09 - Nice Song

11 1 0
                                    

Biasanya, ketika ada orang yang penasaran dengan sosok seorang Chandra Wishnu Kusmawan, mereka akan bisa langsung menilai saat mengunjungi profil instagram sang pria. Hanya dengan melihat 2 hingga 5 postingan, semua bisa dengan mudah menyimpulkan bahwa Chandra adalah pria yang memiliki privilege dan memanfaatkan privilege yang dimilikinya dengan baik---terlalu baik hingga menjerat hati banyak wanita. Namun kini, banyak orang memiliki pertanyaan yang sama di benak mereka ketika melihat profil instagram sang pria.

Ini beneran Chandra?

Sejak mendengar nasihat dari Raphael---teman Seno yang sedikit misterius namun terlihat lebih berpengalaman darinya---Chandra menghapus beberapa postingan di instagramnya. Ia benar-benar menyeleksi foto-foto yang tetap bertahan di sosial medianya itu, dan melenyapkan beberapa foto yang menurutnya menunjukkan sosok playboy.

Tentu saja semua foto yang berkaitan dengan wanita dan wajahnya yang tampan.

Setelah sukses memilah foto-foto pada instagram miliknya, pria itu beralih mengunggah foto-foto yang berkaitan dengan alam atau seni---ide yang ia dapatkan seusai melakukan stalking pada akun instagram Letty. Tidak hanya itu, ia juga sering menyematkan story berupa lagu-lagu dari penyanyi bersuara emas yang diidolakan wanita jutek incarannya saat ini---fakta yang ia dapatkan setelah menyogok Ayodya dengan foto 'aib' Dwino.

Sekarang, setelah berlalu lebih dari tiga minggu tanpa ada respon apapun dari wanita incarannya dan hampir membuat Chandra menyesal telah mendengarkan usul Raphael, Chandra hampir saja membanting ponselnya saat mendapati Letty menyukai postingan miliknya terkait foto langit yang ia ambil beberapa waktu lalu saat jalan-jalan sore dengan anjingnya. Matanya terbelalak lebar, ada rasa tidak percaya bahwa wanita jutek yang sulit mengingat namanya itu, baru saja menyukai foto penampakan langit senja yang ia unggah beberapa menit lalu---tunggu.

Jari-jari Chandra bergerak dengan cepat, memeriksa notifikasi instagramnya---dan yang ia temukan membuat seringai terbit pada wajahnya.

"Got you."


---


"Ngapain lo cengar-cengir gitu?"

Tatapan heran yang dilemparkan padanya tidak membuat mood Chandra surut. Pria itu justru terkekeh, menggeleng-gelengkan kepala sembari menatap jalanan dari balik kaca ruangannya. "Lo percaya nggak, kalo senja bisa bawa luck?"

Yonathan mengerutkan keningnya, "Maksud lo?"

Chandra kembali terkekeh. Ia menatap Yonathan melalui pantulan kaca, "Percaya nggak, kalo gue baru aja sukses got her attention gara-gara gue upload foto langit?"

Bapak satu anak itu terdiam selama beberapa saat. Otaknya bekerja keras mengolah informasi yang baru saja diterimanya. Yonathan memiringkan kepalanya, teringat akan topik hangat yang akhir-akhir ini sering diperbincangkan oleh teman-temannya saat mereka berkumpul.

"Jangan bilang lo lagi bahas soal temannya Annika itu?"

Chandra mengangguk pelan. Matanya yang sibuk menelisik kendaraan yang bergerak di bawah, seketika berbinar. Ia mengeluarkan ponselnya dengan cepat, dan menangkap pemandangan itu setelah menemukan sudut pengambilan foto yang tepat.

"Kok bisa cewek itu akhirnya notice lo?"

Alih-alih menjawab pertanyaan Yonathan, pria jangkung itu membuka aplikasi instagram dan mengunggah hasil jepretannya pada story---tidak lupa menyematkan lagu favorit sang target. Puas, Chandra membuka aplikasi pemutar lagu dan memutar lagu yang akhir-akhir ini menyapa indra pendengarannya.

I'm so into you, I can barely breathe.
And all I wanna do, is to fall in deep-

"Sejak kapan lo suka Ari?"

"Hm?"

Ekspresi bingung Chandra membuat Yonathan menghela napas pelan. "Lo daritadi nggak denger gue ngomong ya?"

"Tadi lo ngajak ngobrol gue?"

Yonathan memutar kedua bola matanya, menahan keinginan untuk mengacungkan jari tengah pada sahabatnya yang kembali sibuk dengan ponsel yang sejak tadi belum terlepas dari tangan sang pria.

"Info terakhir yang gue dapet, lo belum sukses dapetin perhatian cewek itu---dan hampir dicincang Annika. Kenapa tiba-tiba cewek itu respon elo?"

Pertanyaan itu sukses mengembalikan senyuman lebar pada wajah Chandra. Pria itu menceritakan pertemuannya dengan Raphael serta usulan yang disampaikan teman misterius Seno itu, dan berakhir dengan usahanya selama tiga minggu lebih yang membuahkan hasil.

"Lo tau? Barusan Letty reply story gue dengan nice song. NICE SONG Than! Cewek, yang nggak inget nama gue, akhirnya follow back gue, like foto gue, bahkan leave a reply on my story! Gila!"

Berbanding terbalik dengan Chandra yang bersemangat, Yonathan menggelengkan kepala---merasa temannya sudah 'gila'. "Terus? Setelah si Letty ini notice lo, langkah lo selanjutnya apa?"

Chandra bersidekap, menatap Yonathan seolah sahabatnya memiliki jawaban atas pertanyaan yang terlintas di benaknya juga. Sayangnya, sang sahabat mengedikkan bahu.

"Kalo lo pikir gue punya jawaban untuk pertanyaan tadi, lo salah. Menurut lo aja, kalo gue berpengalaman di bidang ini gue bakal jadi duda anak satu apa nggak?"

"Lo bukan duda," sanggah Chandra.

"Terus?"

Chandra menyunggingkan senyuman jahil, "Lo duren. Duda keren."

Kali ini Yonathan tidak menahan diri untuk memukul kepala Chandra dengan lembaran kertas yang sejak tadi hanya menjadi hiasan di atas meja. "Mulut lo."

"Tapi gue bener kan? Lagian lo jadi duda bukan karena keinginan lo. Bundanya Ibi yang salah, bukan lo."

Yonathan mendengus, beralih mengibaskan kertas tepat di depan wajah Chandra. "Daripada lo bahas urusan percintaan gue yang non-existent, lo baca aja ini laporan dari sekretaris lo."

Chandra mengeryit, menepis kertas yang dilambaikan oleh Yonathan. "Eh tapi gue serius. Lo nggak ada saran buat langkah gue selanjutnya? Apa aja deh. Gue males banget kalo berurusan lagi sama Rafa."

"Cowok misterius yang lo bilang tadi?"

Chandra menganggukkan kepalanya. "Selain gue merasa dia jadiin gue badutnya, nggak menjamin cowok itu nggak ember soal gue ke Annika. Dia salah satu kenalannya Annika, by the way."

Kedua alis Yonathan terangkat mendengar informasi baru itu. "Oh ya? Calonnya Seno emang beda ya.."

"Gue sih ogah kalo dapet cewek kayak Annika. Backingannya serem." Chandra bergidik saat teringat wajah Yoga serta Raphael. "Anyway, gimana? Lo nggak terpikirkan sesuatu gitu buat rencana gue berjalan mulus?"

Yonathan terdiam. Pria itu ikut bersidekap. "Berhubung kita lagi ngomongin Annika... gue rasa lo harus jalin hubungan yang baik dulu sama Annika, kalo lo mau dapetin si Letty ini. Soalnya halangan terbesar lo ya...Annika."

Ekspresi masam tertera pada wajah Chandra. "The problem is...terakhir gue ketemu sama dia, suasananya udah nggak enak. Gue merasa udah ditolak grup kecil mereka itu."

Yonathan menghela napas pelan, "Gue yakin cara lo yang salah. Lo nggak boleh maksa masuk ke circle mereka. Sulit. Ibaratnya lo orang luar, tiba-tiba masuk ke rumah orang lain tanpa ijin bertamu. Tentu aja lo bakal ditolak mentah-mentah."

"Gue nggak maksa--"

"Anyway, gue ada ide," potong Yonathan. "Gue nggak yakin ini berhasil, tapi lo bisa coba dengan lebih sering hang out sama Seno--atau, lo pergi ke café Aya. Tapi, lo harus pastiin setiap lo dateng, ada Annika. Nggak usah sok akrab, cukup buat Annika terbiasa dengan kehadiran lo di lingkupnya dia."

"Terus kalo dia udah terbiasa?"

Senyum kecil terulas pada wajah Yonathan.

"Then, she will be the first one who say hi."

×××

Siapa yang kangen sama Buaya Sungai kitaaa?? 🙋🏻‍♀️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pawang BuayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang