tragedi

339 28 1
                                    











Setelah pemuda itu pergi tiba-tiba dhito melontarkan satu pertanyaan yg sulit untuk di jawab oleh bibi wira.

"Bibi ulang tahun dhito kapan ?" Tanya dhito.

(⁠つ⁠≧⁠▽⁠≦⁠)⁠つ (⁠つ⁠≧⁠▽⁠≦⁠)⁠つ

"Bibi kami pergi jaga rumah ya " pamit Yuni.

" Baik nyonya " bibi.

"Dhito baik-baik ya di rumah nenek sayang dhito" nyonya Dila.

"Iya nek" jawab dhito dengan senyum manisnya.

Hari ini keluarga Atmajaya dan Anantara akan pergi piknik merayakan ulang tahun avelia khusus yg di rancang oleh para kakek dan nenek nya.

Dhito sendiri hanya diam mengintip dari dapur, ingin ikut tapi tidak boleh.

Setelah semua nya berangkat di rumah hanya ada dhito bibi Wira dan satpam rumah.

"Aden dhito main di taman belakang yuk " ajak bibi Wira.

"Ayuk bi dhito mau ambil mainan dulu ya " ucap dhito.

Dhito berlari kecil ke arah kamar nya,  bibi melihat dhito sedih. Semuanya serasa tidak adil kepadanya.

Dia tidak pernah di urus orang tuanya, masih di perbolehkan tinggal di rumah ini pun karena tuan dan nyonya Anantara memaksa, tapi tetap saja dhito yg masih kecil sering di bentak bahkan di pukul.

Mainan yg dia maksud adalah beberapa mainan yg sudah rusak dan di perbaiki oleh pak satpam.

"BIBI " panggil dhito keras.

"Ehh iya ada apa den " tanya bibi.

" Bibi kenapa melamun Ayuk katanya mau main ini dhito sudah bawa mainannya" ucap dhito.

"Maaf ya den ya sudah Ayuk kita main " ucap bibi Wira.

"Bibi bibi emm dhito boleh tanya sesuatu gk bi ?" Dhito.

"Aden mau tanya apa ?" Bibi.

"Bi kenapa cuma dhito ya yg gk ngerayain ulang tahun? Terus juga kenapa ya dhito gk di ajak jalan-jalan sama papa, mama, opa, Om, kakek dan nenek ?" Dhito.

Dhito menundukkan kepalanya sedih, jujur ia iri dengan saudara nya yg lain.

"Aden dhito di rayain kok tapi Aden gk di kasih tau terus juga Aden gk di ajak itu biar Aden istirahat kan semalem Aden cape beresin acara non avel bareng bibi " bohong bibi Wira.

"Benarkah bi hiks bukan karena dhito cacat kan bi hiks huhuhu ?" Tangis dhito.
Bibi pun memeluk dhito sambil mengusap-usap punggung dhito lembut.

"Cup cup cup Aden jangan nangis Aden gk cacat Aden istimewa " bibi

"Huhu Bibi dhito mau hiks seperti kak Raka dan avel BII huhuhu " dhito.

"Sabar ya den dhito"

Pelukan bibi Wira semakin erat mencoba menguatkan hati nya yg ikut rapuh bersama dengan bocah kecil di pelukannya.

#skip sore hari.

"Bi Wira yg lain mana "

Suara seseorang menginterupsi bibi yg sedang memasak.

" Eh den awan itu tuan,nyonya,den Raka, non avel serta tuan dan nyonya besar sedang piknik den " jawab bibi.

"Oalah baiklah aku mau istirahat dulu ya bi " ucap awan.

Awan baswara sepupu Raka, Dhito, dan Avelia dari pihak sang papa.

"Baik den " bibi.

Awan pergi ke kamar tamu paling ujung tapi saat Melawati salah satu ruangan temaram dia berhenti.

Awan menyeringai jahat melihat pintu kamar yg tidak tertutup rapat.

Krekk

Seringai nya semakin jelas saat melihat pemilik kamar sedang tertidur nyenyak.

Awan melangkah mendekati ranjang, lalu duduk dengan pelan, mata nya memandang sang pemilik kamar dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Sekali lagi seringai nya muncul.

Awan langsung beranjak ke arah pintu lagi, mengunci pintu kamar itu dari dalam dan mengantongi kucing pintu itu.

Awan mendekati ranjang dan mengungkung sang pemilik kamar, di pandangi nya lagi wajah cantik bocah yg sedang tertidur dalam Kungkungan nya itu.

"Sangat cantik " pujinya.

Dengan tidak sabar awan langsung mencium brutal bibir mungil itu.

Dhito yg merasa terganggu membuka matanya pelan, secara spontan mendorong awan yg ada di atas nya.

" K-ka-kak awan " kaget dhito sambil memegangi bibir nya.

"Ck " kesal sudah awan karena kegiatan seru nya terganggu " kemari kau " ucap awan sambil menarik kaki dhito supaya kembali telentang di bawahnya.

"Akhhh "










27-01-2024

Black roses ( REVISI )Where stories live. Discover now