9. Gadis Spesial

Começar do início
                                    

 "Aku bukan bagian dari mereka, jika kau lupa." Ucapnya dengan candaan.

 Aku tertawa. "Ya, tentu saja aku tidak lupa."

 "Banyak sekali yang kakak sepupuku bicarakan tentang kalian. Tapi kau tahu? Aku hanya mendengarkan lewat kuping kanan, lalu langsung keluar lewat kuping kiri."

 "Apa begitu tidak menariknya kami di matamu?"

 "Ya. Bagiku kalian hanya perkumpulan ahjussi tampan bertitle idol papan atas."

 Lagi-lagi gadis ini membuatku tertawa. Tanpa sadar obrolan itu membuat kami seakrab saat pertama kali bertemu.

 "Ada yang ingin kutanyakan padamu."

 Langkahku terhenti, begitupun dengan Cinta. Dia memandangku sekilas sebelum menunduk. 

 "Apa yang ingin kau tanyakan?"

 "Itu…", Sepertinya Cinta ragu-ragu.

 "Hm?"

 "Kenapa waktu itu kau tak bilang bahwa kau sebenarnya salah satu member Shining boys?"

 "Kau tak bertanya." Jawabku asal.

 "Nde?", Dia menatapku.

 "Seandainya waktu itu aku memberitahumu siapa diriku sebenarnya, apa yang akan kau lakukan?"

 Cinta tampak berpikir sejenak, lalu menatapku dan menjawab, "Entahlah. Tapi berkat kau aku ada disini."

 Aku terkejut atas pernyataannya. Sempat kupikir mungkin saja Cinta sudah tahu bahwa dia menjadi salah satu pemenang event karena aku. Dan aku sudah menyiapkan jawaban untuk menjelaskan tentang hal itu. Ku pikir aku akan mengatakan semua kebenaran yang kusimpan pada Cinta. Tapi kemudian kalimat selanjutnya mengurungkan niatku.

 "Karena kau meyakinkanku untuk datang. Dan juga tentang hadiah tiket ke Korea."

 Aku tersenyum, ternyata Cinta belum tahu jika aku yang merencanakan kemenangannya. "Apa kau benar-benar meyakininya?"

 Cinta tertawa, "Sejujurnya ku anggap ucapanmu hanya sebuah gurauan. Tapi hati kecilku sangat berharap bahwa hadiah seperti itu benar-benar ada."

 "Dan itu menjadi kenyataan." Lanjutku.

 "Bagaimanapun, terima kasih. Kau telah membantuku mewujudkan salah satu impianku."

 "Jika tidak salah ingat, waktu itu kau bicara tentang ingin bertemu seseorang."

 "Ah, iya. Maksudmu sahabatku Kim Ae Ra?"

 "Iya. Apa kau masih mencarinya?"

 "Sebenarnya aku merasa sangat kesal. Aku sudah berada dekat dengannya tapi belum ada kabar baik darinya"

 "Semoga segera."

 "Terima kasih."

 Hatiku bertanya-tanya, kapan kau akan bosan menunggu kabar darinya? Kapan kau akan berhenti mencarinya? Aku tidak sanggup jika harus mengatakan yang sebenarnya, karena hatiku pun masih menyangkal kebenaran itu. Mungkin aku akan mengatakan semuanya setelah semua keinginan Ae Ra terpenuhi. Karena bagi Ae Ra kau bukan hanya sekedar teman, tapi juga salah satu orang yang sangat spesial dalam hidupnya. Cinta, maafkan aku.

 Cinta berhenti melangkah ketika sampai di pintu belakang gedung utama, begitupun denganku.

 "Oppa, sebaiknya kita berjalan terpisah." Ucapnya tanpa menatapku.

 "Wae?"

 "Aku hanya merasa kurang nyaman jika yang lain melihat kita datang bersama." Jawabnya yang masih enggan menatapku. 

 "Kenapa kau merasa kurang nyaman?"

 "Jangan tersinggung, maafkan aku." Kini dia menatapku meski hanya sekilas. "Aku hanya tidak ingin teman-teman iri padaku karena aku datang bersama idola mereka. Terutama kak Ana. Dia sangat mengidolakanmu dan juga leader mu itu."

 Apa yang Cinta katakan masuk akal. Jika itu terjadi, kemungkinan mereka akan melakukan hal buruk lagi pada Cinta. Aku tahu, dua gadis yang mengambil paspor dan visa Cinta adalah peserta tur gratis itu. 

 "Cinta"

 "Hm?"

 "Apa kau punya masalah dengan salah satu teman tur mu?"

 Cinta tampak berpikiran, "Sepertinya aku tidak punya masalah apapun dengan mereka. Ada apa?"

 "Ah, bukan apa-apa. Lupakan saja pertanyaanku tadi."

 "Kalau begitu sampai jumpa." Pamit Cinta.

 Aku berhenti di taman, sementara Cinta melangkah lebih dulu menuju gedung belakang. Ketika Cinta tak terlihat lagi, barulah aku pergi menuju ke tempat yang sama dengannya.

 Ketika aku sampai di gedung belakang, ternyata acara lelang sudah dimulai. Ji Soo hyung menjadi pembawa acara dalam acara amal itu. Aku bergabung bersama artis SS yang lain, di seberang kulihat Cinta yang sedang tertawa bersama teman-temannya, salah satunya gadis yang aku tahu bahwa dialah yang membuang paspor dan visa Cinta. Sebenarnya kenapa mereka melakukan itu padanya? Entah kenapa, hal itu sedikit menggangguku.

My Idol, My AhjussiOnde histórias criam vida. Descubra agora