6. Tanggung jawab

1.8K 40 3
                                    

Tepat di siang hari, Clarissa datang ke apartemen Damian seperti janjinya kemarin. Namun ia tidak sendiri, melainkan bersama dengan kekasihnya—Samuel. Awalnya ia tidak tahu jika tadi malam Damian datang ke apartemen dan menginap pula di sana. Namun Samuel menceritakan semua kepadanya setelah pria itu tahu bahwa Clarissa sudah membawa Ester pergi ke sana untuk menetap satu malam karena masih dalam kondisi mabuk berat.

Dan di ruang tamu sekarang mereka berempat akhirnya bertemu. Duduk bersama di sofa, dengan posisi yang saling menghadap antara perempuan dan prianya.

"Jadi gitu ceritanya, maaf ya Dam. Karena kemarin udah biarin Ester tidur di sini tanpa sepengetahuan dan seizinmu."

Clarissa jelas harus mengakui kesalahannya atas Damian. Karena selain lancang, ia juga semena-mena membiarkan Ester sendirian di sana dengan kondisi tidak sepenuhnya sadar. Padahal justru saat kondisi seperti itu adalah saat yang berbahaya. Karena sudah jelas terbukti, jika Ester memang sangat berbahaya ketika ia sedang mabuk. Seperti contohnya tadi malam.

"Gak masalah, lagian juga aku mempersilakan kalian berdua nginep di sini kalau lagi butuh. Mangkanya aku kasih akses kunci masuk. Dan kemarin juga Samuel pergi sama aku, aku gak ngira kalau di apartemen ada orang. Karena dia langsung pulang ke rumah setelah dari sini."

Wajar saja jika Damian tak menduga jika di apartemennya sudah ada Ester. Karena jika Samuel tidak ke sana sudah sangat dipastikan jika Clarissa pun juga tak akan ke sana. Namun siapa sangka jika Ester lah yang berada di dalamnya saat kedua manusia itu pulang ke rumahnya masing-masing.

"Iya, aku juga baru tau semalem pas dia cerita habis anter Ester ke sini. Awalnya aku mau susulin lagi, tapi kata Clarissa gak usah. Karena udah terlanjur larut malem juga," imbuh Samuel kemudian.

Selama perbincangan itu, Ester hanya terdiam. Ia sama sekali tak memiliki kalimat apapun yang ingin dikatakan saat ini. Apalagi semalam ia juga tak meminta Clarissa untuk membawanya datang ke sana, jadi itu juga bukan sepenuhnya kesalahannya bukan?

"Ces, udah minta maaf belum?"

Clarissa menyenggol lengan Ester karena mendapati sahabatnya itu hanya terdiam sejak tadi.

"Ha? Aku? Buat apa?" tanyanya enteng.

"Semalem kamu udah nginep di sini tanpa seizin dia dulu. Jadi sekarang harus minta maaf."

Ester menghela napas berat. Bisikan pelan dari Clarissa barusan tentu membuatnya sangat jengah.

"Tapi aku gak minta untuk nginep di sini kan, Sa? Kenapa aku harus minta maaf? Harusnya dia yang minta maaf sama aku!"

Jawaban secara terang-terangan yang terlontar dari mulut Ester itu membuat kedua pria yang ada di depannya menoleh dan menatap ke arahnya.

"Ssttt, gak sopan. Mau gimana pun juga dia tetep lebih tua dari kita. Jadi jangan sembarangan ngomong, Ces. Lagian kenapa juga Damian yang mesti minta maaf sama kamu? Dia buat salah apa?"

Barulah Ester menyadari kekeliruan dari ucapannya sendiri. Ia terdiam sejenak dengan mengulum mulutnya. Mencari alasan yang masuk akal agar tidak membuat Clarissa ataupun Samuel curiga.

"Karena semalam—"

"Semalam dia nyaris ngusir aku dari sini. Padahal kan udah dini hari, masa iya biarin perempuan lagi setengah sadar pula buat pulang sendirian?" sambung Ester cepat untuk memotong kalimat yang hendak diucapkan oleh Damian barusan.

Tidak. Ia tidak akan menceritakan soal apapun tentang tadi malam kepada mereka. Sekalipun Clarissa adalah sahabat dekatnya sendiri. Karena menurutnya itu adalah hal yang memalukan. Aib yang memang tak seharusnya siapapun bisa tahu. Ia sudah repot-repot untuk mengobrak-abrik isi almari di kamar tamu, tempat beberapa baju milik Clarissa itu tersimpan hanya untuk mencari baju tebal dan juga long neck agar bisa menutupi lehernya yang penuh dengan kissmark tersebut.

One Night Sleep Where stories live. Discover now