"Gue Dion"

"Gue Rafly, temen kesayangan Zico"

"Najis!" Saut Zico yang mendengar ucapan Rafly.

Zay tertawa pelan, "gue Zay, rekan bisnis Zico" Zay memperkenalkan dirinya.

"Masih ga di angkat Juan?" Tanya Dion, kepada Rafly.

"Iya, kemana dah tuh anak" jawab Rafly menatap panggilan yang tidak di jawab oleh sahabatnya itu.

"Juan?" Zay bersuara, karena tidak asing mendengar nama itu. Ia mencoba mengingat, setelah ingat, ternyata Juan adalah atasan tempat Via bekerja.

"Iya, temen kita" jawab Zico. Zay menganggukkan kepalanya.

Setelah itu Zico dan Zay membahas pekerjaannya sedangkan Dion dan Rafly menyibukkan diri dengan handphone nya, agar tidak bosan menunggu Zay dan Zico meeting kecil-kecilan.

Setelah Zay dan Zico mencapai kesepakatan bersama. Zay segera pamit undur diri. Kemudian cowok itu berjalan ke parkiran menuju mobilnya. Lalu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Saat sampai di perumahan elit tempat ia tinggal. Tak sengaja matanya melihat seseorang yang tergeletak di dekat mobil dalam perkarangan salah satu rumah yang gerbangnya terbuka dengan lebar.

Zay berpikir sebentar, haruskah ia mendekati seseorang itu atau ia lanjut menuju rumahnya yang hanya melewati beberapa rumah lagi. Dan akhirnya karena kasihan, Zay mendekati seseorang itu. Yang ternyata orang itu adalah seseorang yang ia kenal.

***

Setelah Nancy berhasil membawa Juan sampai ke kamar tamu. Perempuan gila itu menghidupkan kamera handphone nya dan merekam saat dirinya melepaskan pakaian atas Juan dan memeluk cowok itu dengan mesra. Kemudian perempuan itu mengirimkan Vidio tersebut kepada sekretaris kekasihnya yang malang ini.

Setelah itu, ia melepaskan dress yang ia kenakan menyisakan pakaian dalamnya saja, ia mulai mendekati Juan lagi hendak menurunkan celana cowok itu. Tapi sebelum itu terjadi, handphone Nancy berbunyi. Ternyata panggilan dari managernya.

"APA!? GANGGU AJA LO!" Bentak Nancy dengan kesal setelah panggilan tersambung, padahal dirinya sedang di ujung nafsu untuk melakukan sex.

"Maaf nona, tapi Vidio anda yang waktu itu sudah semakin tersebar" jelas Felis yang sedang berusaha sabar untuk tidak mengatai wanita ular itu.

"YA LO URUS LAH, KENAPA LAPOR KE GUE, AWAS AJA SAMPAI BESOK MASALAH INI BELUM KELAR, ADEK LO JAMINANNYA!" Setelah itu Nancy mematikan handphonenya.

Kemudian dengan tak sabaran, ia mendekati Juan lagi. Ia mendekati wajahnya ke arah Juan, berawal dari mencium pipi cowok itu kemudian berangsur mendekati bibir Juan. Tapi sebelum bibirnya menyentuh bibir menggoda Juan. Dirinya sudah terhempas ke lantai. Karena Juan yang ia kira sudah tertidur pulas ternyata sudah terbangun saat Nancy menerima telvon dari managernya.

"Wanita licik!" Kata Juan lalu ia bangkit dari kasur, dan mendekati Nancy dengan tatapan membunuh.

"Juan!" Nancy terkejut melihat Juan yang masih tersadar.

"Lo pikir segampang itu buat melancarkan aksi lo?"

"Ya itu karena kamu gamau sentuh aku" jawab Nancy dengan lembut dan mengeluarkan air mata buayanya lagi.

"Ga usah pura-pura lagi bitch, gue udah tau semuanya!" jawab Juan muak. Sebenarnya kalau boleh jujur, kepalanya masih pusing akibat obat tidur yang diberikan wanita ular itu.

Kemudian Nancy mengeluarkan wajah aslinya. "Oh ternyata lo dah tau?" Ujarnya tersenyum picik.

"Ternyata Juan yang bodoh ini udah menyadari semuanya ya?"

Juan mengepalkan tangannya, ia enggan melihat ke arah Nancy yang hanya berpakaian dalam saja. Matanya tidak sudi melihat wanita manipulatif itu.

"Lo liat apa yang akan gue lakuin!" Kata Juan, kemudian cowok itu hendak berjalan meninggalkan rumah ini. Tapi tangannya di tahan.

Sama seperti ayahnya dulu, Nancy menurunkan egonya dan memohon kepada Juan. "Gue mohon, kali ini sentuh gue, gue udah ga tahan!" Erang Nancy prustasi.

"Lo pikir gue sama kayak pria-pria tua bangka yang sering tidur sama lo?" Jawab Juan menepis tangan kotor Nancy dari lengannya.
Nancy terkejut mendengar perkataan Juan. Darimana cowok itu tau?

"GUE MOHON JUAN!" Ternyata Nancy masih tidak tahu malu dan tidak mau menyerah.

"Dalam mimpi lo!"

Nancy menerjang Juan hendak mencium bibir cowok itu. Dengan terpaksa Juan mendorong Nancy dengan tenaga penuh yang membuat Nancy terjatuh dan kepalanya membentur sudut meja riasnya sendiri. Juan yang tidak peduli dengan kondisi Nancy pun berjalan keluar kamar dan memegang pelipisnya yang semakin pusing.

Sesampainya di luar rumah, ia tidak melihat satpam yang ia lihat saat baru datang tadi, dengan mandiri ia membuka gerbang lebar-lebar agar mobilnya dapat keluar. Belum sampai ia masuk ke dalam mobil, tubuhnya sudah terjatuh tergelatak di beton halaman rumah Nancy karena tidak mampu lagi menahan pusing di kepalanya lagi.

Haiiiii berhubung udah mencapai target, aku up lagi nih, rajin-rajin ya kasih vote, biar aku juga rajin buat double bahkan triple up, kalau aku sempat ngetik hehe.

Gimana perasaan kalian habis baca part ini? Gregetan ga? Coba komen.

Maaf ya jika ada kata atau kalimat yang bikin kalian ga nyaman.

Terima kasih buat yang udah baca dan vote cerita ini💚













Ponakan Crush (END+ TERBIT)Where stories live. Discover now