06 - Boleh Ikut?

16 4 0
                                    

“Nyokap lo?”

Chandra menoleh, melemparkan tatapan bertanya pada Yonathan yang baru saja datang.

Ayah dari Gabriel itu hanya mengedikkan bahu, “Ekspresi lo kayak bete banget. Gue cuma nebak aja sih. Biasanya lo gitu kalau ada sangkut pautnya sama nyokap lo.”

Mulut Chandra membentuk huruf ‘o’, mengerti kenapa sahabatnya secara tiba - tiba membawa sang ibu. Mood-nya memang memburuk sejak ia tiba di kantor dan mendengar laporan kalau seseorang yang sudah membuat janji dengannya tak kunjung datang hingga detik ini.

“Nggak. Nyokap baik - baik aja di rumah sama cowok barunya. By the way, lo dapet kabar dari Dwino? Dari pagi gue hubungin dia nggak ada balasan satu pun.”

Yonathan menggelengkan kepala, beralih menatap Benjamin yang sibuk dengan ponselnya. “Sekarang Rabu ya? Seinget gue, Dwino tiap Rabu ada acara bonding sama Aya. Kenapa emang?”

Chandra menghela napas kasar. Ekspresi pria itu semakin keruh saat mendengar jawaban Yonathan.

“Gue udah janjian dari bulan lalu, hari ini bakal bahas proyek hotel Bokap,” ucap Chandra sembari mengeluarkan ponselnya dari saku dengan kasar.

Yonathan terdiam, mengamati Chandra yang kini mengetik dengan cepat dan meletakkan ponsel tepat di telinganya. Pria itu menghela napas pelan saat Chandra mengumpat---sudah jelas kalau teman mereka yang terkenal sangat bucin itu tidak menerima panggilan Chandra.

“Coba lo kontak Aya. Biasanya Aya fast respon. Lo punya nomernya kan?” saran Yonathan.

Tanpa menjawab pertanyaan Yonathan, Chandra dengan cepat mencari kontak Ayodya. Jarinya bergerak cepat menekan tanda panggilan.

Halo?

Seketika ekspresi Chandra menjadi cerah saat suara Ayodya terdengar. Baru saja mulutnya terbuka demi membalas sapaan Ayodya, suara yang sangat sangat familiar menyapa indra pendengarannya.

Chan? Ngapain lo telpon Aya?

“HEH kulkas! Gue udah nungguin lo dari jam 8 sampai pantat gue panas banget rasanya. Lo lupa ya kalau kita mau meeting hari ini?!”

Hm? Bukannya gue udah ngabarin sekretaris lo kalau hari ini gue nggak bisa? Lo belum tahu?

Chandra mengerutkan dahinya. “Sekretaris gue?”

Iya. Gue udah bilang buat diundur. Hari ini Aya minta tolong gue buat nganterin dia sama Letty cari gaun---”

“Letty?!” ucap Chandra, membulatkan matanya saat mendengar nama wanita yang saat ini sedang menjadi incarannya.

Hm.

Chandra terdiam selama beberapa saat, saling bertatapan dengan Benjamin yang kini menyunggingkan senyum lebar sembari menaik turunkan alisnya. Yonathan---yang tidak tahu apa yang ada di pikiran kedua sahabatnya---memilih untuk duduk di samping Chandra dan mendekatkan telinganya pada ponsel Chandra.

Usaha demi menguping pembicaraan Chandra dan Dwino.

It’s your chance, Chandra,” bisik Benjamin.

Pawang BuayaWhere stories live. Discover now