🌷LOVE SHOOT ; DUA🌷

47 7 0
                                    

Happy reading 🌷
Tandai typo

HAL bodoh yang Niken lakukan hari ini adalah sesuatu yang membawanya dalam marabahaya dipagi hari. Niken seharusnya sadar bahwa jam di kamar di sudah tidak berfungsi dengan baik selama dua hari terakhir, entah bagaimana bisa jam itu tiba-tiba melambat dua puluh menit. Jika saja, Mama tidak teriak-teriak dan menyadarkan gadis itu dari keterlambatan, sudah pasti Niken sekarang masih bersantai sembari sarapan pagi.

Juga, Niken menolak Papanya yang ingin mengantarkannya, dan juga dirinya menolak Kakaknya yang berniat mengantarkannya. Aduuhh! Gawat sudah. Nafasnya sudah ngos-ngosan, berlari menuju gerbang setelah turun dari motor ojol. Belum lagi drama ojol yang tidak mau pick up Niken. Rekor telatny selama dua tahun itu mungkin hanya satu kali, dan ini yang kedua kali. Satu kali itu pada saat ban motor Kakaknya bocor ditengah jalan.

Karena kejadian itu, Niken harus dihukum oleh ketua OSIS dengan cara konyol.

Bagaimana tidak konyol, dirinya harus berjalan mengitari sekolah yang luar dengan kardus menggantung di leher selama jam pelajaran yang sedang berlangsung selesai.

Jujur saja, ketua OSIS pada saat itu gila sekali saat memberi hukuman.

Lalu, ekhem, sejujurnya Niken tidak mau mengungkit ini. Tapi, terimakasih Niken berikan kepada Kak Gibran selaku ketua Deantara siaran yang berteman baik dengan ketua OSIS yang bisa membuatnya keluar dari lingkar hukuman pada saat itu.

Jadi hukuman yang seharusnya berjalan satu jam, berubah menjadi sepuluh menit.

Niken menatap nanar pak satpam bersama anak OSIS lainnya yang sudah sibuk mencatat nama-nama siswa-siswi yang terlambat. Percuma juga dirinya berjalan secepat kilat jika ujung-ujungnya tetap akan dihukum.

Belum lagi ketua OSIS yang sekarang juga melanjutkan proker dari OSIS lama dan hukuman yang ditetapkan mungkin tidak akan diubah, atau mereka sudah memiliki cara lain untuk memberi jera?

Tolong, kejadian pagi ini tidak disengaja.

Hukum saja jam pokemon di kamarnya.

Niken mendesah pasrah kala namanya ditulis di dalam buku kecil. Tinta hitam itu mengukir namanya dengan apik yang berada dalam urutan kelima. Lalu, belum sempat Niken beranjak masuk kedalam sekolah untuk berdiri di lapangan, tinta itu kembali bergerak.

Kepalanya mendongak menatap Rama yang juga telat. "Telat juga?" tanyanya.

Rama mengangguk kemudian mendorong kening Niken dengan tangan kanan, dan tangan kiri yang mendorong bahu Niken untuk agar kembali masuk kedalam sekolah.

Kalian tahu, saat Niken melihat wajah Rama tiba-tiba ia teringat bagaimana perlakuan diri Rama kepadanya saat latihan kemarin.

Setelah kejadian itu, benar-benar perasaan canggung memenuhi suasana saat bersamanya.

Niken merasakan bulu kuduknya yang tiba-tiba berdiri.

"Kok bisa telat?" Niken mengerjapkan matanya. Tiba-tiba Niken sudah berhadap-hadapan dengan Rama. "Ken?"

"Jam kamar rusak," jawabnya mengalihkan perhatian. "Kalau lo?"

The Way I Love HerWhere stories live. Discover now