1

29.9K 2.2K 296
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada beberapa kesamaan nama, tokoh, karakter, tempat, waktu, dan peristiwa berarti sebagian cerita diangkat dari kisah Mahabarata & Ramayana. Tidak ada kesengajaan untuk menyinggung ataupun penghinaan, tapi untuk hiburan semata.








***







Namaku Chira.

Aku bukanlah gadis yang taat agama, yang terakhir kali kuingat adalah aku mati karena kasus perampokan. Saat aku pulang kerja dari kantor, aku berjalan melewati gang menuju kontrakan.

Situasi yang sepi dan gerimis saat itu sedikit membuatku takut, aku juga ingin cepat-cepat pulang. Badanku sudah lelah ingin menyentuh ranjang yang empuk. Ah_ aku juga sudah dikejar deadline, benar... Aku harus mengetik.

Aku seorang penulis, bukan penulis terkenal...karyaku juga tidak begitu dikenal orang, tapi aku suka saja menulis.

Aku sudah menyelesaikan beberapa novel yang selalu kubuat happy ending, dan sekarang aku tengah menggarap satu novel yang genrenya sedikit membuatku sedikit bersemangat.

Historial, isekai, romansa, yah begitulah... Tulisanku memang pasaran, tapi aku bersyukur masih ada yang suka.

Aku baru menulis beberapa part, baru memperkenalkan beberapa tokoh dan karakternya. Yah... Entah bagaimana endingnya, tetap akan kubuat happy ending.

Langkah kakiku memelan ketika samar-samar melihat ada dua orang pria yang berdiri di persimpangan. Instingku mengatakan untuk lari, masalahnya mereka berdua juga langsung berkontak mata denganku.

Ketika perlahan aku melangkah mundur dan berbalik untuk kabur, kudengar mereka mengejarku. Sialan!

Baru saja aku hendak berteriak, mereka lebih cepat menangkap dan membekap mulutku. Mereka menarik tasku, tapi aku melawan... Aku tak mau hartaku diambil. Banyak kartu-kartu penting dan ponselku didalamnya. Semua uang tabunganku berada didalam kartu tersebut, sialan... Aku bahkan bekerja mati-matian demi kertas bodoh itu.

"Lepas! Atau ku gorok kamu!" Satu pria yang memegang tasku mengeluarkan celurit dari balik tubuhnya.

Satu pria yang lain menjambak rambutku begitu kuat, aku pusing, rasanya kulit kepalaku hendak lepas.
Mau teriak tapi mulutku masih dibekap.

Dengan mengingat-ingat pelajaran ilmu silatku ketika masih duduk di bangku SMP, aku melawan sebisaku. Pria yang menjambakku berhasil terdorong menjauh.

Tapi ketika mulutku mau berteriak, tiba-tiba penglihatanku langsung buram setelah pria yang memegang tasku mengayunkan celuritnya kebawah daguku.

Aku tak bisa mengeluarkan suara, melepaskan tasku dan memegang leherku yang ternyata sudah berlumuran darah.

Sialan!

Apa aku akan mati begini?

"Kabur! Ayo kabur!" Kudengar mereka bercakap sebentar lalu kabur dari situ.

Aku terduduk lemas, menunggu ajalku dengan pasrah.

Tak kusangka, mataku memanas dan mengeluarkan air mata dengan sendirinya.

Apa aku benar-benar menangis?

Aku bukanlah gadis cengeng... Tapi kenapa aku menangis?

Benar...

Aku... Merasa ketidakadilan.

Aku hidup berpura-pura baik-baik saja, kuat akan beban yang kutanggung.

Sejak kecil aku hidup bersama nenek, orangtuaku pergi entah kemana. Sampai nenek meninggal dan aku harus bekerja untuk menghidupi biaya sekolah dan hidupku sendiri.

Dandang Mangore Romance [21+]  ENDWhere stories live. Discover now