakan tampak bekas hangus terbakar.

Nama anak laki-laki itu adalah Lucas. Dia berusia dua belas tahun. Saat berlari dia melirik dengan gugup dari balik bahunya, meski dalam kegelapan malam serta di halangi dedaunan ia masih bisa melihat dengan jelas api yang masih berkobar di belakangnya.

Sudah sekitar sepuluh menit sejak ia mulai berlari meninggalkan desa, berlari tanpa henti sampai diri nya terjatuh akibat tersandung akar sebuah pohon besar yang mencuat keluar dari dalam tanah.

"Sial!" Gumamnya. Pergelangan Kaki kirinya terkilir dia tak bisa melanjutkan pelarian ini.

Sementara itu di belakang nya walau tampak samar terlihat beberapa orang pengejar yang membawa obor.

"Aku mendengar suara dari arah sana!" Teriak salah seorang pengejar sambil menunjuk ke arah di mana Lucas terjatuh.

"Periksalah! Kita harus menemukan anak iblis itu!" Teriak pengejar yang lain.

"Anak iblis?" Ucap Lucas dalam hati.
"Aku tidak akan tertangkap, aku tidak mau mati!" tekad yang muncul layak nya seekor binatang yang sedang diburu oleh mangsa nya.

Lucas yang tak sanggup lagi untuk berdiri, ia segera berguling ke balik akar pohon besar untuk bersembunyi berharap para pengejar itu tak dapat menemukannya.

Beberapa menit berlalu Susana menjadi sunyi senyap, para pengejar itu telah melewatkannya, sementara Lucas yang sudah kelelahan meringkuk di bawah sebuah pohon besar di tengah hutan berharap malam yang kelam itu segera berlalu.

Keesokan harinya Lucas yang semalam tertidur di sela akar di bawah pohon besar terbangun di tempat lain! Tempat itu begitu asing dia memperhatikan sekitarnya, sepertinya itu adalah sebuah gubuk kecil di tengah hutan.

Lucas segera mencoba untuk berdiri namun dia terjatuh, pergelangan kakinya masih terluka dan membengkak, meski demikian Lucas sekali lagi berusaha untuk berdiri.

"Istirahatlah.. Kau aman di sini." Terdengar suara seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam gubuk menghentikan usaha Lucas.

Terlihat wanita berambut panjang, usianya mungkin berada di pertengahan dua puluhan, wajah nya tampak begitu cantik.

MORNING STAR (one)Where stories live. Discover now