11

94 12 1
                                    

Assalamualaikum, hai. Kembali lagi dengan watashi.

Seperti biasa banyakin vote nya, kalau ada typo tolong tinggalkan jejak, and share ke teman kalian oke?

Udah gak usah banyak cincong langsung aja lesgo🦆

Udah gak usah banyak cincong langsung aja lesgo🦆

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

******

"Ciee gue baru tau, ternyata Leona cantik juga ya" Puji Luna setelah melihat penampilan Leona dari atas, samping, bawah kayak orang beda tapi ternyata orang yang sama.

Leona memutar bola mata malas, bukan tidak suka dipuji tapi kalau ngatain hal yang sama dan berulang-ulang ya eneg jugalah.

"Ini kalo diterbangin angin gimana? " Tanya Leona khawatir karena baju gamis yang dipakainya agak lebar bawahnya.

"Ya gak gimana gimana, Naa" Jawab Lika asal.

Leona tersenyum manis dengan jawaban Lika. "Jawaban lo gak ngebantu"

"Pakai celana aja" Usul Lisa yang jauh lebih membantu.

Leona mengangguk dan mencari celana panjang yang nyaman untuk dipakai.

.

.

.

"Et dah buset, ada yang tobat nih" Sindir Amel terang terangan saat melihat keempat cewek masuk ke masjid, terutama Leona yang memakai pakaian gamis.

"Ente kadang kiding minta disleding yah" Kesal Leona naik darah.

Lisa menghela nafas melihat duo cewek yang tidak mau ngalah kalau ketemu bakalan ngereog. "Udah jangan dilanjutin Naa" Lisa segera menarik tangan Leona menjauh dari mereka.

"Nathan" Panggil Akbar berjalan menuju orang yang menoleh ke arah nya sambil menaikkan satu alis.

"Katanya Kyai, dia gak bisa jadi imam sekarang karena ada urusan dengan Iril, terus minta lo jadi imamnya" Nathan mengerutkan dahinya.

"Kenapa ngak lo aja? " Tanya Nathan, kan sebelum ada dirinya ada Akbar dan Iril yang menggantikan kalau Abah nya gak bisa jadi imam, tapi kali ini kenapa harus dirinya?

Akbar menarik nafas panjang untuk menjelaskan, walaupun sebenarnya agak malas kalau dirinya harus menjelaskan sesuatu panjang kali tinggi. "Sekarang kan piket gue yang keliling pesantren buat ngecek mereka semua udah kemasjid atau belum, dan masalah Ali dia temenin gue karena Iril kan masih ada keperluan dengan Kyai"

"Oh" Hanya itu jawaban Nathan, ingin sekali Akbar menonjok wajahnya namun ia urungkan karena harus bergegas pergi mengecek para santri.

Setelah melihat kepergian Akbar, Nathan segera menuju ke masjid dan melihat jam tangannya sudah memasuki waktunya sholat Maghrib.

"Kapan ya Gus Nathan bisa jadi imam lagi? "

"Iya udah lama banget gak jadi makmum nya calon suami gue"

Pesantren Unlimited EditionМесто, где живут истории. Откройте их для себя